Bab 1243
Puff!
Sebuah jari menunjuk ke depan,
seperti sebuah meteor perak yang meluncur cepat di tengah hutan yang gelap,
merobek udara untuk menyerang lawan!
"Kamu cari mati!" teriak
Finn dengan marah.
Tinju besi Finn menyongsong ke depan.
Suara angin dari pukulannya berdesing seperti raungan naga, penuh kekuatan dan
dominasi.
"Kakak senior Finn, aku akan
membantumu!"
Yulianto bergegas maju ingin
membantu.
Namun, Elin menatap mereka dengan
dingin sambil berkata, "Kalau kalian ingin bertarung, aku siap menghadapi
kalian."
Dalam sekejap, aura Guru Bumi tingkat
satu menyebar, diiringi oleh aura pembunuh dingin yang mengunci pada dua orang
itu.
Elin dapat merasakan bahwa Wennie
adalah Guru Bumi setengah langkah. Namun, dia memliki kekuatan yang besar,
sehingga bahkan Elin pun merasakan sedikit bahaya darinya.
Wennie mengerutkan kening sembari
berkata, "Aku nggak akan turun tangan."
Yulianto seketika terdiam. Dia tampak
sedikit ragu, lalu tidak bersuara lagi.
"Lebih baik begitu," ucap
Elin sambil menyipit matanya sedikit.
Bum!
Pertarungan menjadi sangat intens.
Adriel dan Finn saling bertarung
dengan sengit. Dalam sekejap saja, mereka sudah bertukar serangan ratusan kali!
Namun, Adriel hanya seorang master
puncak tingkat delapan. Banyak teknik yang masih belum bisa dia gunakan dengan
baik. Jadi dia hanya mengandalkan kekuatan fisiknya yang tangguh serta Jurus
Jari Nirwujud.
Finn menunjukkan ekspresi mengejek,
sementara napasnya tampak stabil. Dia berkata, "Aku pikir kamu berada di
tingkatan yang lebih tinggi, ternyata hanya seorang master puncak tingkat
delapan. Berani-beraninya kamu mau menghadapiku! Mati saja kamu!"
Bagi Finn, menghadapi seseorang dari
Sagheru seperti Adriel memberinya rasa superioritas yang besar. Dia tetap
bersikap tenang, tidak terburu- buru. Bahkan ketika menghadapi master puncak
tingkat delapan, dia memilih taktik yang paling menguntungkan dirinya, yaitu
menggunakan energi sejati yang panjang dan kuat untuk perlahan-lahan menguras
tenaga Adriel.
Serangannya mengelilingi Adriel dari
segala arah, hanya menyisakan satu jalan keluar, yaitu gua tersebut. Finn
berniat memaksa Adriel masuk ke dalam gua untuk menyelidiki keadaan di
dalamnya.
Adriel mencengkeram jarinya tanpa
berkata apa- apa. Semangat bertarungnya tampak membara, sementara darahnya
mendidih.
Sepanjang perjalanan ini, dia telah
melangkah melalui pertempuran berdarah, dengan tekad tak terkalahkan. Meskipun
lawan memiliki tingkat kekuatan yang lebih tinggi, sementara Adriel tidak dapat
menggunakan banyak teknik, Adriel tidak gentar sama sekali. Justru ini adalah
kesempatan untuk dia mengasah kemampuan bela dirinya.
"Di antara kelas master puncak
tingkat delapan, kemampuanmu cukup baik. Kamu mampu bertarung denganku.
Sayangnya, kamu nggak tahu apa itu keagungan. Pergi dan buka jalan
untukku!" ucap Finn dengan penuh percaya diri.
Dia memandang Adriel sebagai sesuatu
yang ada di dalam genggamannya, seseorang yang bisa dia perintah sesuka hati.
"Kakak senior Finn memang nggak
ada tandingannya!"
Yulianto terlihat bangga. Setelah
dihajar oleh Adriel sebelumnya, Yulianto merasa hatinya sangat kesal.
Kini dia merasa lega saat melihat
Finn yang menekan Adriel, mengeluarkan semua kekesalan yang terpendam di
hatinya.
Adriel menatap dengan dingin sambil
berkata, " Kamu hanya seorang Guru Bumi. Aku sudah pernah membunuh yang
sepertimu. Aku hanya menggunakanmu untuk mengasah kemampuan bela diriku. Kalau
hanya ingin membunuhmu, aku punya 100 cara."
Ini bukan hanya omong kosong. Adriel
bisa menggunakan kekuatan dari orang seperti Kevin dan lainnya untuk bertindak
diam-diam. Atau dia juga bisa menggunakan kekuatan Herios.
"Dasar badut kecil."
Finn tersenyum mengejek sambil
mengepalkan limna jarinya menjadi tinju. Seketika itu juga, tinjunya dipenuhi
aura yang kuat, lalu terbang menghantam Adriel.
Dalam sekejap, energi sejati hitam
berubah menjadi kabut hitam pekat, menyelimuti seluruh area seolah -olah malam
telah tiba. Kabut itu terus bergulung menuju ke arah Adriel!
"Tinju Hantu! Satu pukulan
membelah dunia akhirat!"
Kata-katanya sungguh menggetarkan
hati. Ini adalah jurus terkenal dari Akademi Arjuna, sebuah teknik tingkat bumi
yang memiliki kekuatan luar biasa.
Bum!
Ketika kabut hitam yang
bergulung-gulung menyebar, auranya tampak begitu mengerikan dan menakutkan.
Namun, Adriel tetap tampak tenang
menghadapi serangan itu. Satu jarinya diarahkan ke depan.
"Gugur Bulan."
Kata-katanya terdengar tenang. Namun,
di tengah kabut hitam yang pekat, tiba-tiba memancar cahaya yang tak berujung!
No comments: