Bab 114
Diro lalu menoleh ke arah Adriel
sambil berkata, "Ini juga teman sekelasku, namanya Adriel Lavali. Latar
belakangnya cukup hebat."
"Oh? Latar belakang seperti apa?
Coba ceritakan padaku," ujar Brodi.
"Dia pernah menjadi wakil
direktur di Grup Bintang. Dia juga merupakan putra tunggal keluarga Lavali dan
cukup populer di sekolah. Sayangnya, kedua orang tuanya meninggal dalam
kecelakaan mobil dua tahun yang lalu. Bocah yang nggak berguna ini sama sekali
nggak mampu mengelola perusahaan. Pada akhirnya, perusahaannya diserahkan
kepada Ana," ujar Diro.
Diro kembali berkata, "Dia sama
sekali nggak merasa tertekan dengan kehancurannya sendiri. Dia memilih untuk
berjudi dan menggunakan narkoba hingga kehilangan segalanya. Tapi penampilannya
hari ini terlihat cukup keren."
Setelah mengatakan itu, Diro pun
tertawa terbahak-bahak tanpa merasa enggan.
"Aku kira dia benar-benar
memiliki latar belakang yang hebat, ternyata sama sekali nggak layak untuk
dibahas. Aku bahkan nggak merasa tertarik dengan Grup Bintang, apalagi putra
tunggal dari keluarga Lavali yang nggak berguna ini. Dia bahkan nggak pantas
untuk membersihkan sepatuku," ujar Brodi sambil mengambil sebatang rokok
dan melipat kedua kakinya.
Brodi kembali berkata dengan ekspresi
cabul, "Tapi aku cukup tertarik dengan Ana dari Grup Bintang. Andai aku
bisa meniduri wanita kelas atas itu. Rasanya sangat menggairahkan hanya dengan
membayangkannya."
"Pak Brodi, Ana sudah berusia
lebih dari 30 tahun. Bukankah dia agak tua? Aku lebih suka yang muda. Anak
gadis Ana yang bernama Yasmin itu juga lumayan," ujar Artur yang duduk di
samping Brodi.
"Kamu nggak mengerti, wanita
akan makin menggairahkan setelah mencapai usia tertentu, seperti usia Ana saat
ini. Ibarat seperti anggur yang harus mengendap selama beberapa waktu untuk
mendapatkan rasa yang sempurna dan nggak terlupakan," jawab Brodi dengan
percaya diri.
Brodi sama sekali tidak menyadari
tatapan Adriel di sampingnya yang penuh dengan niat membunuh.
"Pak Brodi, pria ini salah satu
anggota Ana yang nggak berguna. Kalau kamu ingin mendapatkan Ana, kamu mungkin
bisa mencari cara darinya," ujar Diro.
Diro berusaha menyenangkan Brodi
dengan memberikan saran yang buruk.
Setelah mendengar ini, Brodi kembali
berkata, "Oh? Jadi, kamu anggotanya Ana? Kalau begitu, aku akan memberimu
satu kesempatan untuk menyenangkan aku. Pulanglah dan curi dua pakaian Ana
untukku. Kalau kamu berhasil, aku akan menjagamu dengan baik di masa
depan."
Adriel tersenyum dan berkata,
"Aku kebetulan juga tertarik dengan pakaian ibumu. Pergilah dan curi
pakaian ibumu untukku. Ini kesempatan bagus bagimu untuk menyenangkan
aku."
Mendengar perkataan ini, Brodi
langsung bangkit berdiri dan marah besar.
"Kamu sudah bosan hidup? Kamu
pikir kamu siapa? Beraninya kamu berbicara seperti itu denganku?" ujar
Brodi dengan penuh amarah.
Diro merasa senang di dalam hatinya
ketika melihat Adriel menyinggung perasaan Brodi.
Tujuan Diro memanggil Ebert ke sini
bukan karena ingin membantunya.
Diro tahu kalau Ebert memiliki
hubungan yang baik dengan Adriel. Ebert bahkan sempat memarahi orang-orang yang
mengejek Adriel di obrolan grup kemarin. Jadi, Diro ingin memanfaatkan
kesempatan ini untuk mempermalukan Ebert dan memberinya pelajaran.
Diro tidak menyangka kalau Adriel
juga akan datang bersama Ebert. Ini adalah kesempatan yang bagus baginya untuk
mempermalukan mereka berdua.
"Bagaimana dengan kamu sendiri?
Kenapa kamu berani berbicara seperti ini denganku? "tanya Adriel.
"Bagus! Sangat bagus! Aku sudah
lama nggak bertemu dengan manusia sombong dan nggak tahu diri seperti kamu!
Hari ini, aku akan membuatmu merangkak keluar dari sini," ujar Brodi
dengan penuh amarah.
Di saat yang bersamaan, Diro berkata,
" Jangan marah, Pak Brodi. Orang ini memang sombong dan suka meremehkan
orang lain. Aku sendiri juga nggak suka. Tenang saja, aku punya cara untuk
menghadapi orang- orang seperti ini."
"Baiklah, aku akan melihat
bagaimana cara kamu memperlakukannya. Kita nggak boleh melepaskannya dengan
mudah hari ini," jawab Brodi dengan penuh amarah.
Diro menatap Adriel dengan tatapan
remeh sambil berkata, "Adriel, oh Adriel, kamu selalu merasa dirimu lebih
hebat dari orang lain. Tapi mulai dari sekarang kamu nggak lagi bisa bersikap
sombong. Pak Brodi ingin kamu mati, inaka kamu nggak akan bisa bertahan sampai
besok."
"Nggak peduli apakah aku bisa
bertahan hidup sampai besok atau nggak, ini sama sekali nggak ada hubungannya
dengan anjing bodoh sepertimu," ujar Adriel.
No comments: