Bab 1136
Dia merasa ketakutan dalam hatinya
dan tanpa ragu langsung mengikuti ayahnya untuk melarikan diri!
Serangga Racun Iblis Darah, bahkan
Guru Bumi, bahkan master langit pun akan takut padanya. Begitu serangga beracun
masuk ke tubuhnya, orang itu pasti akan mati!
Adapun Adriel. Dia tidak terlalu
peduli!
Namun, saat Guda dan Kevin baru saja
berbalik untuk melarikan diri, terdengar suara samar dari belakang mereka.
Suara itu berkata, "Iblis jahat, beraninya muncul di bawah sinar
matahari!"
"Hancurkan!"
Duar!
Tiba-tiba, seolah-olah ada petir yang
kembali meledak di tempat itu!
Adriel mengayunkan pedang setengah
jadinya. Sebuah kilatan petir perak muncul, seolah-olah ular petir berubah
menjadi jaring, langsung menutupi kabut hitam itu!
Petir yang dahsyat, terang, dan kuat,
menghancurkan segala ilmu iblis jahat!
Bum!
Kabut hitam itu menyusut, sementara
Serangga Racun Iblis Darah itu bahkan langsung menjadi asap tanpa sempat
berubah menjadi debu!
"Ini..."
Semua orang seperti tersambar petir,
terpaku di tempat.
Guda hanya bisa memandang Adriel
dengan terkejut dan tak bisa berkata sepatah kata pun.
Hanya untuk melihat Adriel
menggenggam pedang setengah jadi di tangannya, berdiri dengan angkuh, dan
dikelilingi oleh ular petir perak yang mengamuk di sekitarnya. Ini seolah-olah
Raja Petir telah turun ke dunia!
Pada saat ini, Adriel menatap Guda
dan berkata dengan lirih, "Kamu tadi bilang, mau menenggelamkan orang yang
mau membunuhmu?"
Sambil bicara, dia mengangkat pedang
setengah jadinya dan mengarahkannya pada orang-orang master puncak yang dibawa
Waren. Adriel bertanya, "Mau aku bantu atau mau selesaikan sendiri?"
Petir berkelip di sekitar pedang
setengah jadi itu!
Pada saat ini, Adriel membawa aura
intimidasi yang sangat kuat!
Guda tercengang sejenak saat
merasakan aura yang kuat dari Adriel!
Guda menarik napas dalam-dalam dan
berkata dengan suara yang dalam, "Tentu saja, aku sendiri yang akan
melakukannya! Seseorang, cepat ke mari!
Pada saat ini, seseorang di luar
sudah mendengar suara di dalam. Seorang pria berpakaian hitam dengan topeng
besi melangkah masuk dengan sikap yang tenang.
Guru Bumi!
"Bunuh mereka semua! Kirim
kepalanya ke Herios! Mayatnya buang ke sungai!" ucap Guda dengan nada
dingin.
"Jangan! Pak Guda, ampuni
kami!"
Seketika itu juga, orang-orang yang
dibawa oleh Waren sangat ketakutan dan buru-buru berlutut.
Namun, Guru Bumi yang keras kepala
itu hanya mengangkat tangan dan seketika banyak kepala langsung terpenggal!
Lantai itu berubah menjadi genangan
darah!
Orang yang bertopeng besi itu
menundukkan kepala untuk memberi hormat, kemudian undur diri dengan membawa
kepala orang-orang itu.
Di taman, aroma darah tercium.
"Adriel, sekarang kita bisa
bicara..."
Guda berbicara seolah-olah tidak ada
yang terjadi, tetapi sapaannya kepada Adriel sudah berubah menjadi lebih akrab.
"Utang Parman Gary, aku saja
yang membayarnya," terang Adriel dengan sikap santai. Dia menambahkan,
"Selain itu, dalam waktu tiga bulan, Guru Bumi nggak boleh
menyerangku."
Blak-blakan!
Guda terdiam sejenak dan mengangguk
sedikit. Dia berujar, "Oke."
Utang budi karena diselamatkan sudah
cukup untuk menebus segalanya. Nyawanya sangat berharga dan sebagai pebisnis,
dia juga sangat menjunjung tinggi aturan.
"Aku punya satu hal lagi yang
harus kamu lakukan! "ungkap Guda sambil menatap Adriel dengan tajam.
Guda terkejut. Sambil mengernyitkan
keningnya, dia bertanya, "Kamu nggak mau dengar berapa bayarannya?"
"Bayaranku, kamu nggak akan
mampu."
Adriel menjawab dengan santai, lalu
berdiri dan melenggang pergi. Guda memang seorang pebisnis yang hanya
mementingkan keuntungan, tetapi tetap mematuhi aturan. Tiga bulan tanpa
gangguan dari Guru Bumi, itu sudah cukup.
Guda sudah tidak memiliki apa pun
yang menarik perhatian Adriel.
Namun, saat Adriel hendak melangkah
pergi, suara Guda terdengar dari belakang, begitu tenang, "Ini soal harta
karun Iblis Darah."
"Dulu, tempat terakhir Iblis
Darah berada adalah di Provinsi Nambia. Sebelum mati, dia meninggalkan harta
karun itu di sini. Aku dan Herios datang demi harta itu. Herios mau membunuhku
juga karena harta karun itu."
"Iblis Darah itu setingkat ilahi
agung!"
"Kamu nggak tertarik sama harta
karun itu?"
No comments: