Bab 1249
"Oh," balas Adriel acuh tak
acuh.
"Oh apanya? Apa kamu bisa tahan
dengan itu?" tanya Elin.
"Bukan begitu, aku hanya
membayangkan ekspresi wajahnya kalau dia tahu siapa aku sebenarnya," jawab
Adriel.
"Kamu ini memang sudah jahat
sejak lahir... " cibir Elin sambil menggelengkan kepalanya..
Jika saja Kevin mengetahui bahwa dia
sudah berbicara buruk tentang Adriel di depan Adriel sendiri, bahkan bilang
akan menampar Adriel ...
Selain itu, dia masih mau memaksa
Adriel menuju jurang kematian ...
Semoga saja Kevin tidak punya
penyakit jantung.
Namun, pada saat itu juga ...
"Tunggu, apa itu?"
Ekspresi Elin tampak berubah. Dia
menatap ke dalam gua yang gelap.
Saat ini, Adriel juga sudah
memperhatikan ke arah depan. Dia tampak menyipitkan matanya ke arah itu.
Di kegelapan yang pekat itu, ada
sepasang mata seperti bara menyala yang menusuk kegelapan, menatap tajam ke
arah mereka!
"Adriel... Kamu ternyata berani
datang...
Ada sebuah aura kuat yang diliputi
dengan perasaan mencekam, serta suara yang familiar. Seolah suara ini berasal
dari neraka yang dikeluarkan oleh iblis yang bangkit dari siksaan.
Di dalam gua yang gelap, suara yang
menyeramkan terdengar menggema.
Tiba-tiba, sebuah aura yang kuat pun
muncul!
Puff!
Dihadapkan dengan aura yang kuat
tersebut, Elin segera melepaskan energi sejati untuk menahan tekanan ini.
Sementara Adriel menyipitkan mata,
lalu mundur beberapa langkah.
Kemudian, terlihatlah sosok dengan
pakaian compang-camping yang sedang duduk bersila di dalam gua.
Herios!
Hanya saja, kali ini mata Herios yang
seperti bara api itu menatap Adriel dengan ganas, seakan ingin melahapnya
hidup-hidup. Pakaian Herios tampak robek-robek, wajahnya pucat, sementara
tubuhnya penuh dengan luka yang disebabkan oleh berbagai serangan.
Jelas terlihat bahwa dia telah
mengalami pengejaran yang kejam dan tanpa ampun.
"Lama nggak jumpa," kata
Adriel sambil tersenyum santai, seolah sedang bertemu dengan teman lama.
"Elin!"
Pada saat itu, pandangan Herios
tertuju pada Elin. Dia tampak kaget saat bertanya, "Kenapa kamu ada di
sini? Kenapa kamu bersamanya?"
Tak perlu banyak penjelasan.
Pada saat itu juga, Elin langsung
merangkul lengan Adriel, menatap Herios dengan tatapan penuh kebencian, lalu
bertanya balik, "Menurutmu kenapa?"
Elin melanjutkan, "Hari ini aku
akan memberitahumu! Anakmu tewas karena rencanaku.
Aku memanjakannya, membiarkan dia
melakukan kejahatan apa pun yang dia inginkan, hanya agar suatu hari nanti dia
memancing masalah, lalu dibunuh oleh seseorang yang nggak bisa dia lawan! Bukan
hanya Adriel sudah membunuh anakmu, aku juga sudah tidur dengan Adriel. Bahkan
lebih dari
sekali! Herios, orang yang paling
kamu benci telah
membuatmu diselingkuhi! Bagaimana
rasanya?"
Kebencian Elin terhadap Herios begitu
dalam. Sekarang dia tak lagi ingin berpura-pura. Setiap kata yang Elin ucapkan
menusuk hati Herios, melepaskan semua ketidakpuasan dan dendam selama
bertahun-tahun ini!
Makin marah Herios, akan makin puas
Elin.
Kata-kata ini telah lama terpendam
dalam hatinya. Sekarang akhirnya dia bisa mengucapkannya langsung di depan
Herios!
Betapa melegakannya!
Alasan utama Elin ikut dengan Adriel
ke kota Srijaya adalah untuk melampiaskan dendam ini di hadapan Herios.
Kini, dengan setiap kata yang
terucap, tubuh Herios mulai bergetar karena amarah. Suaranya yang penuh dendam
dan kebencian meledak seperti suara dari kedalaman neraka.
"Dasar pasangan bajingan! Kalian
cari mati!"
Kini Herios sudah benar-benar marah
sampai matanya tampak merah menyala!
Dari Herios yang pernah berada di
puncak kekuasaan hingga menjadi orang yang diburu seperti ini, semua adalah
akibat dari perbuatan Adriel!
Sekarang, dia bahkan diselingkuhi
oleh Elin dengan Adriel!
"Matilah! Kalian semua harus mati!"
teriak Herios.
Bum!
Aura yang menggelegar tiba-tiba
meledak!
No comments: