Bab 1069
"Cari mati!"
Yasmin langsung marah besar tak terkendali, benar- benar meledak.
Tubuhnya gemetaran saat dia berusaha mencari pisau untuk membunuh Adriel.
"Anakku sayang, apa yang sedang kamu cari? Biar Ayah bantu
carikan!" kata Adriel.
"Aku akan membunuhmu! Dasar bajingan!"
Yasmin berteriak penuh amarah. Dia sudah lupa bahwa dirinya tidak
lagi memiliki kekuatan. Meski sekarang dia hanya seorang manusia biasa, dia tetap
ingin membunuh Adriel!
Namun, pada detik berikutnya...
Plak!
Adriel menamparnya dengan keras!
"Berhenti berteriak di sini! Aku bisa memberitahumu kalau
ibumu bukan hanya ibumu! Dia juga adalah dirinya sendiri. Dia sudah
mengorbankan dirinya untukmu selama bertahun - tahun ini! Sekarang kamu sudah
dewasa, berhenti membebaninya! Ibumu sekarang ingin mengejar kebahagiaannya
sendiri. Apa kamu berhak mengaturnya?" teriak Adriel dengan marah.
Dia merasakan kebencian terhadap Yasmin. Dia hanya anak haram dari
seorang pemerkosa yang tidak tahu berterima kasih!
Dulu Ana seharusnya menggugurkan Yasmin, lalu membuangnya ke
selokan!
Mungkin Yasmin menjadi seperti ini bukan karena masalah didikan
Ana, melainkan genetikanya sudah bermasalah karena dia mendapatkannya dari
ayahnya yang adalah seorang pemerkosa!
Wajah Ana penuh dengan keputusasaan. Kata-kata Adriel terlalu
kejam.
"Adriel..."
Ana memberi isyarat kepada Adriel dengan wajah serba salah, lalu
segera menarik Yasmin yang sudah menggila.
"Yasmin, karena semuanya sudah sampai pada titik ini, nggak
ada lagi yang perlu disembunyikan. Aku tahu kamu akan sulit menerimanya dalam
waktu singkat, tapi inilah kenyataannya. Kamu bukan anak kecil lagi, kamu harus
belajar menerima kenyataan. Jangan bertindak bodoh lagi di masa depan,"
ujar Ana.
Yasmin sama sekali tidak bisa mendengarkan lagi. Dia mendorong Ana
hingga jatuh tersungkur ke tanah.
"Nggak tahu malu! Ana, kamu sungguh memalukan! Aku nggak mau
punya Ibu sepertimu. Aku benci padamu, aku benci kalian berdua. Dasar pasangan
bajingan!" teriak Yasmin dengan histeris serta penuh amarah.
Adriel membantu Ana berdiri, lalu bertanya sembari mengerutkan
kening, "Yasmin, apa kamu sungguh mengira aku nggak akan membunuhmu?"
"Membunuhku? Apa kamu bisa membunuhku? Yang akan mati hari
ini adalah kamu!" teriak Yasmin dengan marah.
"Pak Winsen! Cepat bunuh dia!" ujar Yasmin.
Winsen perlahan berjalan masuk dari luar rumah.
Ekspresinya tenang, seolah tidak sedang terburu - buru. Dia
tersenyum simpul menikmati drama yang menggelikan ini.
Sambil tersenyum kepada Adriel, dia berkata, "
Kamu cukup beruntung bisa bercinta dengan ibu angkatmu sendiri.
Kamu benar-benar tahu cara bersenang-senang. Tapi keluarga Forez adalah
orang-orang yang berpegang pada prinsip. Setelah kamu mati, aku akan menjaga
wanita-wanitamu ini.
"Yasmin, kamu benar-benar membawa serigala ke dalam
rumah!"
Ana merasa sangat marah dan kecewa pada Yasmin.
Dia tak pernah menyangka bahwa putrinya sendiri bisa melakukan hal
seperti ini!
Anak perempuannya ini benar-benar sudah tidak ada harapan lagi.
Ketika mendengar teguran itu, wajah Yasmin langsung berubah
dingin. Dia berkata sambil mengerutkan kening, "Terserah kamu mau bilang
apa. Aku hanya ingin Adriel mati. Selama aku bisa membunuhnya, aku akan melakukan
segala cara. Meski itu artinya aku harus mengorbankan segalanya! Sementara
kamu, mulai sekarang kamu bukan lagi ibuku. Aku nggak mau punya Ibu yang nggak
tahu malu sepertimu."
"Kamu..."
Ana merasa sangat marah hingga tak bisa berkata - kata.
"Tampaknya keluarga Forez akan kehilangan satu lagi Guru
Bumi."
Pada saat itu, Adriel juga tidak tampak tergesa-gesa. Sebaliknya,
sudut bibirnya melengkung dengan senyuman simpul. Dia mengenali Winsen. Untuk
menyerang keluarga Forez, informasi penting seperti ini tentu sudah dikuasai
oleh Adriel.
Winsen adalah seorang Guru Bumi tingkat lima.
"Apa kamu mengancamku?" tanya Winsen.
Winsen masih tersenyum simpul saat berujar, "Pada siapa kamu
akan bergantung? Pak Dennis, Gary Tak Terkalahkan, atau Wendy?"
Winsen juga sudah menyelidiki informasi tentang Adriel. Jika dia
berani datang ke sini, tentu saja dia sudah mempersiapkan segalanya.
Wendy pernah membunuh Sugi, seorang master puncak tingkat delapan
hanya dalam satu serangan. Jadi jelas dia adalah seorang Guru Bumi.
Namun, meski Wendy memang sangat berbakat, usianya yang masih muda
membuatnya tidak mungkin mencapai tingkat Guru Bumi yang tinggi.
"Kamu nggak tahu kalau ada larangan di Kota Silas? Para ahli
yang berada di atas master puncak nggak boleh masuk ke kota ini. Apa kamu
mengabaikan aturan Bu Wendy?" kata Adriel dengan tenang.
No comments: