Bab 1054
Saat sedang memikirkan rencana, Adriel tiba-tiba menyadari bahwa
dia sepertinya harus menangani urusan yang lain.
"Adriel..." panggil Yunna sambil berjalan menghampiri
Adriel, lalu dia bertanya dengan mata berbinar, "Apa kamu punya waktu
untuk berbicara denganku?"
"Tentu saja punya waktu," jawab Adriel.
Adriel tersenyum dan memegang tangan Yunna dengan alami, kemudian
mereka berjalan keluar.
Komplek Vila Varka sangat luas, terletak di lereng gunung dan
dekat dengan jalan setapak.
Mereka berdua berjalan dengan santai, tetapi wajah Yunna sedikit
memerah dan dia berkata, "Adriel, kalau begitu... apa hubungan kita
sekarang?"
Mendengar kalimat ini, Adriel yang selalu mempertahankan citra
yang tinggi agak tidak bisa menahan diri.
Sebagai seorang pria, paling takut mendapat pertanyaan ini.
Terutama karena masih ada banyak wanita di sisi Adriel, tidak baik
bersalah terhadap siapa pun. Ini benar-benar pertanyaan yang sulit dijawab!
Namun, setelah Adriel memikirkannya selama tiga detik, dia
berkata, "Persahabatan yang intim."
Yunna terdiam.
Wajah Yunna menunjukkan ekspresi kekecewaan dan hatinya langsung
menjadi muram.
Adriel agak menggaruk kepalanya dan hendak menjelaskan kepada
Yunna tentang kedalaman peribahasa bahasa Negara Elang.
"Nggak perlu dikatakan lagi, aku sudah mengerti," ucap
Yunna sambil mengatupkan bibirnya.
"Nggak, kamu nggak mengerti," balas Adriel segera
memperbaiki.
Namun, Yunna malah segera menghibur dan berkata, "Aku tahu
kamu punya kesulitan... "
Yunna menghela napas dalam dalam. Sepertinya tubuh Adriel masih
belum sehat, dalam hal itu.
Jika tidak, bagaimana mungkin Adriel mempertahankan persahabatan
yang intim dengan dirinya.
Yunna bisa merasakan perasaan Adriel terhadapnya!
Awalnya, Yunna berniat berkomunikasi lebih lanjut dengan Adriel,
tetapi demi melindungi harga diri prianya, dia terpaksa menundanya...
"Kamu jangan khawatir, Adriel. Aku akan menunggumu,"
ujar Yunna dengan tegas.
Adriel tertegun dan berpikir, apakah kamu telah salah paham?
"Adriel, ceritakanlah apa yang terjadi denganmu belakangan
ini," ucap Yunna dengan tidak sabar.
Selanjutnya, Yunna mengelilingi Adriel dan terus bertanya, dia
ingin tahu segala hal yang terjadi pada Adriel selama beberapa waktu ini
Namun, Yunna malah tidak membicarakan seberapa banyak penderitaan
yang telah dia alami selama tinggal di keluarga Surya, dia menepisnya, jelas
tidak ingin membuat Adriel khawatir.
Sementara Adriel juga merasa rileks dan nyaman dalam suasana ini.
Bahkan Adriel mulai mempertimbangkan untuk membantu Yunna
berlatih. Yunna telah memakan Pil Racun Sembilan Spiritual yang ditinggalkan
oleh Tabib Agung dan mencapai tubuh beracun, ini dianggap sebagai kualitas
tubuh yang baik untuk berlatih.
"Yunna, apakah kamu mau memulai perjalanan kultivasi?"
tanya Adriel.
Adriel dengan alami mengubah panggilan.
Jalan kultivasi sangat sulit, ini tergantung pada apakah Yunna mau
atau tidak, dirinya tidak bisa memaksa orang lain!
Yunna menjawab tanpa pikir panjang, "Aku mau!"
"Jalan kultivasimu akan sangat sulit," ucap Adriel
dengan serius. Ini bukanlah bualan, mempraktikkan tubuh beracun memang bukan
hal yang mudah.
"Jalan kultivasi yang berbeda berarti kecepatan latihan
sangat cepat, 'kan? Cocok untukku!" ujar Yunna dengan tegas. Namun, dia
malah menatap Adriel dalam-dalam dan diam-diam berpikir bahwa Adriel sekarang
sudah berdiri di puncak Kota Majaya.
Perbedaan antara dirinya dengan Adriel makin besar, hanya dengan
berkultivasi, dirinya baru memiliki kemungkinan untuk mengejar langkah langkah
Adriel!
Adriel dapat membaca pikiran Yunna tanpa perlu menggunakan teknik
membaca pikiran. Adriel agak terharu, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau
begitu, kita sepakat. Setelah tiga bulan berlalu, kamu bisa mulai berlatih
secara resmi. Ambillah teknik lilitan sutra ini dan gunakan untuk memperkuat
tubuhmu.
Teknik pengembangan energi internal adalah teknik dasar yang
sangat cocok untuk wanita merawat kesehatan tubuh dan mengembangkan
fleksibilitas diri sepenuhnya. Selain itu, teknik ini terlalu dasar sehingga
pada dasarnya tidak memerlukan bantuan orang lain untuk mengajarkannya.
Sementara itu, Yunna yang mendapatkan teknik bela diri langsung
tidak sabar dan segera kembali berlatih. Seolah-olah dia ingin segera membantu
Adriel dan dia memiliki banyak hal yang harus dilakukan selanjutnya.
Misalnya mendiskusikan langkah selanjutnya dengan ayah, kakak dan
adiknya apakah mau mengalihkan fokus serta menangani urusan keluarga Millano
bersama-sama..
"Pergi begitu saja? Bukankah hubungan kita adalah
persahabatan yang intim? Kamu nggak mau intim denganku dulu?" gumam Adriel.
No comments: