Bab 1068
Yasmin terkejut. Lalu dia menyadari bahwa pria tua itu memiliki
aura yang kuat dan tidak seperti orang biasa. Sorot matanya tampak tenang
dengan keyakinan meremehkan semua makhluk hidup.
Seolah dia tahu apa yang akan ditanyakan Yasmin, Winsen tersenyum
ringan dan berkata, "Nama margaku Forez, aku dari keluarga Forez di Kota
Danusa. Kamu tahu?"
Yasmin tiba-tiba menjadi bersemangat.
Pria ini berhasil bersembunyi dari Wendy dan memasuki Kota Silas.
Apa artinya ini?
Ini menunjukkan bahwa tingkatan dari pria ini sangat tinggi dan
lebih tinggi dari Wendy.
Sementara Adriel bukanlah orang yang tepat...
"Salam hormat untuk Pak Winsen!"
Yasmin begitu bersemangat sampai dia memberi hormat tanpa ragu.
"Kamu sesuai dengan seleraku."
Winsen menatap tubuh muda Yasmin dengan lekat- lekat. Seberkas cahaya
jahat melintas di matanya, lalu dia berkata, "Aku sudah mencari tahu
tentang kalian. Ibumu keras kepala dan mengikuti Adriel. Seharusnya aku
membunuh mereka berdua."
"Menurutku kamu sangat berbakat. Kalau kamu bersedia kembali
ke keluarga Forez bersamaku untuk berkultivasi dan mengabdi, aku bisa
mengampuni nyawa ibumu. Bagaimana?"
Yasmin sangat bersemangat dan dia merasa beruntung. Sugi
meninggal, sekarang dia bertemu seseorang dari keluarga Forez dari Kota Danusa.
Dia buru-buru berkata, "Senior, aku akan menunjukkan jalannya! Dia ada di
rumahku sekarang!"
Melihat mata Yasmin yang bersemangat, Winsen tersenyum tipis dan
berkata, "Ayo pergi."
Sementara itu, di sisi lain.
Sebuah mobil mewah sedang melaju di jalan.
Seorang pria paruh baya duduk di barisan belakang dengan mata
tertutup dan bergumam dengan tenang, "Apa kamu sudah menyelidikinya?"
Seorang pemuda tampan di depan yang sedang memegang kemudi,
mengangguk dan berkata, " Sudah, Ana Juwana ada di Kota Silas, nama
putrinya adalah Yasmin Juwana. Dia juga berada di Kota Silas sekarang."
"Ana punya putra angkat bernama Adriel Lavali, yang merupakan
cucu tertua dari keluarga Lavali di Kota Naraya. Dia baru-baru ini menyinggung
keluarga Forez, Ana tampaknya juga terlibat."
"Pada intinya, itu cuma masalah kecil yang berantakan. Itulah
yang terjadi di tempat seperti ini. Semuanya berantakan demi sedikit
keuntungan."
Pemuda itu tersenyum tak berdaya sambil bertanya, "Kenapa
kamu harus pergi sendiri ke sana?"
Pria itu menyahut dengan tenang, "Semua anakku hampir mati.
Sangat mudah mencarinya, nggak boleh ada kejadian nggak terduga lagi."
"Baik."
Pemuda itu menghela napas. Meskipun keluarga pria itu terkemuka,
seleksi dan persaingan dalam keluarga juga sama kejamnya.
Terlepas dari hidup atau mati, mereka hanya mencari bakat.
Terlalu banyak anak-anaknya yang sudah meninggal. Bahkan garis
keturunan yang ditelantarkan seperti Yasmin menjadi penting. Anak -anaknya
adalah alat tawar-menawar dalam keluarga.
Pada saat ini.
Vila keluarga Juwana.
Makin dekat ke vila, Yasmin makin bersemangat. Dia merasa seperti
sudah membalik keadaan dan hendak membalas dendam. Keberuntungannya sudah ada
di depan matanya.
Dengan ekspresi kebencian di matanya, dia membuka pintu dan
berteriak dengan tidak sopan, " Adriel! Mati saja kamu!"
Adriel, apa menurutmu Sagheru akan membiarkanmu berkuasa di sini?
Kamu menganggap Kota Silas sebagai taman belakangmu?
Balas dendamku tidak akan bertahan dalam semalam!
Kamu harus membayar penghinaan hari ini!
Saat berikutnya, tangan dan kaki Yasmin terasa kaku. Dia menatap
kosong ke pemandangan di depannya. Tangan dan kakinya terasa dingin untuk
beberapa saat dan pikirannya sontak menjadi kacau.
"Bu! Apa yang sedang kamu lakukan!"
Ana dan Adriel terlihat saling berpelukan dan berciuman mesra di
sofa ruang tamu dengan penuh gairah.
Tangan Adriel diletakkan di dada Ana dengan nakal.
Ana tampaknya tidak menolak sama sekali, justru wanita itu tampak
menikmatinya. Dia memegang erat Adriel dengan kedua tangannya.
Yasmin menatap semua ini dengan bingung, hampir gemetar dan jatuh
ke lantai.
"Yasmin!"
Sedangkan Ana tiba-tiba melihat Yasmin yang berdiri di sana. Dia
segera mendorong Adriel dengan panik sambil berseru, "Kamu, dengarkan
penjelasanku! Ini bukan seperti yang kamu lihat!"
Yang paling ditakuti Ana adalah ketika Yasmin tahu tentang
hubungan antara dirinya dan Adriel. Dampaknya terhadap Yasmin pasti akan sangat
besar.
"Ka... kalian..."
Yasmin menatap pemandangan ini dengan tatapan kosong. Dia tidak
bisa mendengar kata-kata Ana lagi. Dia begitu tersesat hingga otaknya terasa
seperti akan meledak.
Ibu yang melahirkannya berselingkuh dengan musuhnya!
Sedangkan musuhnya adalah anak angkat ibunya!
Yasmin merasa dia seperti akan gila.
"Yasmin, kamu jangan impulsif dulu, dengarkan penjelasanku..."
Ana benar-benar panik. Dia merasa malu dan marah, lalu melangkah
maju untuk menahan Yasmin.
"Jangan sentuh aku!"
Yasmin benar-benar emosi. Dia menampis Ana, matanya memerah dan
dia berteriak histeris, " Beraninya kamu menindas ibuku!"
"Ini salahmu, bisakah kamu bersikap sopan? Aku ayah
tirimu."
Adriel melihat ke arah Yasmin yang hancur sambil tersenyum ringan.
Dia kembali berkata, "Yasmin, karena kamu mengetahuinya, aku nggak akan
menyembunyikannya darimu."
"Mari kita bahas urusan kita sendiri nanti."
"Aku akan memanggilmu Yasmin, sedangkan kamu memanggilku
Ayah."
No comments: