Bab 1097
Misalnya saja leluhur keluarga Juwana
yang hingga kini masih malu-malu untuk bertemu dengan dirinya. Namun, tentu
saja Adriel tidak akan menyalahkannya.
Lagi pula, membantu adalah sebuah
kebaikan, tidak membantu adalah hal yang wajar!
"Kita akan segera menghancurkan
keluarga Forez. Apakah kamu sudah siap?" tanya Gary Tak Terkalahkan sambil
tersenyum simpul.
Adriel menjawab, "Bawa
orang-orang itu ke sini!"
Begitu dia memberikan perintah, lebih
dari seratus orang langsung dibawa keluar oleh Raffa!
Wajah mereka dipenuhi ketakutan,
memohon belas kasihan tanpa henti.
"Mereka adalah mata-mata yang
dikirim oleh keluarga Forez untuk memantau setiap gerakan pasukan kita. Mereka
sudah melanggar hukum. Hari ini mereka akan dijadikan persembahan!"
Suara Adriel menggema dengan penuh
kekuatan. Tangannya terangkat, lalu sebuah energi sejati melesat seperti sabit,
memenggal seratus kepala sekaligus!
Darah berceceran, eksekusi tanpa
ampun dilaksanakan!
Ketika melihat darah itu, mata Adriel
menyala dengan api yang membara. Semangat bertarung berkobar di dadanya!
"Keluarga Forez sudah menjadi
bencana selama bertahun-tahun. Kalau nggak ada yang menghukum mereka, aku yang
akan menghukum mereka! Raffa, sebarkan pesan ini! Dulu keluarga Forez mencoba
membunuhku. Hari ini, Adriel akan membalas mereka seratus kali lipat!"
Iringan kendaraan Gary Tak
Terkalahkan pun meluncur dengan penuh gemuruh.
Meski hanya ada sedikit kendaraan,
auranya luar biasa besar. Tiga kekuatan dari Guru Bumi akan menyerbu keluarga
Forez!
Keberanian yang meluap ini membuat
semua orang memperhatikan!
Respons pun mulai berdatangan dari
berbagai pihak!
"Dante dari keluarga Gunawan
siap membantu Pak Adriel untuk memusnahkan keluarga Forez!"
"Keluarga Surya berterima kasih
atas kebaikan Pak Adriel, siap bertarung hidup mati bersama Pak Adriel!"
Hendi juga mengerahkan pasukannya.
Ratusan ahli dari keluarga Surya langsung bergerak, meninggalkan Nambia, menuju
Kota Danusa di Ibu Kota Provinsi Bakarta, siap bertempur melintasi provinsi!
Orang yang memimpin tidak lain adalah
Gilbert, yang belum sempat berangkat ke perbatasan.
Di belakangnya, bendera merah
berkibar ditiup angin. Matanya tajam seperti pedang. Dia berujar dengan tanpa
ekspresi, "Adriel, hari ini aku akan membalas kebaikanmu!"
Pada hari itu, banyak kekuatan yang
menuju Ibu Kota Provinsi Bakarta!
Meski kedua provinsi ini berada di
wilayah yang sama, Negara Elang memiliki sejarah panjang dalam hal peperangan.
Ini membuat jarak wilayahnya membentang hingga ratusan ribu kilometer!
Selama dua hari perjalanan, seluruh
kekuatan di Sagheru memperhatikan dengan cermat setiap gerakan kedua belah
pihak!
Seluruh wilayah Sagheru menjadi sunyi
senyap, suasananya terasa tegang.
Badai besar akan segera tiba!
Dua hari kemudian.
Ibu Kota Provinsi Bakarta, Kota
Danusa. Ini adalah ibu kota provinsi, yang juga merupakan tempat asal leluhur
keluarga Forez.
Kompleks vila keluarga Forez terletak
di Gunung Naga, di Kota Danusa. Hanya anggota penting keluarga Forez saja yang
berhak menempati vila di sini.
Hari ini, tempat ini telah disiapkan
untuk sebuah pesta besar, semua tersusun rapi seperti ular naga yang memanjang.
Siapa pun yang memiliki kekayaan atau pun status di Sagheru diizinkan untuk
bergabung dalam perjamuan, menyaksikan pertempuran besar ini. Sikap ini
menunjukkan keyakinan keluarga Forez akan kemenangan mereka!
Sementara itu, perjamuan juga sedang
berlangsung di sebuah aula vila yang mewah.
"Keluarga Forez telah menyiapkan
pesta kemenangan ! Hari ini, kalian semua akan melihat kami mengalahkan Gary!
Membunuh Adriel!"
Kepala keluarga Forez, Hugo, duduk di
tempat kehormatan. Dia berbicara dengan senyum santai kepada para tamu.
Orang-orang yang duduk di sini
semuanya adalah tokoh-tokoh terkenal di Sagheru, termasuk para anggota dari
tiga keluarga besar yang duduk di meja utama!
"Aku dengar Adriel ingin
menghancurkan keluarga Forez. Sungguh nggak tahu diri! Beberapa bulan yang
lalu, aku sudah mengusirnya seperti gelandangan!" kata Riko yang berada di
antara mereka dengan senyum sinis.
"Hari ini adalah hari baik bagi
keluarga Forez, kamu seharusnya memberi selamat, untuk apa membicarakan masa
lalu? Apa kamu nggak cukup dipermalukan di depan penduduk kota kecil itu?"
kata seorang wanita cantik yang ada di sampingnya dengan lembut.
Wanita itu tampak berusia sekitar
tiga puluh tahun. Dia sangat cantik, dengan sedikit keanggunan yang tampak
santai di raut wajahnya. Namun, hanya dengan satu kalimat lembut itu, dia
berhasil membuat Riko terdiam dengan canggung.
Dia adalah putri tertua keluarga
Gunawan, Siska Gunawan!
Wanita ini adalah alasan Riko bisa
memegang kekuasaan di keluarga Gunawan. Jika bukan karena wanita dilarang
menjadi kepala keluarga, Riko tidak akan pernah mendapatkan kesempatan ini!
No comments: