Membakar Langit ~ Bab 1134

 

Bab 1134

 

Adriel tidak berbicara, hanya memusatkan perhatiannya pada Batu Liur Naga.

 

Dengan mata gandanya, Adriel bisa melihat semua rahasia. Pada saat itu, Adriel melihat bahwa dari Batu Liur Naga keluar aliran tipis asap hitam.

 

Beracun?

 

Adriel mengangkat alisnya dengan ringan.

 

Ini adalah racun yang sangat licik, disembunyikan dengan teknik tinggi di dalam Batu Liur Naga. Racun ini akan menyebar melalui aroma khasnya, membuat orang bisa terkena racun tanpa disadari.

 

Cara menyembunyikan racun ini sangat licik, hanya bisa terdeteksi jika Batu Liur Naga tersebut dihancurkan.

 

Namun, siapa yang rela menghancurkan Batu Liur Naga ...

 

"Herios memang orang yang berbahaya

 

Adriel tersenyum simpul sambil melihat ke arah Waren. Dia berani menggunakan racun ini untuk menyakiti Guda secara diam-diam. Jika ketahuan, situasi akan menjadi sangat serius, bahkan bisa memicu ketegangan antara dua keluarga besar.

 

"Bagus kalau kamu tahu siapa yang lebih kuat! Fondasi keluarga Maswa bukanlah sesuatu yang bisa dibandingkan oleh kamu dan pamanmu!"

 

Waren tersenyum penuh kemenangan, merasa bahwa dia sudah menang. Dia memandang Guda sambil berkata, "Pak Guda, bagaimana menurutmu?

 

"Adriel, sepertinya aku kurang tertarik dengan prestasi perang pamaninu..."

 

Guda memandang Adriel, tersenyum simpul, lalu berujar, "Kalau kamu nggak bisa memberikan hadiah yang lebih baik..."

 

Namun, Adriel hanya tersenyum sembari berkata, " Aku nggak menyiapkan hadiah apa pun."

 

"Apa?"

 

Guda tampak terkejut.

 

"Biasanya orang lain yang memberikan hadiah padaku. Aku nggak punya kebiasaan memberikan hadiah pada orang lain," kata Adriel dengan santai. Lalu, dia melanjutkan, "Sementara untuk Batu Liur Naga itu, berikan padaku sebentar. Dalam tiga detik, kamu akan berterima kasih padaku."

 

Tiga detik sudah cukup, termasuk waktu untuk mereka merasa terkejut.

 

Meski Adriel mengatakan yang sebenarnya, mereka pasti tidak akan percaya. Jadi, lebih baik dia sendiri yang menghancurkan batu itu di depan mereka.

 

"Apa maksudmu?"

 

Wajah Guda langsung berubah dingin.

 

"Omong kosong, apa kamu tahu berapa nilai Batu Liur Naga ini? Apa kamu tahu berapa banyak orang yang menginginkannya? Kamu bahkan nggak pantas untuk melihatnya! Apa kamu bercanda?" kata Waren dengan sinis, seakan baru mendengar lelucon besar.

 

Adriel dengan tenang berkata, "Apa kamu nggak berani?"

 

"Nggak berani apanya? Jelas kamu yang nggak pantas! Kamu bahkan nggak punya hadiah yang pantas, tapi berani menyombongkan diri!"

 

Waren tertawa dingin, lalu menambahkan, " Sekarang, berlututlah dan minta maaf padaku!"

 

Guda tampak tidak peduli melihat situasi ini. Dia bersandar di kursi santainya, seolah tidak mendengar apa-apa.

 

Dia adalah seorang pengusaha yang selalu berbicara soal aturan, bukan soal hubungan. Selain itu, dalam pandangannya, Gary Tak Terkalahkan yang terus menolak tawarannya tidak layak membicarakan persahabatan.

 

Sekarang keluarga Maswa telah memberikan tawaran yang lebih tinggi, dia tentu tidak akan terlibat lagi.

 

Lalu, Adriel menatap Guda sambil berkata, "Kalau kamu menemukan seseorang sedang menipumu dalam urusan bisnis, apa yang akan kamu lakukan?"

 

Guda terdiam sejenak, lalu tersenyum sambil berkata, "Di kampung halamanku, ada sebuah sungai bernama Sungai Kuning. Di dasar sungai itu ada banyak mayat, aku suka sesekali melemparkan beberapa mayat ke dalamnya."

 

"Kamu sudah mau mati, tapi masih banyak bicara!"

 

Waren merasa sangat tidak sabar. Dia berkata, "Pak Guda, biar aku membawanya pergi agar nggak mengganggu suasana hatimu!"

 

Guda hanya mengangguk ringan.

 

Pada saat itu, banyak orang memasuki halaman, menatap Adriel dengan penuh kebencian. Di antara mereka, ada tiga orang master puncak tingkat tujuh. Mereka datang dengan penuh persiapan!

 

Kevin yang sebelumnya ramah dan tertawa dengan Adriel, sekarang hanya duduk sambil meminum tehnya, seolah tidak melihat kejadian ini.

 

Di mata mereka, ini adalah akhir dari Adriel.

 

"Tangkap dia!"

 

Waren memerintahkan dengan dingin. Dalam pikirannya, membunuh Adriel tidak akan lebih sulit daripada membunuh seekor semut!

 

Pada saat itu, Adriel tersenyum pada Waren, lalu berkata, "Sebenarnya, aku sudah lama ingin menamparmu sampai mati."

 

"Kamu masih mau sombong? Kamu benar-benar..."

 

Waren baru saja menunjukkan seringaian penuh hinaan.

 

Tiba-tiba

 

Puff!

 

Adriel dengan cepat melangkah maju ke depan, mengulurkan tangannya, lalu langsung mencekik leher Waren!

 

"Karnu, kamu!"

 

Wajah Waren tampak memerah, matanya melotot, sementara dia dipenuhi dengan ekspresi tidak percaya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1134 Membakar Langit ~ Bab 1134 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 29, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.