Membakar Langit ~ Bab 139

 

Bab 139

 

Melihat Adriel berjalan mendekat, Farell ketakutan hingga mundur dengan terhuyung -huyung.

 

"Jangan mendekat!" ujar Farell sambil mengarahkan pisau di tangannya ke Adriel. Lalu, dia mengeluarkan pistol dari pinggangnya.

 

Farell kembali berkata, "Kalau kamu mendekat lagi, aku akan langsung menembakти."

 

"Pak Adriel, hati-hati!"

 

"Kak Adriel, dia punya senjata. Cepat sembunyi!"

 

Vivian terkejut ketika melihat Farell mengeluarkan senjata. Menurut pemahaman mereka, keahlian bela diri sehebat apa pun tidak akan sebanding dengan senjata api!

 

Adriel tertawa dingin dan terus melangkah maju ke arah Farell tanpa berhenti.

 

"Kamu cari mati!" teriak Farell dengan penuh amarah dan langsung menarik pelatuk.

 

Semua orang yang ada di sana ketakutan setelah mendengar suara tembakan.

 

Di saat yang bersamaan, Farell berteriak kesakitan. Saat ini, Adriel sudah berada di depannya sambil memegang pergelangan tangannya dengan erat. Adriel langsung meremas pergelangan tangannya hingga hancur dan pistolnya juga jatuh di atas tanah.

 

Farell langsung mengancam Adriel, "Aku anggotanya Pak Wiryo, beraninya kamu melukai aku? Pak Wiryo nggak akan membiarkanmu begitu saja!"

 

"Lagi-lagi anggota Wiryo. Kalau begitu, kamu sama sekali nggak salah. Hanya saja, aku akan mengirimmu untuk pergi menemani Wiryo!" ujar Adriel.

 

Setelah mengatakan itu, Adriel langsung meremas tulang bahu Farell dan menendang kedua lututnya hingga hancur. Farell hanya bisa berteriak kesakitan setelah merasakan sakit yang luar biasa. Dia lalu terbaring lemas di atas tanah dan berguling seperti bola.

 

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Farell, Adriel kembali untuk mendorong kursi roda Gantra.

 

"Paman Gantra, Bibi Lidya, ayo pergi," ujar Adriel.

 

Gantra dan Lidya merasa seperti sedang bermimpi ketika berjalan melewati Farell.

 

Sekelompok orang ini sangat berkuasa di daerah kota tua. Mereka selalu memaksa dan menindas orang-orang yang tinggal di sana. Meski mereka terus melakukan kejahatan, tidak ada yang berani mengganggu mereka.

 

Saat ini, Adriel berhasil meratakan semuanya dengan mudah sendirian.

 

Kalau bukan karena melihatnya dengan mata sendiri, Gantra pasti sulit untuk memercayai hal ini.

 

Setelah mereka masuk ke dalam mobil, Gantra dan Lidya baru perlahan-lahan sadar.

 

"Pak Adriel, kita baru dua tahun nggak bertemu, tapi rasanya aku hampir nggak mengenalimu lagi," ujar Gantra.

 

Adriel tersenyum dan berkata, "Aku juga mengalami perubahan yang cukup besar dalam hidupku selama dua tahun terakhir ini. "

 

Setelah mengatakan itu, Adriel pun mengemudi ke Mansion Nevada. Gantra dan Lidya tidak bisa menahan air mata mereka ketika melihat tempat-tempat yang familiar ini.

 

"Pak Adriel, maafkan aku, semua ini salahku. Kalau aku lebih berhati-hati saat mengemudi, kecelakaan itu mungkin nggak akan terjadi. Ayah dan ibumu juga nggak akan meninggal karena kecelakaan itu," ujar Gantra.

 

"Paman Gantra, itu adalah kecelakaan. Sebagai manusia, kita nggak bisa menebak keberuntungan dan bencana yang akan datang kapan saja. Mana mungkin aku menyalahkanmu?" jawab Adriel.

 

Gantra adalah seorang sopir yang sangat berpengalaman. Lagi pula, waktu itu bukan dia yang menabrak orang lain, melainkan mereka ditabrak oleh mobil lain.

 

Adriel juga sudah melihat video rekaman di kantor polisi. Kejadian ini terjadi secara tiba- tiba dan tidak ada hubungannya dengan Gantra.

 

"Pak Adriel, selama dua tahun ini, aku terus merasa kalau kecelakaan itu bukan sebuah kebetulan, melainkan disengaja," ujar Gantra.

 

Adriel cukup terkejut ketika mendengar perkataan itu. Adriel tentu saja pernah merasakan hal yang sama.

 

Namun, penyelidikan polisi menyimpulkan kalau kecelakaan mobil itu memang terjadi secara tidak sengaja. Waktu itu, Adriel dan Ana juga pergi melihat rekaman video kecelakaan tersebut. Melalui analisis teknis yang profesional, memang benar kalau kecelakaan itu terjadi secara tidak sengaja.

 

Adriel ditahan oleh Ana selama dua tahun terakhir ini. Adriel sering kali meragukan apakah Ana adalah dalang di balik layar.

 

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Ana adalah satu-satunya orang yang paling diuntungkan.

 

Kalau dilihat dari cara Ana menyelesaikan masalah, dia mungkin saja melakukan hal seperti ini.

 

Hanya saja, Adriel tidak memikirkannya lagi karena dia tidak memiliki bukti.

 

"Paman Gantra, mengapa kamu merasa ini bukan kecelakaan melainkan disengaja? Kasus itu sudah ditetapkan sebagai kecelakaan dan sopir yang menyebabkan kecelakaan itu juga meninggal di tempat kejadian," tanya Adriel.

 

"Kecelakaan mobil itu terjadi dengan tiba- tiba. Melihat kemampuanku dalam bidang mengemudi, aku seharusnya mampu merespon hal ini dengan baik. Tapi waktu itu, aku tiba-tiba merasa pusing dan pandanganku menjadi gelap sebelum mobil itu menabrak. Aku berusaha keras untuk memutar setir, tapi kedua tanganku terasa begitu lemas sehingga menyebabkan kecelakaan yang menewaskan orang tuamu. Intinya, aku merasa ada yang nggak beres dari kejadian itu," jawab Gantra.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 139 Membakar Langit ~ Bab 139 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.