Bab 1056
"Semua berkat bantuan Tuan Suci," kata Yudhistira
Yudhistira merasakan keharuan yang mendalam di dalam hatinya.
Awalnya, dia berpikir setelah menjadi seorang master puncak
tingkat satu, dia bisa membantu Adriel. Namun, Adriel sekarang sudah menjadi
Raja kota Majaya.
Tidak peduli seberapa keras dia berusaha, rasanya sulit mengejar
langkah Adriel.
Adriel tersenyum sambil berbincang ringan dengan Yudhistira.
Tidak ada sedikit pun rasa menjauh meskipun statusnya telah
meningkat, membuat orang merasa nyaman dan akrab.
Yudhistira memang menghormatinya sebagai Tuan Suci, tetapi Adriel
menganggap Yudhistira sebagai teman.
Adriel membawa mereka masuk ke dalam rumah sakit rehabilitasi,
lalu memilih ruang tamu secara acak untuk duduk. Yudhistira dengan sukarela
menyeduh teh.
"Pak Michael ingin bicara tentang guruku?" tanya Adriel.
Ekspresi Michael menjadi serius dan dia berkata, " Tuan Suci,
sebenarnya dua tahun lalu ada seseorang yang datang mencariku, menanyakan
keberadaan Tabib Agung."
"Hmm?" Wajah Adriel langsung menjadi serius, dia
menatapnya dan bertanya, "Kenapa dia mencarimu?
Yudhistira juga tampak terkejut.
Hanya sedikit orang yang tahu bahwa Michael pernah diselamatkan
oleh Tabib Agung. Orang yang bisa menemukannya pasti memiliki pengaruh yang
luar biasal
"Dulu, saat aku terinfeksi penyakit racun darah, Tabib
Agung-lah yang menyelamatkanku. Meski sedikit orang yang tahu, kalau ada yang
benar- benar berusaha mencari informasi, mereka pasti bisa menemukannya,"
kata Michael.
Lalu, dia lanjut berkata, "Orang itu tidak hanya mencariku,
dia sedang mencari siapa saja yang berhubungan dengan Tabib Agung!"
"Tapi Tabib Agung sangat sulit dilacak, aku mana tahu
keberadaannya, jadi aku nggak mengatakan apa -apa."
Adriel mengangguk sedikit, wajahnya serius, lalu berkata,
"Apa dia teman?"
Kalau musuh, kemungkinan besar dia akan langsung membunuhi
Michael.
"Mungkin bukan musuh, dia seorang wanita cantik, "balas
Michael.
Michael menggelengkan kepala, wajahnya tampak aneh saat berkata,
"Saat bicara, dia terus mengutuk Tabib Agung karena pergi tanpa pamit,
mengatakan dia pria brengsek. Tapi dia sepertinya tahu bahwa Tabib Agung sedang
mencari penerus, jadi dia bersumpah akan membunuh penerus Tabib Agung untuk
memaksa Tabib Agung muncul!"
Astaga!
Kepala Adriel langsung terasa seperti meledak.
Apakah ini utang cinta yang ditinggalkan guru di luar sana?
Masalahnya, ini utang yang ditinggalkan guru, kenapa dia yang
harus dibunuh?!
Dia tidak salah apa-apa!
"Lalu apa yang terjadi?" tanya Adriel dengan wajah
muram.
"Itu terjadi dua tahun lalu. Aku nggak tahu tentang kamu saat
itu, jadi tentu saja aku nggak mengatakan apa-apa. Sebelum pergi, dia
meninggalkan kontak dan berkata jika ada berita tentangmu atau penerus Tabib
Agung, bawa saja tanda ini ke pejabat di kota Srijaya, dia akan memberikan
hadiah besar."
Setelah berkata begitu, dia mengeluarkan sebuah kotak dari
sakunya. Setelah dibuka, di dalamnya terdapat sebuah lencana.
Di atasnya tertulis satu huruf "Janita", dengan tulisan
yang elegan, tetapi membuat sudut mulut Adriel sedikit berkedut.
Karena benda itu memancarkan aura kekuatan yang sangat kuat!
Lebih kuat dari lencana milik ayahnya yang dulu!
Ini pasti tingkat master dunia, 'kan?!
"Apa dia memakai liontin giok seperti ini?" tanya
Adriel.
Adriel menarik napas dalam dalam, lalu menggambar bentuk liontin
giok di selembar kertas.
"Benar, benar, dia memakainya! Bagaimana kamu tahu?!"
tanya Michael dengan terkejut ketika melihatnya.
Kepala Adriel makin pusing. Ini adalah liontin giok roh obat ...
No comments: