Membakar Langit ~ Bab 1129

 

Bab 1129

 

Adriel sedikit mengernyitkan kening, tetapi tidak memberikan komentar. Seiring bertambahnya usia, orang seperti Gary Tak Terkalahkan, yang tetap mempertahankan semangat juangnya, tidaklah banyak. Kebanyakan orang akan berubah dalam pusaran kepentingan dan pengaruh sosial.

 

"Tapi Guda masih belum mau menyerah, 'kan?"

 

Adriel merenung, lalu menduga, "Kevin sudah menyelinap di antara para tamu. Kalau kita berada dalam masalah, dia akan muncul untuk membantu, membuat Paman Gary merasa berutang budi. Dengan sifat Paman Gary yang selalu membalas budi, kamu pasti nggak akan menolak undangan Guda untuk bergabung. Jadi Paman Gary nggak ingin mereka membantu sepenuhnya, hingga setuju untuk pergi ke perbatasan."

 

"Kira-kira begitu. Ini sangat sesuai dengan karakter Guda," kata Gary Tak Terkalahkan sambil tersenyum. Dia melanjutkan, "Kali ini aku memang berutang budi padanya. Saat kamu bertemu dengan Guda, katakan padanya untuk mengirim seorang anggota keluarga Buana bersamaku ke perbatasan. Aku akan membalas budi ini di sana! Selain itu, aku akan memastikan dia merasa puas!"

 

Adriel langsung terkejut. Mengingat sifat Gary yang selalu membalas budi, apa yang bisa dia berikan jika ingin membalas budi di perbatasan?

 

Pasti itu adalah prestasi perang!

 

Selain itu, ini bukan sembarang prestasi, tetapi prestasi yang besar!

 

Meraih prestasi besar di tempat seperti perbatasan sangatlah berbahaya!

 

"Paman Gary, kamu nggak perlu melakukan ini!" kata Adriel dengan tegas. Dia menambahkan, " Masalah ini terjadi karena aku! Biarkan aku yang membalas utang budi ini!"

 

Adriel memiliki warisan Dewa Obat. Banyak sekali barang berharga yang bisa dia gunakan untuk membalas budi ini hingga berkali-kali lipat. Mengapa Gary Tak Terkalahkan harus mengambil risiko hidup dan mati?

 

"Aku tahu kamu punya banyak barang berharga."

 

Gary Tak Terkalahkan tertawa pelan, lalu berujar, " Tapi aku harus menunjukkan sikapku pada mereka. Aku lebih memilih menghadapi bahaya di perbatasan daripada menerima undangan mereka. Aku ingin mereka benar-benar melepaskan niat itu. Selain itu, perbatasan bukanlah tempat yang buruk..."

 

Saat berbicara tentang ini, mata Gary Tak Terkalahkan tampak bersinar dengan semangat. Dia melanjutkan, "Tempat itu adalah tempat yang baik untuk meraih prestasi dan mengasah diri. Alasan kita harus mengikuti aturan keluarga Buanan adalah karena kita kekurangan kekuatan dan posisi! Meraih prestasi di medan perang adalah kepuasan terbesar dalam hidup!"

 

Adriel hanya bisa tersenyum masam. Dia berkata, " Itu memang benar, tapi..."

 

"Tapi apa? Bocah, apa kamu ingin menghalangi masa depan pamanmu?"

 

Setelah mengatakan ini, Gary Tak Terkalahkan tiba- tiba mengeluarkan aura penuh semangat. "Dulu aku ke Majaya hanya untuk memulihkan luka. Sekarang lukaku sudah sembuh, sudah saatnya untuk aku kembali ke medan perang! Menjadi sang Dewa Perang!"

 

Gelar Dewa Perang adalah pangkat militer yang lebih tinggi dari jenderal perang bintang lima!

 

Seorang Dewa Perang setara dengan gubernur di Sagheru, yang memegang kendali atas militer di beberapa kota!

 

Jika kemampuannya cukup unggul, dia bahkan bisa ditempatkan di salah satu dari tiga wilayah tengah!

 

Ketika mendengar ini, Adriel hanya bisa tersenyum masam sambil mengangguk. Pamannya ini memang punya ambisi yang besar.

 

"Satu-satunya yang aku khawatirkan adalah dirimu ... Kalau aku pergi ke perbatasan, aku nggak bisa lagi melindungimu."

 

Setelah mengucapkan ini, Gary Tak Terkalahkan menatap Adriel dengan sedikit khawatir, lalu berkata, "Keluarga Maswa hanya mundur untuk sementara saja. Mereka sudah dipermalukan hari ini, jadi mereka nggak akan melepaskanmu."

 

"Aku juga nggak akan melepaskan mereka. Paman Gary, aku bukan anak kecil lagi. Aku nggak bisa terus mengandalkanmu untuk melindungiku. Kamu jangan khawatir," balas Adriel sambil tersenyum.

 

Gary Tak Terkalahkan tertegun sejenak, lalu tertawa keras sambil menanggapi, "Bagus, bagus! Kamu memang keponakanku yang hebat. Kamu makin kuat dalam menghadapi tantangan. Seorang lelaki harus punya semangat seperti itu!"

 

"Aku memang merasa punya semangat itu!" kata Adriel dengan penuh percaya diri.

 

Tentu saja, kata-katanya bukan hanya omong kosong.

 

Di dalam benaknya, Adriel terus memikirkan Batu Kesengsaraan yang diberikan oleh Dante!

 

Jika dibandingkan dengan harta karun Tentara Agung, keluarga Maswa tidak ada apa-apanya!

 

Lagi pula, Tentara Agung berbeda dengan Tabib Agung.

 

Tentara Agung meninggalkan benda-benda yang semuanya adalah senjata. Setiap senjata yang masuk ke dalam Batu Kesengsaraan memiliki kekuatan yang luar biasa!

 

Saat memikirkan Batu Kesengsaraan, Adriel merasakan kegembiraan dan antusiasme yang mendalam. Dia ingin segera membukanya untuk melihat apa yang ada di dalamnya!

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1129 Membakar Langit ~ Bab 1129 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 29, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.