Bab 1173
Melihat petir turun, ular raksasa itu
akhirnya tampak bisa merasakan ketakutan. Empat pupil matanya yang dalam
memancarkan ketakutan!
Dari segi kekuatan, ia bisa dengan
mudah mengalahkan Adriel.
Namun, petir surgawi yang
menghancurkan segala kejahatan adalah musuh alaminya!
Seketika, tubuhnya mulai menggeliat
dengan liar, memicu gelombang energi darah seperti lautan yang meluap di lembah,
menghempas keras ke arah Adriel!
Semua orang terperangah, menyaksikan
lautan darah yang sangat besar di hadapan Adriel, membuat sosoknya tampak kecil
seperti menara kecil di tengah badai.
Namun, Adriel dengan tenang memegang
pedang setengah jadi yang beraliran petir, lalu berkata pelan,
"Tebas!"
Wush!
Tak ada kata-kata yang mampu
menggambarkan kemegahan tebasan pedang ini.
Pedang petir yang besar dan tak
tertandingi itu menebas dari langit. Lautan energi darah yang begitu besar itu
mencair seperti es yang terkena api, terbelah ke dua arah.
Di bawah tatapan penuh kekaguman
semua orang, lautan energi darah itu terbelah oleh petir, membentuk dua bagian.
Kemudian, pedang itu langsung
menghantam ular raksasa yang bersembunyi di dalam lautan energi darah!
Wush!
Saat pedang itu bersentuhan dengan
tubuh ular, energi darah di tubuhnya mulai menghilang dengan cepat.
Ular itu menggeliat, berjuang dengan
keras, hingga mengguncang seluruh lembah!
Namun, ia hanyalah pusat formasi ini.
Adriel telah lama mengetahui rahasia formasi energi darah yang besar ini.
"Hiss!"
Ular raksasa itu mengeluarkan raungan
pilu, berusaha melarikan diri, tetapi semuanya sudah terlambat.
Pedang petir masih terus
menyerangnya, menusuk tepat di bagian vital ular itu!
Tiba-tiba, suara ledakan keras
terdengar saat ular itu terempas ke dinding tebing lembah. Seluruh lembah
bergetar sesaat, pedang petir menancap dalam di tebing, menjepit ular itu
mati-matian di sana.
Ular itu menggeliat sejenak sebelum
energi darahnya benar-benar menghilang. Dalam raungan putus asa, ular yang
hampir mencapai tingkat master langit itu akhirnya hancur sepenuhnya!
Satu tebasan membasmi kejahatan!
Petir turun ke dunia!
Kekuatan luar biasa ini bukan milik
manusia biasa!
"Kenapa..."
Herios tercengang melihat semua ini,
seolah-olah dia sedang bermimpi.
"Inilah kekuatan Pak
Adriel!" seru Hendro dengan penuh semangat. Dia tertawa terbahak-bahak,
hatinya dipenuhi kebahagiaan.
Meski dia telah melewatkan banyak
peluang, setidaknya dia tidak melewatkan Adriel!
Oscar pun terpaku menatap Adriel yang
terlihat luar biasa. Dia berkata, "Di usia semuda ini, majikanku pun nggak
akan bisa menandingi Tuan Muda ..."
Guda juga merasa sangat terkejut, tak
mampu berkata-kata.
Penampilan Adriel telah menghancurkan
semua prasangka Guda sebelumnya tentang Adriel!
"Ayah, kerja sama! Kita harus
bekerja sama dengan Adriel!" kata Kevin dengan suara gemetar.
Guda merasa sudut matanya berkedut.
Dia mengingat momen ketika dirinya menolak tawaran kerja sama dari Adriel di
masa lalu. Sekarang, apakah dia masih memiliki kesempatan untuk bekerja sama
dengannya?
Sementara itu, di bawah tatapan semua
orang, Adriel perlahan mendarat di tanah. Pedang setengah jadi petir di
tangannya masih berkilat dengan sisa- sisa petir.
Formasi energi darah bukanlah sesuatu
yang bisa diremehkan.
Meski tampak seperti Adriel membunuh
ular itu dengan mudah, kenyataannya ular tersebut memiliki lautan darah sebagai
pendukungnya. Tidak peduli berapa kali pun ia dihancurkan, selama lautan darah
masih ada, ia bisa pulih dalam sekejap. Bahkan ahli tingkat langit pun tidak
akan bisa memaksakan masuk.
Namun, sayang sekali ular raksasa itu
bertemu dengan Adriel, yang mengetahui semua rahasia Iblis Darah. Ditambah
lagi, Adriel memiliki pedang setengah jadi khusus yang bisa menghancurkan
segala makhluk jahat. Jadi Adriel bisa membunuh ular itu dengan satu tebasan.
Namun, sangat disayangkan, karena
Adriel telah menggunakan Serangga Racun Iblis Darah untuk menahan ular tadi.
Serangga Racun Iblis Darah tersebut kini telah terlalu banyak terkuras. Adriel
hanya bisa menggunakannya sekali lagi.
"Pak Adriel, mari kita
diskusikan kembali tentang kerja sama!"
Seperti yang diharapkan dari seorang
figur besar, dia bisa berubah pikiran dengan sangat cepat.
Guda tampak mengambil napas
dalam-dalam saat mengatakan ini.
Namun, Adriel hanya memandangnya
dengan tenang, lalu membalas, "Aku pernah mengatakan padamu, di masa
depan, kerja sama ini mungkin nggak akan melibatkanmu lagi!"
No comments: