Bab 1229
"Baik!" kata Helen.
Helen terpaksa membungkuk tiga kali,
lalu mengangkat kepalanya dan berkata dengan suara dingin, "Sudah
cukupkah?"
Kali ini Pak Dennis memandang Yunna
dan merasa sangat puas di dalam hatinya.
Saat ini Yunna memiliki sikap seorang
pemimpin rumah tangga yang kuat, seperti seorang istri utama!
Hanya Yodit yang memandang Yunna
dengan pandangan aneh. Dia merasa bahwa ada sedikit warna hijau yang aneh di
atas kepala putrinya...
Yunna malah berkata sambil memandang
Helen yang tampak tidak senang, "Kamu nggak rugi dengan permintaan maaf
hari ini. Bakat Adriel jauh lebih unggul dari aku, dibandingkan dengannya, aku
bukanlah apa-apa."
"Sayangnya, kedatangan kalian
sudah terlambat. Akademi Arjuna nggak tahu betapa hebatnya Adriel!
"lanjut Yunna.
Genius yang bisa mengalahkan tubuh
racun sembilan misteri?
Kedengarannya membuat orang merasa
tidak berdaya.
Kali ini Helen berkata tanpa
ekspresi, "Nggak akan terlambat untuk membicarakan semua ini sebelum kamu
datang ke Akademi Arjuna terlebih dahulu dan melihat dunia yang lebih
besar."
"Bersiap-siaplah, satu jam
kemudian kita akan berangkat," kata Helen.
Setelah itu dia langsung pergi
keluar. Sepertinya dia akan memberitahu Akademi Arjuna tentang kabar baik ini.
Namun, dalam waktu yang bersamaan, wajahnya
menjadi pucat dan dia berbisik nama Adriel di dalam hatinya. Nama itulah yang
membuatnya dihina hari ini!
Yodit juga meminta maaf dan pergi
dengan ekspresi aneh. Sepertinya dia ingin mengatakan sesuatu kepada
putrinya...
Di sisi lain.
Pak Dennis melihat ke arah Yunna,
lalu dia mengerutkan keningnya dan berkata, "Kenapa kamu berbuat seperti
ini? Sedikit terlalu sombong."
Meskipun Pak Dennis merasa puas saat
Yunna membela Adriel, pada akhirnya Yunna harus bergabung dengan Akademi
Arjuna.
Sebagai orang baru, dia tidak
memberikan sedikit rasa hormat kepada kakak seniornya, ini memang agak kurang
pantas.
Yunna berkata dengan tenang,
"Mulai sekarang, lebih baik bersikap sombong agar bisa berdiri tegak dan
membuat semua orang nggak berani menggangguku. Kalau nggak, aku khawatir
nantinya akan ditindas oleh Lila."
Pak Dennis sedikit tersenyum pahit.
Tidak mungkin Yunna tidak keberatan dengan banyaknya wanita yang dimiliki oleh
Adriel. Kini Yunna merasa sedikit tersinggung dan harus mengukuhkan posisinya dengan
kekuatannya sendiri.
Namun, dia tidak tahu bahwa masih ada
seorang tunangan Adriel yang sedang menantinya di Akademi Arjuna. Entah seperti
apa adegan pertemuan mereka berdua...
Oscar dengan antusias berkata,
"Kamu masih punya waktu satu jam, apa kamu ingin bertemu Pak Adriel?
Ini sangat sesuai dengan selera
Oscar. Dia dengan antusias menjadi penonton dan sangat tertarik dengan siapa
yang akan menjadi ibu rumah tangga untuk Adriel.
"Nggak perlu... " kata
Yunna.
Yunna memandang ke arah lantai dua
dengan pandangan penuh harapan dan tidak rela, tetapi pada akhirnya dia berkata
dengan tekad, "Tolong sampaikan pesan ini padanya, suatu hari nanti, aku
akan bertemu dengannya di puncak!"
Setelah selesai berbicara, Yunna
berbalik dan pergi.
"Begitu mendominasi, keluarga
Tuan Muda mungkin akan sedikit nggak tenang Dennis sambil melihat kepergian
Yunna. "kata Pak
"Wennie hanya terikat oleh
moralitas, nggak berarti dia akan menyukai Tuan Muda," kata Oscar.
Oscar merasa sedikit kasihan kepada
Wennie.
Keluarga Janita saat ini sedang dalam
kesulitan.
Wanita seperti Wennie tidak
kekurangan pengagum. Dia mendapatkan satu kuota di Akademi Arjuna untuk Adriel
dan sekarang dia juga harus menjaga jenazah Adriel. Semua yang dia lakukan
hanya untuk membayar hutang ayahnya. Menyukai Adriel hanyalah omong kosong.
Pak Dennis melirik Oscar dan berkata,
"Asalkan Wennie bertemu dengan Tuan Muda, dia pasti akan
menyukainya."
"Bagaimana kamu tahu?" kata
Oscar tidak percaya.
Awalnya Pak Dennis ingin mengatakan
bahwa Oscar tidak tahu apa-apa tentang pria brengsek seperti Adriel. Namun
setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Aku nggak tahu apa-apa tentang
daya tarik Tuan Muda."
"Bagaimana kalau kita bertaruh?
Kalau Wennie nggak suka Tuan Muda, mulai sekarang kamu jadi adik dan aku jadi
kakak!" ujar Oscar.
Pak Dennis segera menyetujuinya tanpa
ekspresi.
Oscar sangat yakin, tetapi sesaat
berikutnya, dia meragukan keyakinannya karena kedatangan sebuah mobil.
Terlihat seorang wanita cantik yang
mengenakan kebaya yang anggun dan elegan turun dari mobil.
No comments: