Bab 1099
"Hari ini, keluarga Forez kami
akan membersihkan kalian para sampah ini untuk empat keluarga besar!"
Setelah kata-katanya yang penuh nada
muram terucap, tiba-tiba sosok-sosok yang membawa aura kuat serta mendominasi
muncul dari berbagai arah dengan kecepatan kilat.
Dalam sekejap, mereka sudah
menghalangi Adriel dan yang lainnya. Mereka adalah para tetua serta tamu
kehormatan dari keluarga Forez. Jumlah mereka mencapai lebih dari ratusan
orang!
Setiap orang di antara mereka
memiliki kekuatan yang luar biasa, atau memiliki keterampilan khusus. Formasi
ini membuat banyak penonton terkejut hingga merasa sesak napas.
Satu dari para ahli ini saja sudah
bisa mendominasi kota kecil atau kota menengah. Ini menunjukkan betapa
mendalamnya kekuatan keluarga Forez.
"Adriel, aku adalah cucu sulung
keluarga Forez! Apakah kamu berani bertarung denganku?"
Seorang pemuda berbadan tegap yang
memegang tombak perunggu kuno melangkah maju. Meski tubuhnya tinggi besar, dia
memiliki postur yang seimbang dan kuat. Kulitnya berwarna tembaga tua,
sementara seluruh tubuhnya tampak seperti ditempa dari baja cair. Tatapannya
penuh arogansi, seolah-olah dia adalah seorang jenderal kuno yang perkasa!
Pemuda ini adalah cucu sulung keluarga
Forez, Tiago Forez. Dia adalah putra dari Kakak Elin, serta merupakan seorang
master puncak tingkat empat!
Dia jelas adalah seorang genius di
antara para genius jika bisa menjadi penerus dari sebuah keluarga besar. Dia
sudah menjadi tidak terkalahkan di generasinya sejak kemunculannya!
Namanya menggema di Ibu Kota Provinsi
Bakarta!
"Keberanianmu cukup besar,"
komentar Gary Tak Terkalahkan sambil tersenyum simpul.
Bahkan Dennis dan Yogi pun tidak
bergerak. Ini adalah pertempuran besar, masing-masing pihak harus mencari lawan
yang setara dengan mereka.
Sebelum para Guru Bumi dari keluarga
Forez turun tangan, mereka tidak akan bertindak. Karena mereka harus mengawasi
keseluruhan situasi. Sebelum pertempuran besar yang sesungguhnya dimulai, ini
adalah panggung bagi para master puncak.
"Kamu bukan lawanku,
menyingkirlah," kata Adriel dengan tenang.
Dia harus mencari lawan yang sepadan,
tidak ingin menyia-nyiakan kekuatan.
Meski Adriel berada di tingkat empat,
dia tidak terkalahkan oleh orang di tingkatannya.
Lawan yang dia incar harus berada di
atas tingkat empat!
"Apa kamu takut melawanku?"
kata Tiago dengan sombong.
Dia melanjutkan, "Adriel, ada
yang mengatakan kamu adalah orang nomor satu di generasimu! Menurutku, kamu
nggak lebih dari seorang pengecut yang hanya bergantung pada kekuatan orang
lain! Kalau kamu benar-benar punya nyali, mari kita bertarung! Kalau karnu
bahkan nggak punya keberanian untuk melawanku, pergilah dari keluarga
Forez!"
Semua orang terkejut mendengar ucapan
itu. Cucu sulung keluarga Forez ini memang sangat sombong dan percaya diri.
Setelah mengetahui reputasi Adriel, Tiago merasa tidak puas, ingin menantang
Adriel secara langsung!
"Aku ulangi sekali lagi,
menyingkirlah! Hari ini aku hanya akan membunuh, bukan bertanding," balas
Adriel.
Adriel menggelengkan kepala,
energinya sudah terkunci ke belakang Tiago, di mana terdapat puluhan ahli kuat
lainnya. Ini adalah medan pertempuran bagi master puncak tingkat tujuh!
"Nama besarmu hanyalah omong
kosong belaka!" cemooh Tiago.
Dia menambahkan, "Baiklah, kamu
tetaplah pengecut yang bergantung pada kekuatan orang lain! Kirimkan salah satu
pengikutmu untuk melawanku!"
Di belakangnya, seorang master puncak
tingkat rendah dari keluarga Forez juga tertawa mengejek, " Kakak,
sepertinya dia benar-benar nggak berani melawanmu. Betapa pengecutnya dia,
nggak layak untuk kamu lawan. Biar kami saja yang menghadapinya!"
Bum!
Tiba-tiba, suara tawa mereka terputus.
Sebuah suara lolongan naga tiba-tiba
terdengar, mengguncang awan di langit, membuat jantung mereka berdebar kencang.
Seolah-olah ada naga sejati yang telah muncul!
Semua orang terkejut melihat Adriel
mengangkat tangannya. Sebuah bayangan tinju raksasa melesat keluar dalam
sekejap. Tinju itu seperti naga yang diikuti oleh kekuatan gajah raksasa,
menghancurkan udara, lalu meluncur ke arah Tiago!
"Ah!"
Tiba-tiba, terdengar teriakan yang
memilukan.
Di bawah kekuatan serangan naga dan
gajah, tubuh master puncak tingkat rendah yang tadi berteriak langsung hancur
berkeping-keping. Bahkan saat mati, wajahnya masih dipenuhi ketidakpercayaan
serta ketakutan. Tak pernah terpikir olehnya bahwa Adriel, yang dianggap
pengecut dan takut untuk bertarung, akan langsung menyerang!
Bum!
Pada saat yang sama, Tiago juga
terkena pukulan bayangan naga dan gajah itu. Dia berteriak keras, mengayunkan
tombak perunggu di tangannya hingga bertabrakan dengan bayangan, tinju itu. Di
tengah ledakan energi sejati, bayangan tinju naga dan gajah hancur, tetapi
Tiago juga dipaksa mundur beberapa langkah.
"Apa dia adikmu? Dia terlalu
banyak bicara, layak mati!" kata Adriel dengan acuh tidak acuh.
No comments: