Bab 1149
"Kamu nggak berhak ikut campur
setelah Pak Adriel turun tangan!"
Hendro juga ikut mengomeli Siska,
lalu mengambil pil itu dan menelannya tanpa ragu.
Hanya mereka yang cerdas dan
berprinsip saja yang sanggup melatih diri hingga mencapai tingkat Guru Bumi.
Saat ini, Hendro berada di posisi yang kalah.
Hidup dan matinya ada di tangan
Adriel. Itu sebabnya dia juga tidak berani melawan ataupun membuat Adriel
kesal.
Para anggota keluarga Gunawan lainnya
yang terluka pada akhirnya memakan pil obat itu juga walaupun dengan ragu.
Detik berikutnya, wajah Dante, Hendro
dan yang lainnya sontak menjadi pucat!
Setelah pil obat itu ditelan, Hendro
bisa merasakan kekuatan obat yang dingin itu mengalir ke sekujur tubuhnya.
Tubuh Hendro pun gemetar, lalu dia
memuntahkan darah.
"Leluhur!" jerit Siska. Dia
pun menatap Adriel dengan marah. "Kalau kamu memang mau membunuh kami, ya
bunuh saja! Nggak perlu merendahkan kami seperti ini! Dasar gila!"
Plak!
Adriel balas menampar Siska dan
menyuruh wanita itu untuk diam. Jejak telapak tangan Adriel membekas merah di
pipi Siska yang putih mulus dan cantik.
"Kamu ini terlalu banyak
bicara!" dengkus Adriel dengan dingin. "Apa Riko nggak mengajarimu
kepatuhan sebagai seorang istri?"
Riko yang berada di samping balas
memutar bola matanya. Aduh, Adriel terlalu memandang tinggi dirinya!
Dia itu suami yang masuk ke keluarga
istri, jadi mana mungkin dia berani mengajar Siska tentang kepatuhan sebagai
seorang istri?
Itu sih namanya dia cari mati!
"Pak Adriel..." panggil
Dante memelas. Terlepas dari segala yang terjadi, Hendro tetaplah leluhurnya
yang memiliki ikatan darah dengannya dan sudah sekian tahun melindungi keluarga
Gunawan...
Namun, detik berikutnya.
Wooosh!
Asap hitam pun mengalir keluar dari
setiap pori- pori kulit Hendro.
Semua orang pun menatap dengan kaget
bagaimana tangan Hendro yang membusuk itu sembuh dengan begitu cepatnya!
Hendro menghela napas dalam-dalam dan
mengeluarkan asap hitam terakhir, lalu tubuhnya sontak terasa lebih ringan.
Dia juga terkejut sekali melihat
daging di tangannya yang perlahan tumbuh kembali hanya dalam waktu satu menit.
Dengan kecepatan penyembuhan seperti ini, kemungkinan besar dia sudah bisa
pulih dalam waktu 30 menit.
"Eh, ini ... "
Hendro tidak tahu harus berkomentar
apa. Dia mengamati para anggota keluarganya yang lain dan menyadari bahwa
mereka semua juga pulih dengan sangat cepat....
Tubuh mereka semua beregenerasi dan
nyawa mereka pun lepas dari genggaman maut!
"Ternyata ada juga keajaiban
seperti ini di dunia ... "
Mulut Dante sampai menganga lebar
saking kagetnya.
Semua orang pun menatap Adriel.
Adriel sendiri berdiri dengan tenang
seolah-olah semua yang baru saja dia lakukan itu bukanlah apa- apa.
Mereka baru akan mati jika Adriel
menghendakinya dan akan tetap hidup jika Adriel menginginkannya!
Dialah yang menentukan hidup dan mati
mereka, nyawa mereka berada di tangannya!
"Ternyata ada hal seajaib ini di
dunia... "
Hendro merasa begitu takjub dengan
semua ini. Dia sudah makan asam garam kehidupan, tetapi ini pertama kalinya dia
melihat sesuatu semenakjubkan ini!
Regenerasi dan selamat dari kematian!
Selama ini, Hendro pikir hal itu
hanyalah bentuk kesombongan dari kaum dokter. Dia tidak menyangka ternyata dia
akan mengalaminya sendiri!
Ajaib sekali...
Dante yang sudah dinobatkan sebagai
kepala keluarga itu pun langsung bersujud dan berujar dengan gembira,
"Terima kasih Pak Adriel sudah menyelamatkan Leluhur!"
"Pak Adriel memang hebat sekali!
Keluarga Gunawan terlalu buta dan berpikiran pendek! Mulai sekarang, keluarga
Gunawan akan menghormati Pak Adriel!" timpal Hendro dengan tegas. Dia
sudah tidak lagi meragukan Adriel.
No comments: