Membakar Langit ~ Bab 134

 

Bab 134

 

Reputasi Dokter Sakti Adriel yang menyembuhkan Tobby dengan keahlian medis luar biasanya telah tersebar di kalangan dokter Rumah Sakit Utama.

 

Namun, yang pernah melihat Adriel pada hari itu hanya Andrian dan beberapa ahli lainnya. Orang lain hanya pernah mendengar namanya, tetapi tidak melihat orangnya.

 

Saat Niel tahu bahwa Adriel yang di hadapannya adalah Dokter Sakti Adriel, dia sudah tidak ada harapan lagi. Dia tahu bahwa dirinya sudah pasti terpuruk dan tidak ada yang bisa menyelamatkannya.

 

Andrian juga tidak menunda waktu. Dia memanggil petugas keamanan rumah sakit dan langsung membawa Niel untuk ditindaklanjuti di Dinas Kesehatan.

 

"Dokter, kalau kamu memecat Pak Niel, bagaimana dengan keluarga kami yang jadi pasiennya? Kami sudah memberinya uang!"

 

Banyak anggota keluarga pasien mulai berdebat di lorong.

 

"Terjadi hal seperti ini di rumah sakit adalah tanggung jawabku. Aku minta maaf dulu kepada semuanya."

 

Setelah Andrian membungkukkan diri dan minta maaf, dia lanjut berkata, "Semuanya nggak perlu khawatir. Uang yang kalian berikan akan aku kembalikan satu per satu. Selain itu, di rumah sakit kami nggak cuma ada Dokter Niel. Kami akan merawat dan menyembuhkan kalian."

 

"Keahlian medis dokter lain belum tentu sebagus Pak Niel, 'kan? Kakekku selama ini dirawat oleh Pak Niel sehingga kondisinya bisa membaik. Kalau penyakitnya kembali memburuk, apa dokter kalian akan bertanggung jawab?"

 

Para anggota keluarga pasien angkat bicara dan memberi tekanan kepada pihak rumah sakit.

 

"Jelas-jelas mereka ditipu uang. Kenapa masih membela Pak Niel?" ucap Vivian yang merasa bingung.

 

"Mungkin mereka bukan ingin membela Pak Niel, melainkan memanfaatkan kesempatan untuk membuat keributan agar pihak rumah sakit mengganti rugi uang," tutur Adriel.

 

Andrian tidak punya cara lain. Dia hanya bisa mencoba menenangkan anggota keluarga pasien. Namun, sangat sulit untuk memenangkan mereka.

 

"Dokter Andrian, aku pergi dulu. Kamu tangani masalah rumah sakit pelan-pelan."

 

Adriel tidak mau ikut campur. Dia berencana untuk langsung membawa Lidya dan putrinya pergi.

 

Andrian berkata, "Pak Adriel, mohon tunggu sebentar. Aku akan mengatur kamar inap baru untuk Bu Lidya."

 

"Nggak usah. Penyakit Bibi Lidya bisa kusembuhkan di rumah. Dia sama sekali nggak perlu dirawat di rumah sakit," jawab Adriel.

 

"Benar, dengan keahlian medismu, tentu saja ini bukan masalah. Hanya saja, ada masalah rumit di rumah sakit. Bisakah kamu meluangkan waktu untuk memeriksanya ?"

 

"Aku nggak punya waktu."

 

Adriel langsung menolaknya dan membawa Lidya dan Vivian pergi. Dia meninggalkan Andrian yang terlihat canggung dan tidak berdaya.

 

"Pak, tunggu sebentar!" Tiba-tiba terdengar suara teriakan anggota keluarga pasien dari kerumunan.

 

"Barusan aku mendengar pembicaraan kalian. Keahlian medismu sangat hebat dan bisa menyembuhkan berbagai penyakit ginjal, 'kan?"

 

Saat ini, semua anggota keluarga pasien memusatkan pandangan mereka kepada Adriel.

 

"Bagus atau enggaknya keahlian medisku dan bisa atau enggaknya aku menyembuhkan penyakit, sepertinya itu nggak ada hubungannya dengan kalian, ' kan?" jawab Adriel dengan nada dingin.

 

"Tentu saja ada hubungannya. Kamu telah menjatuhkan Pak Niel dan kami nggak percaya dengan dokter lain. Berhubung kamu punya keahlian medis yang lebih hebat, seharusnya kamu yang mengobati semua orang. Semuanya, apa benar?"

 

"Ya! Berhubung Dokter Andrian bilang kamu adalah dokter sakti, maka ini adalah tanggung jawabmu. Kamu nggak boleh pergi!

 

Keluarga pasien langsung menghalangi lorong dan tidak membiarkan Adriel pergi.

 

Adriel mendengus dingin dan berkata, "Niel dipecat karena pelanggaran hukum yang dilakukannya sendiri. Nggak ada hubungannya dengan aku. Aku bukan dokter di Rumah Sakit Utama, juga nggak ada kewajiban untuk menyembuhkan keluarga kalian. Minggir!"

 

"Dokter Andrian, katakan sesuatu. Kamu harus bertanggung jawab atas hal ini, 'kan?"

 

Para anggota keluarga pasien melihat Adriel tidak mengindahkan perkataan mereka. Mereka pun mulai menekan Andrian dan terus membuat keributan.

 

Andrian langsung merasa pusing.

 

"Pak Adriel memang bukan dokter di Rumah Sakit Utama. Aku nggak punya wewenang untuk memintanya melakukan konsultasi dan pengobatan. Terkait hal lainnya, sudah kujelaskan. Selanjutnya, akan ada dokter lain yang mengambil alih pekerjaan Niel. Harap semuanya kembali ke kamar masing- masing."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 134 Membakar Langit ~ Bab 134 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.