Membakar Langit ~ Bab 133

 

Bab 133

 

Niel juga tidak bodoh. Dia menyadari bahwa Adriel benar-benar memanggil Andrian kemari dengan satu telepon. Itu menandakan bahwa identitas Adriel tidak sederhana dan dia telah membuat masalah. Niel benar-benar panik dan raut wajahnya sangat buruk.

 

"Aku nggak bertanya padamu. Diam."

 

Andrian sama sekali tidak menghargai Niel.

 

"Katakan, apa yang terjadi? Aku mau dengar yang sejujurnya. Kalau kamu berbohong, aku akan memecatmu."

 

Sebagai kepala rumah sakit, Andrian punya wibawanya sendiri.

 

Perawat itu ketakutan, tentu saja dia tidak akan berbohong. Dia pun menjelaskan semua kejadiannya.

 

Kejadian sebenarnya adalah Lidya dirawat di rumah sakit dan tidak memberi hadiah secara pribadi kepada Niel. Sementara itu, orang yang baru saja diatur rawat inap bukan kerabat Niel, tapi orang itu memberikan uang dan hadiah secara pribadi kepadanya. Niel pun memberi pengaturan khusus untuknya.

 

Oleh karena itu, Niel secara paksa mengusir Lidya dari kamar inapnya sebelum waktu rawat inapnya berakhir.

 

"Perawat Diana, apa yang kamu bicarakan? Siapa yang memberimu nyali untuk memfitnahku seperti ini?" ketus Niel dengan keras.

 

"Dokter, jangan percaya omongannya. Aku nggak menerima uang sama sekali. Kalau nggak percaya, kamu bisa menyelidikinya. Kamu juga bisa menanyakan hal ini kepada semua anggota keluarga pasien," dalih Niel.

 

"Diam!"

 

Andrian memotong dalih Niel dengan suara tinggi.

 

"Niel, kami telah menerima laporan terkait masalah penerimaan uang olehmu. Awalnya, aku mau menindakmu dalam rapat dua hari lagi. Nggak kusangka, kamu berani menyinggung Pak Adriel."

 

"Berhubung seperti ini, aku akan menindakmu dulu hari ini. Mulai sekarang, kamu diberhentikan dari segala jabatan. Aku akan menyerahkan bukti pelanggaran hukum dan disiplinmu kepada Dinas Kesehatan."

 

Andrian tidak berbelas kasihan dan menindaknya dengan tegas.

 

Mendengar perkataan itu, wajah Niel langsung pucat pasi. Dia pun berlutut di hadapan Andrian hingga terdengar suara berdebum.

 

"Jangan begitu, Dokter. Aku dibutakan oleh kekayaan dan menerima sedikit uang. Tapi, aku juga serius dalam menyembuhkan pasien. Mereka semua adalah pasienku. Kalau aku diberhentikan, siapa yang akan menyembuhkan mereka?"

 

"Anda pun tahu bahwa aku adalah salah satu ahli terbaik di poliklinik nefrologi Kota Silas. Berikan aku satu kesempatan lagi. Aku akan segera menyediakan kamar inap untuk Pak Adriel dan minta maaf kepadanya."

 

Andrian mendengus dingin dan berkata, " Jadi orang harus bermoral dulu. Sebagai dokter, kamu bahkan nggak punya moral mendasar. Meskipun punya keterampilan medis, kamu nggak pantas menjadi dokter. Rumah Sakit Utama kami nggak butuh dokter sepertimu."

 

Tubuh Niel langsung lesu dan wajahnya pucat pasi.

 

Uang yang diterimanya selama ini sudah cukup membuatnya dipenjarakan beberapa tahun.

 

Bagaimana mungkin Niel tidak takut?

 

Saat ini, dia sadar bahwa orang yang bisa menyelamatkannya bukan Andrian, melainkan Adriel.

 

Niel segera merangkak ke hadapan Adriel dan berlutut memohon kepadanya.

 

"Pak Adriel, aku minta maaf. Mohon ampuni aku. Aku pasti akan berubah dan nggak akan menerima uang lagi."

 

"Selain itu, penyakit kerabatmu sangat parah. Dalam bidang ini, nggak ada yang lebih baik dari keahlian medisku di Kota Silas. Asalkan kamu melepaskan aku, aku pasti akan menyembuhkannya dengan sepenuh hati. Kalau nggak, dengan kondisinya ini, dia nggak akan bisa bertahan hidup beberapa tahun."

 

Niel memang cerdik. Sambil memohon ampun, dia masih mengancam Adriel dengan penyakit Lidya.

 

Jika ini orang biasa, mungkin orang itu akan memilih kompromi demi keluarganya.

 

Namun, dia salah menilai Adriel.

 

"Penyakit Bibi Lidya nggak butuh pengobatan darimu. Sudah kukatakan sebelumnya bahwa bagiku, kamu hanya dokter abal-abal," ucap Adriel dengan nada dingin.

 

Saat ini, Andrian juga berjalan mendekat dan membuat Niel putus asa sepenuhnya.

 

"Sejujurnya, keahlian medis Pak Adriel bisa dikatakan luar biasa. Dua hari lalu, Perwira Tobby keracunan dan nyawanya dalam bahaya. Semua orang di rumah sakit nggak punya solusi. Pada akhirnya, dokter sakti yang menyembuhkan Perwira Tobby adalah Pak Adriel."

 

"Kamu masih mau bersilat di depan ahli?"

 

Mendengar perkataan ini, seluruh energi Niel bagaikan terkuras. Dia pun terduduk lesu di lantai.

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 133 Membakar Langit ~ Bab 133 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.