Bab 1125
Adriel langsung marah, lalu berkata,
"Elin, dasar kamu wanita sialan! Kamu masih bermimpi mau menggantikan
leluhur keluarga Forez? Kalau kamu berani menguasai keluarga Forez, aku pasti
akan datang mencari masalah dengan keluargamu nanti!"
"Bisakah kamu tenang sedikit?
Jangan bicara sembarangan!" ujar Kevin yang tampak panik dengan
terburu-buru.
Menurutnya, Adriel ini terlalu
impulsif, seolah-olah pikirannya telah dikuasai oleh kebencian!
Keluarga Buana sudah berusaha keras
melindunginya untuk sementara waktu ini, tetapi dia malah ingin masuk ke dalam
perangkap?
Waren tertegun sejenak, lalu tertawa
sinis sembari berujar, "Baiklah! Elin, mulai sekarang kamu akan
menggantikan Aldo untuk memimpin keluarga Forez! Mulai sekarang, jika ada siapa
pun di keluarga Forez yang nggak mendengarkanmu, keluarga Maswa akan
mendukungmu!"
"Terima kasih, Pak Waren!"
balas Elin. Dia segera bersumpah dengan penuh keyakinan, "Kelak, aku pasti
akan membuat Adriel menderita hingga mati untuk membalaskan dendam
anakku!"
Adriel baru merasa puas. Dengan
adanya Elin yang memimpin keluarga Forez, akan jauh lebih mudah bagi dirinya
untuk bertindak nanti.
Kevin melihat situasi ini dengan
wajah yang tidak senang. Menurut pandangannya, Adriel tampaknya adalah orang
yang suka bertindak gegabah.
Sementara itu, Hugo tampak tertegun.
Dia berpikir bahwa dirinya sekarang berada di bawah kendali putrinya sendiri.
"Nggak mungkin. Pak Waren,
bagaimana bisa begini? Secara logis, akulah yang seharusnya memimpin keluarga
Forez. Aku adalah kepala keluarga ini..."
"Apa kamu mempertanyakan
keputusanku?" kata Waren dengan tatapan dingin.
"Tapi dia adalah putriku. Ini...
"
Plak!
Waren langsung menamparnya, lalu
membalas, " Aku adalah majikanmu! Tutup mulutmu!"
Hari ini Waren sudah menahan banyak
amarah, membuatnya dalam suasana hati yang sangat buruk.
Dia memang tidak bisa memukul Kevin,
tetapi dia bisa menghajar Hugo.
Memang siapa Hugo? Dia hanyalah
seseorang yang berani meragukan perintahnya!
"Elin adalah wanita milik
majikanku. Hanya dengan alasan itu saja sudah cukup untuk membuatnya layak
memimpin keluarga Forez! Kalau kamu berani nggak mendengarkan putrimu,
bersiaplah untuk mati!"
Setelah berkata demikian, Waren pun
berbalik untuk pergi.
"Pak Gary, ayo kita pergi
juga," kata Kevin pada Gary Tak Terkalahkan.
"Adriel, ayo kita pergi. Hari
ini kita belum bisa sepenuhnya menghancurkan keluarga Forez ..." kata Gary
Tak Terkalahkan sambil menghela napas.
Adriel hanya tersenyum sambil
berujar, "Nanti aku akan datang sendiri untuk menghancurkannya!"
Ucapan itu terdengar keras. Namun,
yang sebenarnya akan dihancurkannya bukanlah keluarga Forez, melainkan Elin di
tempat tidur!
Adriel memang tidak berniat
menghancurkan keluarga Forez sepenuhnya. Bagaimanapun juga, mereka adalah salah
satu keluarga besar di Sagheru. Jika Adriel benar-benar memusnahkannya, tidak
ada yang bisa memberikan pertanggungjawaban.
Membunuh Aldo dan anggota keluarga
Forez lainnya yang berada di tingkat Guru Bumi, serta menjadikan Elin sebagai
pemimpin keluarga Forez, itulah tujuan akhir Adriel yang sebenarnya.
Dengan berakhirnya babak ini, suasana
pun menjadi hening.
Banyak anggota keluarga Forez yang
merasa lega karena terhindar dari ancaman kematian. Namun, saat melihat
banyaknya mayat dan darah di mana- mana, mereka hanya bisa menangis tanpa
suara.
"Kedepannya, empat keluarga
besar akan mengalami perubahan... "
Noel bangkit berdiri, lalu melangkah
pergi sambil menghela napas pelan. Dia mengungkapkan perasaan semua orang yang
hadir.
Keluarga Forez telah kehilangan tiga
orang Guru Bumi dalam pertempuran ini. Tanpa seorang pun dari tingkat Guru Bumi
yang tersisa, keluarga Forez tidak lagi memiliki kekuatan untuk disebut sebagai
salah satu dari empat keluarga besar!
Meski Gary Tak Terkalahkan harus
pergi jauh ke perbatasan, Adriel telah tumbuh menjadi kekuatan yang tidak bisa
diabaikan oleh siapa pun!
"Sialan ... "
Riko menggertakkan giginya dengan
penuh kebencian. Bahkan setelah keluarga Maswa turun tangan, mereka masih gagal
membunuh Adriel!
No comments: