Bab 1257
Wennie juga bisa meledakkan kekuatan
darah tubuh dingin murninya ini!
Mungkin, dapat berfungsi sebagai efek
turun salju...
Sekarang hanya ada satu cara ini.
Tiba-tiba, Wennie mengumpulkan energi
sejati di dalam darahnya, seluruh tubuhnya memancarkan kekuatan yang
menakjubkan dan dia mulai menggerakkan kekuatan darahnya dengan liar.
Namun, saat Wennie hendak bangkit dan
menyerang, tangannya ditarik dan sebuah suara yang lembut terdengar di
telinganya, "Sudah cukup.
Dalam keterkejutannya, Wennie melihat
bahwa Adriel yang menariknya. Seketika, persiapan ledakan darahnya juga
langsung terputus!
"Kalian ... cepat pergi! Di sini
hanya aku yang bisa menghentikannya!" seru Wennie dengan cemas.
"Aku nggak terbiasa dilindungi
oleh wanita," sahut Adriel sambil tersenyum dan dia sudah berdiri di depan
Wennie.
Melihat situasi ini, Wennie langsung
panik.
Sekarang hanya dirinya yang memiliki
kekuatan untuk bertarung.
Bagi Wennie, Adriel hanya seorang
master puncak tingkat delapan.
Bukan begitu caranya untuk berlagak
menjadi pahlawan!
Seketika, saat Adriel berdiri,
pandangan Kevin dan yang lainnya langsung tertuju padanya.
"Demi menyelamatkan seorang
wanita, kamu bahkan nggak menghiraukan nyawamu?"
Kevin terkejut.
Ini adalah Herios.
Meskipun Vendro datang, dia bahkan
sulit untuk menghadapinya.
Kamu seorang master puncak maju ke
depan, bukankah hanya untuk mempermalukan diri sendiri?
Terutama adalah jika kamu ingin mati,
maka matilah sendiri. Untuk apa menghentikan Wennie meledakkan darahnya?
Seketika, Kevin sangat ingin membunuh
Adriel!
"Sialan! Biarkan dia mati jika
itu keinginannya!" seru Kevin dengan marah dan segera mundur.
Wennie hendak mengatakan sesuatu,
tetapi Yulianto segera berkata, "Kakak senior Wennie, cepat mundur. Jangan
menghalanginya untuk mati!"
Semua orang sudah ketakutan oleh
Herios!
Hanya Elin yang menatap kerumunan
orang di sekeliling dengan ekspresi meremehkan, lalu dia menggelengkan kepala
dan berkata, "Bagaimana kalian tahu betapa hebatnya dia?"
Saat ini, di tengah tatapan marah dan
kasihan, Adriel berdiri sendirian, menghadap langsung ke arah Herios.
Adriel berdiri di tengah lingkaran,
sendirian dan menanggung tatapan semua orang di tempat.
Wennie melihat punggung Adriel, lalu
berkata sambil tersenyum kecut, "Demi apa?"
Bagi Wennie, baik Adriel ingin
menjadi pahlawan ataupun ingin mewujudkan potensi diri sendiri, dia sudah
sangat berani ...
Sayangnya, kemampuannya terbatas...
"Nggak masalah. Lihatlah, aku
akan memukulnya," ucap Adriel sambil tersenyum kepada Wennie.
Kemudian, dia mengelus kepala Wennie
dan menambahkan, "Kelak jangan menanggung semua masalah sendirian. Jika
ada masalah, aku akan membantumu menanganinya."
Selesai berbicara, Wennie menunjukkan
ekspresi terkejut.
Adriel langsung mengangkat kakinya
dan melangkah maju, lalu dia berteriak dan berkata, " Herios, aku akan
bertarung denganmu!"
Suara keras itu mengguncang empat
penjuru!
Angin berhembus kencang!
Adriel menghadapi energi darah yang
melimpah sendirian!
Sementara itu, wajah Wennie tertegun
sambil melihat punggung kurus Adriel, dia tercengang sejenak.
Aku akan membantumu menanganinya...
Ini adalah pertama kalinya Wennie
mendengar ucapan ini...
Namun, ini hanya mengorbankan satu
nyawa lagi.
Wennie menghela napas, dia tidak
ingin melihat adegan Adriel dibunuh.
"Semoga Leo ini bisa membuat
Herios kenyang ... " gumam Kevin dalam hati sambil mundur beberapa langkah
lagi.
Kalau tidak bisa menang dengan cara
ini, maka ganti taktik. Dengan begitu banyak orang di sini, kita pasti bisa
mengalahkan Herios. Saat dia sedang makan, seharusnya bantuan sudah tiba...
Tetapi, Kevin tidak tahu betapa
gelisahnya Herios saat melihat Adriel maju ke depan.
Saat Adriel meninggalkan gua, dia
sudah merubah wajahnya menjadi paras Leo. Herios telah mengenali Adriel sejak
awal...
No comments: