Membakar Langit ~ Bab 1080

 

Bab 1080

 

"Aku pernah bilang, aku bisa menginjakmu di bawah kakiku. Walaupun nasibmu berubah, suatu hari nanti, aku masih bisa menghancurkanmu dan menginjakmu di bawah kakiku lagi."

 

"Apa itu raja nggak bermahkota di Kota Majaya dan putra sah keluarga Lavali? Semuanya cuma omong kosong di hadapanku. Apa mereka sebanding dengan ujung kuku keluarga Romli? Kamu nggak akan bisa menggapai identitasku ini seumur hidupmu."

 

"Adriel, kenapa kamu nggak berlutut dan memohon ampun padaku? Mungkin kalau aku merasa bahagia, aku bisa melepaskan wanitamu hidup-hidup. Kalau nggak mereka semua akan mati."

 

Hati Yasmin penuh dengan kebencian. Ketika bisa melampiaskan semuanya, dia benar-benar merasa sangat lega.

 

Memangnya siapa itu Adriel? Apa dukungan keluarganya?

 

Di depan keluarga Romli, Adriel sama konyolnya dengan selembar kertas yang akan rusak jika ditusuk.

 

Sekarang Yasmin adalah seorang putri yang berkuasa!

 

Rasa sakit yang diberikan Adriel padanya harus dibayar ribuan kali lipat.

 

"Apa kamu mendengar apa yang putriku katakan? Kenapa kamu nggak berlutut?"

 

Darna bertanya dengan nada dingin sambil menatap Adriel dengan mata setajam pedang.

 

Hanya sekilas saja bisa membuat bulu kuduk Adriel berdiri di sekujur tubuhnya dan rasa dingin menjalari hatinya.

 

Seolah-olah dia sedang menjadi sasaran binatang paling menakutkan sepanjang masa.

 

Seolah-olah tekanan dari kalimat itu saja bisa membuat dirinya berlutut.

 

Khawatirnya meskipun Wendy datang, dia juga tidak akan mampu menahan tekanan mengerikan ini.

 

"Aku nggak akan berlutut padamu. Kalau kamu ingin membunuhku, datang dan bunuh aku. Kenapa Adriel harus merasa takut?"

 

Wajah Adriel tampak tegang, tetapi dia berteriak dengan keras.

 

"Yasmin!"

 

Ana berdiri di depan Adriel, menatap Darna dengan penuh kebencian sambil berkata, "Kalau kamu ingin berurusan dengan Adriel, bunuh aku juga."

 

"Ibu masih melindunginya seperti ini? Ana, apa bagusnya Adriel? Ibu harus segera mengakui kesalahanmu kepada Ayah, lalu kembali ke keluarga Romli bersamaku!"

 

Meskipun Yasmin kejam, dia masih memiliki rasa cinta antara ibu dan anak terhadap Ana. Rasa cinta ini tidak bisa dilepaskan begitu saja.

 

"Diam! Aku lebih baik mati daripada pergi ke keluarga Romli lagi," seru Ana dengan nada dingin.

 

Darna mengernyitkan alisnya sedikit, lalu menyahut dengan nada menghina, "Aku nggak berniat membawamu pergi. Aku di sini untuk mencari putriku. Kamu cuma sepasang sepatu rusak dan alat reproduksi. Apa menurutmu aku punya perasaan untukmu? Karena kamu sudah merawat putriku, aku akan memaafkanmu."

 

"Kamu nggak perlu mengampuniku. Aku nggak sabar untuk memakan dagingmu dan meminum darahmu!"

 

Mata Ana penuh dengan kebencian. Dia kembali berkata, "Berhentilah berpura-pura menjadi orang munafik. Hari ini, kalau kamu ingin membunuhku, bunuh saja. Aku nggak takut."

 

"Bu, apa kamu sudah gila. Kamu rela mati demi si anjing Adriel ini?" tanya Yasmin tidak dapat memercayai ibunya. Dia bahkan bertanya-tanya apakah Ana sudah dibius oleh Adriel dan diberi obat penghilang akal.

 

"Yasmin, diam!"

 

Ana menyahut dengan kesal, "Aku akan bersikap seolah nggak punya putri sepertimu. Mulai sekarang, kita akhiri hubungan ibu dan anak antara kita. Pergilah menjadi nona besar di keluarga Romli. Kamu dan aku sudah nggak ada hubungan apa pun."

 

"Ibu!"

 

Yasmin langsung naik pitam.

 

"Baiklah kalau ini yang kamu katakan. Jangan salahkan aku karena nggak membalas kebaikanmu karena sudah membesarkanku. Ibu sendiri yang cari mati. Jangan salahkan aku karena menjadi putrimu."

 

Ibu dan anak ini benar-benar putus hubungan!

 

Hati Ana terasa seperti berdarah. Putri yang telah dia besarkan dengan susah payah selama dua puluh tahun, pada akhirnya berakhir seperti ini. Ibu mana pun pasti merasa sakit hati, bukan?

 

Darna menepuk bahu Yasmin sambil menyahut, " Putri yang baik, kamu berani dan hebat. Kamu harus ingat kalau mereka yang nggak patuh dan keras kepala harus dibunuh. Aku lebih suka menanggung dunia, daripada dunia yang menanggungku."

 

Mata Darna langsung tertuju pada Ana, kemudian kembali berkata, "Karena kamu nggak ingin hidup, kalau begitu kalian mati saja bersama."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1080 Membakar Langit ~ Bab 1080 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 28, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.