Membakar Langit ~ Bab 150

Bab 150

 

Itu gak perlu dipikirkan. Toni sendiri yang datang menantang. Kematiannya adalah karena kelemahannya sendiri, itu adalah nasibnya. Kalau Jayson ingin mempermasalahkan hal ini, aku gak peduli," balas Adriel

 

Sebagai seorang Mahaguru, tentu saja Adriel juga harus menampakkan sikap seorang Mahaguru. Membunuh orang yang datang menantang tanpa alasan yang jelas bukanlah kesalahannya. Jadi tidak perlu membicarakannya!

 

Yumna kembali bertarnya, "Baiklah. Tentang masalah di rumah sakit itu"

 

Yunna masih ingin meminta bantuan Adriel untuk menyembuhkan anggota keluarga Yudos

 

Adriel menjawab, "Dia seharusnya nggak akan mati dalam waktu dekat ini. Tunggu sampai dokter terkenal dari keluarga memeriksanya terlebih dulu. Aku masih ada urusan lain yang harus akan selesaikan hari ini.

 

Yunia mengangguk sambil berujar," Baiklah, aku akan pulang dulu

 

Sebelum pergi, Yunna dengan sopan mengucapkan selamat tinggal pada Gantra dan istrinya. Hal ini membuat pasangan tua itu merasa sangat terhormat

 

"Nona Yunna adalah salah satu sosok penting di Kota Silas, tapi dia masih bersikap sangat sopan pada orang lain," puji Gantra

 

"Itu semua karena Kak Adriel. Kalau nggak, dia pasti nggak akan melirik kita," gerutu Vivian

 

"Kamu ini, apa yang kamu bicarakan? Nona Yunna mungkin akan menjadi calon kakak iparmu suatu hari nanti, kamu harus lebih sopan padanya. Jangan lupa dengan statusmu, ada hal-hal yang nggak boleh kamu katakan," tegur Gantra sambil menatap Vivian dengan serius.

 

Gantra tidak buta terhadap perasaan putrinya. Dulu, dia suka pada Adriel. Sekarang, Adriel bahkan lebih menonjol dari dua tahun yang lalu. Bagaimana mungkin putrinya tidak makin menyukainya?

 

Namun, Gantra adalah orang yang tahu diri. Dia merasa sudah cukup beruntung bertemu dengan bos yang begitu menghargai perasaan dan keadilan seperti Adriel. Dia tidak berani berharap lebih banyak lagi.

 

Setelah mendapat teguran dari Gants, Vivian memilih untuk diam

 

Adriel yang meridengar ini berujar. "Parman Gantra, ini bukan masalah. Kita sudah seperti keluarga, nggak ada yang nggak besa dikatakan

 

Adriel menghampiri dan mengelus kepala Vivian untuk memberinya sedikit penghiburan

 

"Pak Adriel, kamu dan Nyonya sudah begitu baik pada kami. Bertemu dengan kalian adalah keberuntungan bagi keluarga kami Tapi sebagai pelayan, kami harus tetap talm posisi kami, balas Gantra.

 

Gantra terlihat sangat serius saat mengatakan ini.

 

Adriel mengerti kepribadian Gantra, jadi dia tidak membahas lebih lanjut tentang topik Ini bersamanya.

 

Pada saat itu, Lidya menerima telepon dari adik laki-lakinya, Alfian Pratama, yang mengatakan ingin mengembalikan uang, tetapi tidak menemukan orang di apartemen sewaan mereka

 

"Gantra, adikku menelepon. Dia bilang ingin mengembalikan uang pada kita. Apakah dia punya rencana jahat lagi?" tanya Lidya

 

Lidya merasa sangat khawatir karena sering tertipu oleh adiknya.

 

Gantra menjawab, "Pasti dia punya niat jahat. Kalau dia benar-benar ingin mengembalikan uangnya, dia sudah akan melakukannya sejak dulu. Bagaimana mungkin tiba-tiba dia merasa bersalah, lalu dengan sukarela ingin mengembalikan uangnya?"

 

"Bibi Lidya, jangan khawatir Biarkan saja dia membawa uangnya ke sini. Dengan adanya aku di sini, dia nggak akan bisa berbuat apa-apa," kata Adriel

 

Dengan dukungan Adriel, Lidya merasa lebih yakin. Dia meminta Alfian datang ke Mansion Nevada untuk mengembalikan uangnya.

 

Adriel berujar, "Nggak ada makanan di rumah, jadi aku akan memesan makanan untuk mengisi perut kita semua."

 

Adriel menelepon restoran terdekat, sementara Lidya berkata, "Pak Adriel, makanan yang dibeli dari luar nggak bersih, aku akan memasak untukmu mulai sekarang.

 

"Oke," balas Adriel yang memang sudah mulai merindukan rasa masakan yang dibuat oleh Lidya

 

Saat mereka sedang makan, Alfian dan istrinya membawa uang ke Mansion Nevada

 

"Suami istri keluarga Lavali sudah meninggal, sementara putranya menghilang selama dua tahun. Bagaimana bisa dia tiba- tiba muncul? Dia bahkan memaksa kita untuk mengembalikan uangnya. Ini membuatku sangat marah."

 

Istri Alfian, Citra Tanaya, mengeluh di sepanjang jalan. Dia merasa mengembalikan uang enam miliar ini sama seperti memotong dagingnya sendiri. Hatinya terasa sakit.

 

"Apa kamu pikir aku mau mengembalikan uangnya? Apa kamu nggak dengar apa yang dikatakan Evana? Putra keluarga Lavali ini nggak sama seperti yang dulu. Rory bahkan sangat menghormatinya. Kalau kita nggak mengembalikan uangnya, apa dia akan melepaskan kita?" balas Alfian.

 

Alfian juga merasa sangat kesal. Dia tidak ingin mengembalikan uang itu.

 

Citra kembali mengumpat, "Adriel sialan ini suka sekali ikut campur. Apa urusan semua Ini dengannya? Kita nggak berutang uang padanya."

 

"Sudahlah, jangan banyak bicara lagi. Kita nggak bisa menghadapinya, jadi lebih baik mengembalikan uangnya," tegas Alfian.

 

Alfian membuka pintu mobil lalu turun dari mobil dan membawa Citra masuk ke dalam.

 

Alfian berkata, "Kakak, Kakak Ipar, apa kalian sedang makan?"


Note: Tersedia Versi Teks Bab 1 - Bab 500

Donasi untuk novel ini 25K untuk bab tersebut.

Yang berminat hub wa 089653864821, donasi ke DANA nomor tersebut

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 150 Membakar Langit ~ Bab 150 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 07, 2024 Rating: 5

1 comment:

Powered by Blogger.