Membakar Langit ~ Bab 1124

 

Bab 1124

 

Waren menarik napas dalam-dalam, berusaha keras menahan amarahnya, lalu berkata, "Pak Kevin, aku nggak peduli apa hubunganmu dengan Gary, tapi sekarang ini adalah urusan antara majikanku dengan Gary. Aku sarankan kamu nggak ikut campur!"

 

"Kamu masih berani mengancamku?" balas Kevin.

 

Mata Kevin berkilat tajam. Berbeda dengan sikapnya yang hangat dan sopan saat berhadapan dengan Gary Tak Terkalahkan, kini dia seperti berubah menjadi orang lain. Dia tampak siap menampar Waren kapan saja!

 

"Ini bukan ancaman, hanya kenyataannya !" ujar Waren.

 

Waren tidak gentar. Tatapannya yang dingin menatap Kevin, lalu dia berkata dengan nada dingin, "Bagaimanapun juga, Gary Tak Terkalahkan dan keponakannya telah membunuh keturunan keluarga Maswa! Sekalipun langit runtuh, keluarga Maswa adalah pihak yang benar dalam hal ini. Meski para tetua keluarga Buana hadir saat ini, mereka nggak akan memaksa membela Gary! Pak Kevin, kalau kamu ingin memukulku, silakan saja. Aku memang nggak berani melawan. Tapi sekali pun aku hanya bawahan, aku tetap bawahan keluarga Maswa! Mau memukul bawahan pun, kamu harus melihat dulu siapa majikannya,"

 

"Kalau hari ini kamu membuat kekacauan yang terlalu besar hingga para tetua dari kedua keluarga terlibat, kita lihat saja siapa yang akan kalah!" tambah Waren.

 

Sebagai kepala pelayan dari keluarga besar, Waren masih mampu berbicara dengan logis dan teratur meski dipenuhi rasa malu dan amarah. Dia tidak mundur begitu saja hingga membuat keluarga Maswa malu.

 

Kevin menatapnya dengan wajah muram untuk beberapa saat, tetapi dia tidak melakukan apa pun. Dia tiba-tiba tersenyum dingin, lalu berkata, "Kamu memang pandai berbicara. Pantas saja majikanmu begitu percaya padamu! Tapi hari ini, baik Pak Gary mau pun Adriel, nggak ada yang boleh mati! Itu adalah perintah dari ayahku! Aku tahu kamu nggak punya kuasa untuk memutuskan, jadi hubungi saja majikanmu!"

 

Setelah mendengar bahwa itu adalah perintah dari Ayah Kevin, wajah Waren langsung sedikit berubah. Dia segera pergi ke samping untuk menelepon.

 

Tak lama kemudian, dia kembali dengan wajah yang agak muram, lalu berkata, "Majikanku berkata kalau dia akan memberi keluarga Buana sedikit kehormatan. Gary akan dibiarkan hidup, tapi dia harus pergi ke perbatasan!"

 

"Lalu bagaimana dengan Adriel?" tanya Kevin dengan sedikit mengernyitkan kening.

 

"Apa majikanku perlu repot-repot memberi perhatian pada seseorang yang nggak berharga seperti dia?" balas Waren sambil tertawa dingin.

 

Kevin langsung menjadi marah, hendak mengatakan sesuatu.

 

Namun, saat itu Gary Tak Terkalahkan tiba-tiba berkata, "Pak Kevin, lupakan saja."

 

"Pak Gary, aku sebenarnya masih punya cara..." kata Kevin dengan terburu-buru

 

"Nggak perlu," jawab Gary Tak Terkalahkan sambil menggeleng pelan. Lalu, dia melanjutkan dengan tenang, "Aku akan pergi ke perbatasan."

 

"Adriel, kamu temui Ayah Kevin untuk menyampaikan rasa terima kasihku padanya," tambah Gary.

 

"Baiklah ..."

 

Adriel mengernyit sambil mengangguk. Dia tahu bahwa Gary Tak Terkalahkan tidak ingin membuat Ayah Kevin berada dalam posisi sulit.

 

Bagaimanapun juga, ada aturan di antara keluarga besar. Pihak lain sudah menunjukkan kelonggaran sebisa mungkin.

 

"Ayahku ada di Majaya. Apa kamu nggak mau bertemu dengannya?" tanya Kevin dengan terburu - buru.

 

"Nggak perlu, aku harus segera berangkat. Biarkan Adriel saja yang pergi," jawab Gary Tak Terkalahkan sambil menggeleng.

 

"Ini... " Kevin tampak ingin mengatakan sesuatu, tetapi akhirnya dia hanya bisa mengangguk setuju dengan enggan.

 

"Pak Waren, bagaimana dengan keluarga Forez yang sudah dihajar hingga seperti ini... "

 

Hugo yang merasa cemas, meminta Waren untuk membela keluarganya.

 

"Berisik! Sudah dihajar sampai seperti ini, tapi masih berani bicara?"

 

Waren yang sedang dalam suasana hati buruk langsung marah besar!

 

Elin tiba-tiba berkedip sambil berkata, "Pak Waren, leluhur kami sudah meninggal sekarang. Apa kamu memiliki rencana untuk masa depan keluarga Forez?

 

11

 

"Ini... " Waren merasa sedikit terkejut. Dia sebenarnya tidak terlalu memedulikan hal ini. Bagaimanapun juga, siapa pun yang memimpin keluarga Forez tidak akan memengaruhi keluarga Maswa.

 

Asalkan mereka tetap memberi upeti secara rutin, semuanya akan baik-baik saja. Waren hendak memberikan keputusan seadanya.

 

Elin sekilas melirik ke arah Adriel tanpa ada yang menyadarinya.

 

Kedua pasangan yang licik ini tampaknya saling mengerti satu sama lain.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1124 Membakar Langit ~ Bab 1124 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 29, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.