Membakar Langit ~ Bab 1256

  

Bab 1256

 

Melihat Herios makin mendekat, Wennie merasa gentar, tetapi tidak ada keraguan dalarn pandangannya. Dia tahu, dialah yang menjadi harapan terakhir dalam pertarungan ini.

 

Selama ini, dia telah terbiasa menjadi pelindung bagi orang lain.

 

Wajahnya makin serius, lalu dia mengangkat tangan dan memanipulasi udara dingin menjadi panah- panah es yang mengarah ke Herios.

 

"Menarik..."

 

Kilatan api membara tampak di mata Herios, yang merasa makin tertantang..

 

"Hati-hati, Kak ... " teriak Yulianto dengan cemas.

 

Dia tahu bahwa Wennie sedang memanfaatkan seluruh potensi tubuh dingin murninya. makin lama dia bertarung, makin besar energi yang terhisap. bisa saja membuat Wennie kehilangan kemampuannya sepenuhnya.

 

Mengingat cedera pada fondasi kekuatannya, pertarungan ini

 

"Serang!" kata Wennie, suaranya dingin seperti angin kutub yang menusuk.

 

Puluhan panah es itu melesat menembus udara dengan suara mendesis, menciptakan gelombang dingin di sekitarnya.

 

Rambut hitamnya berkelebat liar, membuatnya tampak seperti dewi perang.

 

Setiap panah es berlipat ganda, menciptakan serbuan tak terhitung banyaknya yang menyelimuti Herios.

 

Ini adalah jurus andalannya.

 

Bahkan Guru Bumi sekalipun akan mengalami cedera serius jika terkena serangan ini.

 

Namun, Herios hanya memandang panah panah es itu dengan acuh tak acuh.

 

Dia menatap serbuan es yang mendekat dan berkata dengan nada meremehkan, "Berhenti!"

 

Siuh!

 

Dengan kata itu, seakan mengeluarkan perintah, ruang di sekitarnya tiba-tiba terasa seperti membeku.

 

Semua panah yang melesat ke arahnya seolah terperangkap dalam lumpur, kehilangan kecepatan dan akhirnya berhenti di udara, seolah-olah waktu terhenti.

 

"Memanipulasi ruang dan membuat batasan sendiri? Teknik ini ... apakah dia baru saja mempelajarinya dari Iblis Darah?" seru Kevin dengan ketakutan.

 

Konon, seni bela diri tingkat tinggi memang menyentuh dimensi ruang, seperti teknik yang membuat jarak menjadi sangat dekat.

 

Jika Herios terus mengembangkan Iblis Darah, bukan tidak mungkin dia bisa menjadi penerusnya.

 

Dengan senyum meremehkan, Herios mengepalkan tangannya dengan keras

 

"Hancur!" teriaknya.

 

Bam Bam!

 

Ratusan panah es yang tergantung di udara langsung hancur berkeping-keping. Kabut es meledak, serpihan es melesat ke segala arah.

 

"Ugh!"

 

Wennie tersentak dan menerima serangan balik dari energi yang meledak. Tubuhnya terpental ke belakang, dihujani oleh pecahan es yang menyayat tubuhnya, membuatnya terjatuh dan terluka parah.

 

Herios menatap Wennie yang terluka parah dengan rasa heran. "Kamu masih bisa bertahan hidup? Menarik juga," ujarnya.

 

Meski hanya dengan satu jurus, Herios bisa melihat bahwa kekuatan Wennie jauh melampaui Finn.

 

"Tapi pada akhirnya kamu hanya semut. Kalau nggak ada lagi trik yang kamu miliki, lebih baik kamu jadi tungkuku saja..." ujarnya sambil menyeringai dingin, melangkah maju dengan pandangan penuh nafsu membara.

 

Kevin makin ketakutan.

 

Jika satu serangan saja sudah tidak tertahan, maka ini sudah benar-benar tamat!

 

"Sudah habis... habis sudah..."

 

Yulianto pun gemetaran, menatap dengan pandangan putus asa.

 

"Ada lagi yang ingin bertarung denganku?"

 

Herios melempar tubuh Finn yang hampir kering. berdiri tegap dengan aura keganasannya yang membuat semua orang memucat ketakutan.

 

"Aku masih bisa bertarung!"

 

Meskipun hatinya bergetar, Wennie menggertakkan gigi, berusaha berdiri lagi untuk melawan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 1256 Membakar Langit ~ Bab 1256 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 31, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.