Bab 1225
Aura ini bahkan membuat Dennis
terkejut dan bingung. Dia menatap pihak lain dengan tidak percaya.
Helen terlihat seperti berusia hampir
30 tahun. Dia adalah master puncak tingkat sembilan?
Bakat ini jauh lebih rendah daripada
Adriel, tetapi di wilayah tengah bisa dianggap cukup baik!
"Kalian berdua jangan ribut
lagi."
Melihat situasi ini, Yodit segera
memisahkan mereka berdua.
Helen mendengkus dan berkata,
"Aku nggak punya waktu untuk berurusan dengan orang mati. Sekarang, karena
Adriel sudah mati, aku bisa membuat keputusan untuk Wennie dan merekrut orang
yang berbakat untuk masuk!"
"Sekarang, Wennie belum stabil.
Kalau bisa merekrut seseorang yang memiliki bakat yang cukup, Wennie bisa
mendapatkan banyak poin."
"Kalau begitu, pergilah,"
ujar Dennis dengan tenang.
Dengan acuh tak acuh, Helen langsung
berbalik dan pergi.
Melihat situasi ini, Yodit juga
terlihat menyesal. Dia ingin mengatakan sesuatu.
Namun pada saat itu, tiba-tiba Oscar
datang dan berkata, "Nona Helen, tunggu sebentar!"
"Ada apa?" kata Helen
dengan tidak sabar.
"Barusan kamu bilang, asalkan
merekomendasikan orang yang berbakat tinggi untuk masuk ke Akademi Arjuna,
tunangan Tuan Muda bisa mendapatkan banyak keuntungan?" tanya Oscar dengan
santai.
"Bukan hanya keuntungan saja!
Dia akan mendapatkan sepuluh poin dari Akademi Arjuna! Apa kamu tahu apa arti
sepuluh poin dari Akademi Arjuna? Waktu itu, orang yang mendapatkan 100 poin,
setelah lulus langsung direkrut sebagai asisten oleh Dewa Perang dari divisi
garnisun Kota Srijaya. Setelah dilatih selama beberapa tahun, orang itu akan
memiliki masa depan yang cerah!" ujar Helen dengan acuh tak acuh.
Ekspresi sombongnya membuat Dennis
makin acuh tak acuh.
Namun, dia tahu Oscar pasti telah
menerima perintah dari Tuan Muda dan pasti telah mempersiapkan sesuatu.
"Baiklah, kebetulan kami punya
seorang genius. Mungkin dia bisa memberikan beberapa keuntungan kepada Nona
Wennie," ujar Oscar dengan santai.
"Seorang genius?"
Mendengar kata-kata itu, Helen
tertawa sinis sambil menggelengkan kepalanya dan berkata, " Konsep kami
tentang bakat nggak sama. Kalau dibandingkan dengan Akademi Arjuna, bakat
seperti kalian yang berasal dari Sagheru, dianggap biasa saja."
"Apakah Gilbert muncul dalam
beberapa tahun terakhir ini? Kalau iya, nggak perlu merekomendasikannya. Aku
pernah melihatnya di Akademi Arjuna. Dia punya bakat yang cukup baik, tapi
kejam dan punya penyakit tersembunyi, jadi dia nggak memenuhi syarat untuk masuk
ke akadeni!"
"Bukan Gilbert."
Oscar berkata dengan tenang,
"Orangnya akan segera datang, kamu akan tahu begitu melihatnya."
Sebenarnya, Oscar benar-benar ingin
meninju wajah wanita jalang ini!
Menurut ucapan Tuan Muda, orang yang
akan hadir nanti memiliki potensi mencapai tingkat ilahi agung!
Itu akan membuat seluruh Akademi
Arjuna menjadi gempar!
Wanita ini masih berani membual!
Pada saat ini, Yodit segera berkata,
"Nona Helen, demi putriku, tolong tunggu dan lihatlah. Kalau nggak bisa,
tolak saja."
Ekspresi kebencian terlihat jelas di
wajah Helen." Adik juniorku, Wennie, benar-benar sial dilahirkan di
keluargamu! Sebagai ayahnya, kenapa kamu begitu konservatif? Seharusnya kamu
memutuskan hubungan dengan keluarga Adriel dan nggak berhubungan dengan mereka
lagi."
Yodit sudah tua. Diceramahi sampai
seperti itu membuatnya tampak marah. Namun, ketika memikirkan rasa bersalahnya
terhadap putrinya, dia tidak bisa menahan diri untuk melepaskan tangannya yang
lemah. Hatinya dipenuhi dengan kesedihan.
Pada akhirnya, semua karena dirinya
yang tidak berguna. Dia tidak bisa menjaga Adriel maupun putrinya sendiri ...
Beberapa saat kemudian.
Sebuah mobil masuk ke sanatorium.
"Sudah datang!" kata Oscar
dengan senang ketika melihat mobil itu.
Helen mengangkat alisnya dan melihat
ke depan. Lalu, dia sedikit terkejut dan berkata dengan marah, "Orang
biasa berusia dua puluhan tahun? Inikah yang kamu sebut sebagai genius?"
No comments: