Membakar Langit ~ Bab 148

 

Bab 148

 

Melalui penampilan mereka yang meminta maaf dengan sungguh-sungguh, pasangan ayah dan anak dari keluarga Wirawan ini berhasil lolos dari maut dan menyelamatkan nyawa mereka.

 

Sekarang, yang tersisa hanyalah pasangan ayah dan anak keluarga Juwono.

 

Brodi terus menarik-narik baju Alan, memberi isyarat agar dia juga melakukan sesuatu.

 

Bagaimanapun juga, semalam dia sudah menampar dirinya sendiri, juga menjilati sol sepatu. Jadi, berlutut sambil meluncur, lalu membenturkan kepala sepertinya tidak terlalu sulit.

 

Alan menepis tangan Brodi. Meskipun dia sangat takut, siapa memangnya Alan itu?

 

Dia adalah Wakil Ketua Persatuan Dagang Marlion. Dia adalah orang dengan kekayaan triliunan, figur terkenal di Kota Silas. Bagaimana mungkin dia akan merendahkan dirinya?

 

"Hari ini kami memang kalah, tapi kalau kamu ingin kami berlutut meminta maaf seperti anjing, itu nggak akan mungkin," ujar Alan dengan tegas.

 

"Heh... Kamu cukup punya nyali," balas Adriel sambil tertawa dingin.

 

Alan bernegosiasi, "Biarkan kami pergi. Setelah ini, kita nggak akan saling mengganggu. Aku juga nggak akan mempermasalahkan penghinaan terhadap putraku lagi, bagaimana?"

 

"Bagaimana kalau aku nggak mau? Membunuh kalian berdua akan jauh lebih mudah," balas Adriel.

 

Adriel melangkah maju, membuat ayah dan anak itu ketakutan hingga mundur beberapa langkah.

 

Alan masih tidak mau kalah, dia berujar, Membunuhku berarti kamu akan menentang seluruh Persatuan Dagang Marlion dan keluarga Millano! Selain itu, kamu sudah menantang Geng Langit dengan membunuh Toni. Kamu nggak akan punya tempat di Kota Silas kalau menentang dua kekuatan besar ini. Kamu pasti akan mati."

 

Dia melanjutkan, "Kalau kamu membiarkanku pergi, aku akan mengurus kematian Toni sendiri Geng Langit nggak akan mencari masalah denganmu. Bukankah ini solusi yang baik untuk kita berdua?"

 

Alan memang layak menjadi seorang wakil ketua. Dia sudah terbiasa bernegosiasi, cara bicaranya pun terdengar cerdas.

 

"Kamu mau menggunakan keluarga Millano dan Geng Langit untuk menekanku? Ini strategi yang cukup cerdik. Sayangnya, ini adalah permainan caturku, aku yang akan menentukan langkahnya. Nggak peduli seberapa cerdiknya langkahmu, tetap nggak akan berguna."

 

Adriel menatapnya dengan tajam, kemudian berkata, "Nona Yunna, karena kedua orang ini menggunakan nama keluargamu, biar kamu sendiri yang memutuskan apa yang harus dilakukan."

 

Saat mendengar Adriel menyebutkan nama Nona Yunna, Alan langsung melihat sekeliling

 

"Apa kamu mencoba menakutiku? Kamu kenal dengan Nona Yunna?" tanya Alan.

 

Pada saat itu, terdengar suara Yunna dari dalam rumah.

 

"Alan, berani sekali kamu! Kamu berani membawa orang ke rumah Pak Adriel untuk membuat keributan, bahkan menggunakan nama keluarga Millano. Siapa yang memberimu keberanian itu?" kata Yunna sambil berjalan keluar

 

Alan dan Brodi tampak terkejut saat melihat Yunna keluar dari rumah Adriel. Mereka terlihat bingung

 

"Bu Bu Yunnal Bagaimana bisa kamu ada di sini?" tanya Alan dengan linglung.

 

"Kalau aku nggak ada di sini, mungkin aku nggak akan melihat pertunjukan bagus ini, juga nggak akan melihat betapa beraninya kalian!" tegas Yunna.

 

Yunna menunjukkan ekspresi wajah yang tegas dan mengintimidasi, membuat Alan mengeluarkan keringat dingin.

 

"Bu Yunna, ini bukan salahku! Anak ini, dia sudah menyerang putraku semalam, bahkan merendahkannya. Sebagai seorang ayah, bagaimana mungkin aku nggak melakukan apa-apa?" kata Alan berusaha menjelaskan

 

Yunna tidak peduli, dia berkata, "Cukup! Aku sangat mengenal Pak Adriel. Dengan statusnya, apakah mungkin dia menurunkan martabatnya sendiri hanya untuk menyerang putramu tanpa alasan? Kalau kamu nggak bisa mengendalikan putramu, jangan salahkan orang lain yang membantumu mengendalikannya."

 

Teguran dari Yunna membuat Alan tidak berani lagi membela diri.

 

Yunna berujar, "Meskipun Pak Adriel memang merendahkan putramu, apa yang bisa kamu lakukan? Kamu hanya bisa menerimanya!"

 

Dia melanjutkan, "Sekarang setelah upaya balas dendam kalian gagal, kalian harusnya menanggung akibatnya sendiri. Tapi kalian malah menggunakan nama keluarga Millano. Apa kalian tahu kalau Pak Adriel adalah orang yang berjasa bagi keluarga Millano?"

 

Mendengar perkataan Yunna, Alan dan Brodi tiba-tiba tersadar. Mereka ingat tentang Pak Adriel yang misterius, yang tidak menunjukkan wajahnya di pesta ulang tahun Jihan beberapa hari yang lalu.

 

"Apa dia Pak Adriel, dokter sakti yang sudah menyelamatkan Pak Tobby?" tanya Alan dengan gemetaran.

 

"Selain dia, nggak ada Pak Adriel kedua di Kota Silas!" tegas Yunna.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 148 Membakar Langit ~ Bab 148 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.