Bab 140
Setelah mendengar perkataan Gantra,
Adriel kembali meragukan kecelakaan mobil yang terjadi pada dua tahun yang
lalu.
"Paman Gantra, mengapa kamu
nggak mengatakan ini sebelumnya?" tanya Adriel.
"Aku sudah pernah menyampaikan
hal ini pada Bu Ana dan juga petugas keamanan yang bertanggung jawab atas kasus
ini," jawab Gantra.
Adriel kembali bertanya,
"Bagaimana respons Ana saat itu?"
"Bu Ana bilang kalau aku bepikir
terlalu banyak atau salah ingat, tapi aku nggak mungkin salah ingat,"
jawab Gantra dengan tegas.
"Paman Gantra, jangan ceritakan
hal ini pada orang lain lagi. Aku akan menyelidiki kembali hal ini," ujar
Adriel dengan tatapan yang cukup dingin.
Saat ini, satu-satunya orang yang
harus dicurigai adalah Ana.
"Ana, kalau benar kamu yang
membunuh orang tuaku, maka aku akan membunuhmu juga," ujar Adriel di dalam
hatinya sambil memejamkan kedua matanya.
Adriel lalu menelepon Bagas dan
memintanya untuk mengirimkan beberapa bahan obat. Selain menggunakan teknik
pengobatan akupunktur, Gantra dan Lidya juga perlu mengonsumsi obat sesuai
dengan jangka waktu pengobatan.
Adriel mengobati Lidya terlebih
dahulu.
Adriel mulai memahami penyakitnya
setelah memeriksa nadi Lidya dan juga melihat catatan medis Lidya.
Lidya mengalami kegagalan ginjal yang
kemudian berkembang menjadi nekrosis ginjal.
Namun, saat ini dia belum mencapai
tahap gagal ginjal, hanya saja kondisi ginjalnya cukup parah.
Dokter biasa mungkin akan mengobati
penyakit seperti ini dengan cara merawat meridian dan titik akupunktur yang
berhubungan dengan ginjal, tetapi sebenarnya metode pengobatan seperti ini
hanya akan mengurangi gejalanya saja.
Untuk mengobati penyakit ini, hanya
ada dua titik akupunktur yang terpenting, yaitu titik pusar dan titik pinggang.
Titik pusar bagaikan pintu kehidupan
yang memiliki api sejati dan juga merupakan sumber energi positif dari tubuh
manusia.
Menusuk titik pusar dan titik
pinggang menggunakan jarum api spiritual akan memicu dan meningkatkan energi
spiritual murni dalam tubuh manusia, serta dapat mengaktifkan aliran energi
antara ginjal. Ini adalah cara yang paling tepat untuk mengobati penyakit ini.
Setelah merangsang arteri renalis di
bagian ginjal, Adriel akan melakukan pengobatan akupunktur pada titik-titik
meridian yang berhubungan dengan ginjal. Penyakit ini akan pulih sepenuhnya
setelah ditambah dengan obat yang dikonsumsi nanti.
Gantra dan Vivian melihat jari Adriel
bergerak cepat. Adriel terus menusuk jarum perak ke beberapa titik akupunktur
yang ada di tubuh Lidya.
Mereka memang tidak mengerti tentang
ilmu medis, tetapi setelah menjalani pengobatan, kondisi tubuh Lidya jauh
membaik dibanding sebelumnya.
Setelah hampir 40 menit, Adriel mulai
mencabut semua jarum perak di tubuh Lidya dan mengakhiri pengobatannya.
"Setelah ini, aku akan kembali
untuk melakukan pengobatan akupunktur setiap tiga hari sekali. Selain itu, aku
juga akan memberikan resep obat pada Bibi Lidya. Penyakit ini akan sembuh
dengan cepat setelah menjalani kedua metode ini secara bersamaan," ujar
Adriel.
Gantra terkejut, lalu berkata,
"Pak Adriel, kamu memiliki kemampuan medis? Aku bahkan sudah membawa Lidya
ke Rumah Sakit Utama untuk menjalani pemeriksaan, tapi mereka bilang kalau
penyakit ini nggak bisa pulih sepenuhnya. Penyakit ini hanya bisa dikontrol
dengan cara memakan obat. Apa kamu benar-benar bisa menyembuhkan penyakit ini
sepenuhnya?"
Gantra benar-benar tidak bisa
memercayainya.
"Aku tentu saja bisa. Bagaimana
bisa kamu membandingkan kemampuanku dengan dokter-dokter yang ada di Rumah
Sakit Utama?" ujar Adriel tanpa merasa enggan.
"Ayah, itu benar! Dokter Andrian
juga sangat menghormati Kak Adriel dan bahkan menyebutnya sebagai dokter
sakti," ujar Vivian dengan bangga.
Saat ini, Lidya menyadari wajahnya
mulai memerah dan kembali segar. Kondisi tubuhnya jauh lebih baik dibanding
sebelumnya.
"Lidya, kamu benar-benar sembuh
sekarang," ujar Gantra dengan penuh semangat sambil memegang tangan Lidya.
"Paman Gantra, aku akan
istirahat sebentar dulu sebelum mengobatimu. Penyakitmu nggak begitu parah
dibandingkan dengan penyakit Bibi Lidya," ujar Adriel sambil tersenyum.
Saat ini, bel rumah tiba-tiba
berbunyi. Adriel lalu meminta Vivian untuk membuka pintu. Ternyata itu adalah
Bagas yang datang mengantar obat.
Gantra dan Lidya tentu mengenal
Dokter Bagas yang sangat terkenal di Kota Silas.
"Bukankah itu Dokter Bagas? Pak
Adriel, apa kamu mengundangnya untuk datang mengobati kami?" tanya Gantra.
"Dia datang untuk mengantar
obat," jawab Adriel.
No comments: