Membakar Langit ~ Bab 138

 

Bab 138

 

"Kamu nggak mengerti, kita nggak boleh merepotkan Pak Adriel," marah Gantra pada Vivian.

 

"Paman Gantra, kamu terlalu segan. Lagi pula, Farell bukan siapa-siapa. Ini bukan masalah besar," ujar Adriel.

 

Sekarang Adriel adalah mahaguru kelima di Silas, tentu dia tidak akan menganggap orang biasa seperti Farell.

 

Keempat orang itu berjalan keluar dari gang. Saat ini, Farell sudah membawa orang- orangnya untuk mengepung dan menghadang mereka di dalam gang.

 

Dilihat sekilas, setidaknya ada 30 orang dalam gang. Beberapa orang memegang pisau semangka dan beberapa orang memegang tongkat. Mereka terlihat ganas dan penuh niat membunuh.

 

"Sebanyak ini?"

 

Vivian merasa sedikit takut saat melihat situasi ini.

 

Gantra dan Lidya juga belum pernah melihat situasi seperti ini.

 

"Pak Adriel, kamu bawa Vivian lari dari sisi lain. Lagi pula, kami berdua nggak akan hidup lama lagi," ujar Gantra.

 

"Paman Gantra, jangan khawatir, nggak apa -apa," hibur Adriel yang berada di belakang kursi roda sambil menepuk bahu Gantra. Kemudian, Adriel berjalan ke depan.

 

Saat ini Farell juga berjalan keluar dari kerumunan sambil membawa sebilah pisau yang berkilauan.

 

"Bocah, tadi kamu cukup hebat. Tapi, nggak ada yang berani menentangku di kota tua ini. Aku punya lebih dari 30 anak buah. Itu sudah cukup untuk menghancurkanmu," ucap Farell dengan sombong.

 

"Aku takut sekali," balas Adriel dengan senyum. Dia berkata takut, tetapi ekspresinya sangat santai.

 

"Berlutut!" ucap Farell dengan galak. Namun, Adriel tetap diam.

 

"Apa kamu terlalu terkejut untuk bergerak? Aku menyuruhmu berlutut dan bersujud!" teriak Farell dengan marah.

 

Adriel tetap berdiri dengan senyuman, ini membuat Farell sangat kesal.

 

"Bajingan nggak tahu diri. Serang, bunuh dia!" seru Farell sambil mengayunkan tangannya yang besar.

 

Sekelompok anak buah langsung menyerbu Adriel.

 

"Pak Adriel, cepat lari!" teriak Gantra dan Lidya.

 

Adriel langsung menyerang. Gerakannya tajam dan cepat. Teknik tangkapannya sempurna dan tangannya bergulat dengan mulus. Setiap orang yang ditangkap oleh Adriel langsung patah tulang.

 

Dalam gang tersebut, terdengar jeritan mengerikan secara terus-menerus.

 

Ekspresi Farell akhirnya berubah saat melihat anak buahnya jatuh satu per satu. Dia juga terus mundur.

 

"Serang! Ayo, serang! Sialan, apa lebih dari 30 orang nggak bisa membunuh satu orang? Dasar semuanya nggak berguna!" teriak Farell.

 

Farell mundur sendirian sambil memerintahkan anak buahnya untuk maju dan berjuang sampai mati.

 

Dalam waktu kurang dari lima menit, 30 lebih anak buah yang dibawa Farell terbaring berserakan di gang sambil merintih kesakitan.

 

Gantra dan Lidya terkejut melihat Adriel seorang diri berhasil menjatuhkan lebih dari 30 preman bersenjata tanpa cedera sedikit pun.

 

Mereka melihat Adriel tumbuh dewasa dan tahu bahwa sebelumnya Adriel tidak sehebat ini.

 

"Dua tahun nggak bertemu, ternyata Pak Adriel telah belajar keahlian yang begitu hebat, ya?" tanya Gantra.

 

"Ayah, sudah kubilang, Kak Adriel sangat hebat sekarang," ucap Vivian dengan kagum.

 

Hanya tersisa Farell di tempat. Tangannya memegang pisau dengan gemetar.

 

"Se... sebenarnya siapa kamu?" tutur Farell.

 

Farell berkeringat. Wajahnya tidak memiliki aura jahat lagi dan kini hanya tersisa ketakutan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 138 Membakar Langit ~ Bab 138 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.