Bab 1067
Setelah Ana terdian untuk beberapa lama, tatapannya menjadi rumit
dan dia berkata perlahan, "Saat itu, ketika aku berusia lima belas tahun,
aku menyelamatkan seorang pria yang terluka parah. Dia adalah ayah kandung
Yasmin..."
Adriel tidak mengatakan apa-apa, hanya menatapnya dengan tenang.
Ana tenggelam dalam ingatannya. Suaranya terdengar lembut dan
pelan, "Saat itu, keluargaku cuma seorang nelayan biasa di pantai. Kedua
orang tuaku adalah orang yang bertanggung jawab. Bagaimana mungkin aku nggak
membantu orang lain saat mereka mengalami kesulitan?"
"Awalnya dia sangat sopan, tapi setelah pulih dari lukanya,
dia... memperkosaku. Orang tuaku mengetahuinya, lalu pria itu membunuh
mereka."
Nada suaranya tenang, seolah-olah dia sedang menceritakan kisah
lain. Namun, kedua tangannya memegang cangkir erat erat, terlihat jelas bahwa
hatinya sedang tidak tenang.
Masyarakat sederhaņa menyelamatkan orang lain dengan niat baik,
tetapi justru dibunuh.
Wajah Adriel berangsur-angsur menjadi dingin. Suaranya dipenuhi
dengan niat membunuh dan bertanya, "Siapa namanya?"
"Darna Romli! Saat dia membunuh orang tuaku dan membawaku ke
Kota Sentana, aku ingat ada halaman rumah yang luas..."
"Aku sedang mengandung anaknya dan dia tampak bahagia. Tapi
kebahagiaan seperti itu sepertinya sedang membesarkan seekor sapi di rumah dan
membuat dia berlaku seenaknya..."
"Baru setelah aku melahirkan Yasmin, pengawasan terhadapku
dilonggarkan. Begitu aku menemukan peluang dan mengetahui situasinya, aku
melarikan diri. Lalu, aku bersembunyi di sana-sini dan datang ke Kota
Silas..."
Ketika Ana menceritakan sampai sini, dia tidak bisa menahan diri
untuk tidak melihat ke arah Adriel, lalu berkata dengan ragu-ragu,
"Semuanya benar- benar sudah berakhir. Aku nggak berharap untuk bisa
membalas dendam setelah bertahun-tahun berlalu."
Namun, Adriel tampak hanya sedang berpikir.
Kota Sentana ...
Kota Sentana adalah pusat Negara Elang. Ada banyak kekuatan besar
dan keluarga besar di sini. Keluarga berkekuatan besar ini sering kali memiliki
petarung yang kuat tingkat ilahi di wilayah mereka.
Di sana ada banyak rumah dengan halaman yang luas. Rumah seperti
ini tidak bisa dimiliki oleh seseorang, kecuali oleh pejabat tinggi.
Kekuatan orang ini begitu besar sehingga Adriel juga tidak menduganya.
"Adriel, sudah bertahun-tahun berlalu. Mari kita jalani hidup
yang baik dan jangan memikirkan kejadian yang sudah terjadi di masa lalu itu
lagi... "
Ana menyahut dengan nada cemas. Dia ingin membalas dendam, tetapi
dia benar-benar tidak ingin membahayakan Adriel. Ana takut Adriel akan
melakukan tindakan yang tidak masuk akal.
"Jangan khawatir. Nggak butuh waktu lama sebelum aku bisa
membunuh keluarga kaya di Kota Sentana itu," jawab Adriel sambil
tersenyurn.
Ini adalah kepercayaan diri yang diwarisi dari Dewa Obat.
Ana tersenyum tak berdaya, lalu bersandar pada lengan Adriel. Dia
merasa bahwa lengan Adriel kokoh dan kuat, membuatnya merasa sangat aman.
Dengan keberadaan Adriel di sini, sepertinya semua dendam yang tak
terlupakan di masa lalu bisa dilupakan. Ana hanya ingin menjaga Adriel seperti
ini selama sisa hidupnya.
Biarkan masa lalu pergi begitu saja.
Sementara itu, di sisi lain.
Yasmin berjalan keluar. Dia tersesat sehingga dia berjalan ke tepi
Sungai Alken tanpa menyadarinya. Pemandangannya di depannya sangat terbuka dan
sungai mengalir hingga tidak ada habisnya. Seolah bisa menenangkan tubuh dan
pikirannya.
Namun, sekarang Yasmin hanya ingin melompat.
"Aku nggak akan menyerah! Aku nggak boleh mati!"
Wajah Yasmin tiba-tiba berubah, lalu dia bergumam dengan getir,
"Aku nggak bisa memberikan segalanya kepada Adriel si binatang itu!"
"Adriel, kenapa kamu harus bangkit? Kenapa kamu nggak tinggal
di ruang bawah tanah itu saja? Bayar kembali utangmu padaku!"
Saat itu, ketika Yasmin masih penakut dan miskin, dia memasuki
rumah keluarga Lavali. Adriel memberinya permen, sambil berkata bahwa tempat
itu akan menjadi rumah Yasmin suatu hari nanti.
Yasmin percaya, tetapi kenapa ibunya justru memanggil Adriel
sebagai Tuan Muda dan memintanya berlutut dan bersujud kepada seluruh keluarga
Lavali?
Aku juga masih anak-anak!
Aku belajar lebih baik darimu dan punya kemampuan lebih baik
darimu!
Namun, saat aku keluar, siapa pun berkata bahwa aku adalah anjing
yang diadopsi oleh keluarga Lavali. Ariel bisa melakukan apa pun yang dia
inginkan padaku.
Selanjutnya, aku menjadi budak Adriel.
Kamu mengusir orang-orang itu dan mengatakan kamu ingin
melindungiku.
Namun, siapa yang peduli kamu ingin melindungiku?
Sumber dari semua ini adalah keluargamu!
Akhirnya aku berhasil menginjakmu dan melakukan semua hal yang
sudah aku impikan.
Kenapa kamu masih bisa bangkit?
Saat memikirkan hal ini, hati Yasmin dipenuhi dengan kebencian
hingga hampir meledak.
"Adriel, aku akan menginjakmu lagi! Aku akan membunuhmu!"
"Bu, kamu juga sudah buta. Nggak ada kepedulian atau
dermawan. Mereka cuma ingin mencari anjing yang setia!"
"Sekarang, kamu masih saja membela Adriel!"
"Aku akan membuktikan kalau kamu sudah salah! Kamu salah
besar!"
"Suatu hari nanti, aku akan membunuh Adriel."
Pada saat ini, tiba-tiba terdengar suara tawa samar dan menyahut,
"Kamu ingin membunuh Adriel?"
Yasmin berbalik terkejut. Dia melihat bahwa orang yang berdiri di
depannya adalah seorang pria tua berusia lebih dari 50 tahun. Dia tampak tenang
dan acuh tak acuh, menatapnya dengan senyuman di matanya.
"Siapa kamu?"
Yasmin terkesiap dan tanpa sadar mundur beberapa langkah. Dia
hanya ingin meneriakkan kata-kata ini sendiri dan tidak berniat membiarkan
orang lain mendengarnya.
Adriel memiliki banyak antek, tidak ada jaminan bahwa orang ini
akan mengkhianati dan mengatakan yang sebenarnya.
"Aku adalah orang yang akan membantumu membunuh Adriel,"
sahut Winsen.
"Kamu ingin ... membunuh Adriel?" ulang Yasmin tidak
dapat memercayainya. Dia kembali menambahkan, "Adriel adalah master puncak
tingkat empat."
"Aku tahu, kok," jawab Winsen mengangguk setuju.
"Adriel didukung oleh tiga Guru Bumi!"
"Aku tahu," jawab Winsen tersenyum lagi.
"Kamu ..."
No comments: