Membakar Langit ~ Bab 1075

 

Bab 1075

 

Ana hanya bisa menghela napas dalam hati. Yasmin sudah tidak bisa diselamatkan. Dia benar-benar perlu diberi pelajaran agar dia merasa takut pada Adriel.

 

"Pada saat seperti ini, kamu hanya bisa mencari ibumu. Apa nggak terpikir untuk mencari ayah tirimu? Kamu benar-benar anak yang nggak berbakti," kata Adriel dengan senyum simpul sambil berjalan mendekat.

 

Namun, di mata Yasmin, senyum simpul Adriel itu tak ada bedanya seperti senyuman iblis.

 

"Kamu, kamu mau apa..."

 

Yasmin berkata dengan penuh ketakutan, mundur langkah demi langkah.

 

"Menurutmu aku mau apa?" tanya Adriel sambil tersenyum.

 

Ketakutan menghantui hati Yasmin. Dia sebelumnya telah berani menantang Adriel. Sekarang, dia sudah terlalu sering menyinggung pria itu. Bahkan ibunya sendiri tidak lagi membelanya.

 

Yasmin terdesak hingga ke sudut dinding. Tidak ada lagi tempat untuk melarikan diri baginya.

 

"Jangan, jangan mendekat!" teriak Yasmin yang hampir menangis ketakutan.

 

"Adriel, tinggalkan soal fakta yang ada, apakah kamu sama sekali nggak merasa bersalah? Aku jadi seperti ini semua karena kamu," kata Yasmin dengan penuh amarah, tidak rela menyerah.

 

Adriel mengangguk sedikit, lalu berkata, "Ya, aku memang salah. Salahku adalah dulu aku benar- benar menganggapmu sebagai keluarga. Kamu adalah orang yang nggak tahu terima kasih! Tapi sekarang kita memang keluarga, aku adalah ayah tirimu."

 

Kata-kata Adriel langsung membuat pertahanan Yasmin runtuh.

 

"Nggak! Bukan! Kamu bukan ayah tiriku!" teriak Yasmin dengan marah.

 

"Tuan Muda, kenapa banyak bicara dengannya?

 

Kalau kamu nggak tega untuk bertindak, biar aku saja yang melakukannya. Meski kamu nggak mau membunuhnya demi ibu angkatmu, kita bisa saja melemparkannya ke penjara Kota Silas. Biarkan saja dia dipenjara seumur hidup. Hidup dan matinya terserah dia sendiri."

 

Suara Dennis terdengar dingin. Dia juga tahu tentang semua yang telah dilakukan Yasmin. Ini membuat Dennis sangat membenci wanita ini.

 

"Usul yang bagus..." ujar Adriel dengan senyum sambil mengangguk. Dia menikmati ekspresi ketakutan Yasmin. Dia sedang memikirkan cara terbaik untuk mengurusnya.

 

Adriel sudah terlalu banyak memaafkan wanita ini. Kali ini, Adriel tidak akan membiarkannya begitu saja. Yasmin harus mendapat pelajaran yang mendalam.

 

Usul Dennis adalah pilihan yang sangat bagus.

 

Adriel menatap Ana sambil berkata, "Aku rasa usul Dennis bagus, kita akan memenjarakannya agar dia bisa merenung dan berubah lebih baik. Ketika dia sudah berubah menjadi orang yang lebih baik, baru kita akan melepaskannya."

 

"Nggak! Aku nggak mau! Ibu, cepat katakan sesuatu. Apa kamu masih ibuku?" ujar Yasmin dengan panik, meminta bantuan dari Ana.

 

Ana berada dalam dilema. Sebagai seorang Ibu, tentu saja dia tidak tega melihat putrinya dimasukkan ke dalam penjara. Namun, dia juga sangat menyadari bahwa Yasmin sudah benar-benar berubah. Jika dia terus melindunginya, itu hanya akan membahayakan putrinya sendiri.

 

"Yasmin, setelah kamu masuk, renungkanlah semuanya baik-baik. Ibu harap saat kamu keluar nanti, kamu akan menjadi dirimu yang baru. Didikan Ibu sangat gagal, Ibu harus minta maaf padamu," kata Ana.

 

Setelah pertimbangan yang matang, Ana akhirnya mengambil keputusan dengan berat hati.

 

Yasmin sekarang benar-benar merasa putus asa. Wajahnya dipenuhi kemarahan saat dia berujar, " Ana, bahkan kamu pun memperlakukanku seperti ini. Aku tahu! Ini pasti karena kamu hamil anak Adriel, jadi kamu nggak mencintaiku lagi, hingga ingin membuangku!"

 

"Kamu benar, sebentar lagi kamu akan punya adik laki-laki dari Ibu yang sama, tapi Ayah yang berbeda," ucap Adriel.

 

Adriel langsung merangkul Ana, sengaja memancing reaksi Yasmin.

 

"Yasmin ... nggak seperti itu," jelas Ana buru-buru.

 

"Aku nggak mau mendengarnya! Aku nggak mau mendengarnya! Aku hanya anak yang sejak kecil nggak punya ayah kandung. Semua orang bisa menghinaku, juga merendahkanku. Aku beri tahu kalian, meski kalian memasukkanku ke penjara, atau pun memenjarakanku seumur hidup, aku nggak akan pernah mengakui kesalahanku. Aku nggak salah, yang salah adalah kalian semua!" teriak Yasmin.

 

Yasmin sudah benar-benar terjerumus dalam pemikiran yang keliru. Pikirannya sudah tidak normal lagi. Dia tidak ada bedanya dengan seorang wanita gila.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1075 Membakar Langit ~ Bab 1075 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 28, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.