Bab 159
Saat ini, Cedric seperti memupuskan
harapan orang-orang.
Sekretaris Chloe memang pintar, dia
tidak menghiraukan Cedric, tetapi malah bertanya kepada Andrian, "Dokter
Andrian, siapa yang memberikan resep obat ini? Kalau resep obat yang dia kasih
bisa menyembuhkan gejalanya, seharusnya dia juga bisa menyembuhkan penyakit
aneh ini, ' kan?"
"Aku ... juga nggak tahu Pak
Adriel bisa atau nggak," jawab Andrian dengan jujur.
"Nggak peduli dia bisa atau
nggak, bawa dia ke sini."
Sekretaris Chloe tidak peduli apa
pun. Sekarang situasinya sangat mendesak, dia tidak boleh membuang sedikit
waktu pun.
Andrian berkata dengan tatapan
bingung, " Pak Adriel bilang dia nggak ada waktu kosong."
Sekretaris Chloe terbiasa bersikap
sombong di sisi Nancy. Begitu mendengar Adriel tidak bisa datang, dia pun
berkata dengan wajah muram, "Beraninya dia! Selama dia bisa menyembuhkan
penyakit aneh ini, keluarga Yudos pasti akan memberinya kompensasi yang
setimpal."
Andrian merasa serba salah, karena
dia tidak berani mengganggu Pak Adriel lagi.
"Kenapa? Dokter Andrian, kamu
nggak sanggup memanggilnya datang?" tanya Sekretaris Chloe.
"Sekretaris Chloe, terus terang
aja, Pak Adriel bukan dokter di rumah sakit kami. Dia memang luar biasa hebat,
tapi aku ini nggak ada apa-apanya di depan dia, jadi aku benar- benar nggak
berani memaksanya datang."
"Kamu bilang ke dia, keluarga
Yudos memanggilnya datang untuk mengobati pasien, nggak boleh tertunda sedikit
pun. Aku yakin, Pak Adriel nggak mungkin menolaknya," dengus Sekretaris
Chloe.
Andrian tidak berani menyinggung
Sekretaris Chloe, tetapi dia juga tidak berani menyampaikan kalimat ini kepada
Pak Adriel.
Setelah dua kali bertemu, Andrian
juga tahu temperamen Adriel. Jika mereka benar- benar menggunakan nama keluarga
Yudos untuk memaksa Adriel, bisa jadi masalah malah lebih parah.
Pak Adriel adalah pria yang berpegang
teguh pada prinsipnya.
Lagi pula, dengan keahlian medis Pak
Adriel, memangnya kenapa jika dia menolak permintaan keluarga Yudos?
Tentu saja, Andrian tidak berani
langsung menyuarakan isi hatinya ini.
Melihat Andrian yang tampak bingung,
Yunna pun membantunya berbicara.
"Sekretaris Chloe, aku juga
kenal dengan Pak Adriel. Aku pernah mengundangnya langsung untuk datang
mengobati pasien."
"Kalau begitu, kenapa dia masih
belum datang? Dokter Andrian nggak bisa mengundangnya, apa Nona Yunna juga
nggak bisa mengundangnya? Orang ini benar -benar sombong!" ujar Sekretaris
Chloe yang tampak tidak senang.
"Pak Adriel punya urusannya
sendiri. Mengobati pasien tergantung pada perasaannya. Kalau dia sedang nggak
niat, siapa pun juga nggak bisa memaksanya. Tapi dia sudah berjanji padaku
bersedia membantu," jelas Yunna.
"Kalau begitu, kenapa kamu masih
diam saja? Teleponlah dia dan panggil dia ke sini sekarang. Kalau dia berhasil
mengobati, keluarga Yudos akan memberinya bayaran. Kalau nggak berhasil dan dia
masih berani sok hebat, lihat saja bagaimana aku akan memberinya
pelajaran," kata Sekretaris Chloe dengan nada sombong.
Yunna sebenarnya sudah mengeluarkan
ponselnya dan bersiap untuk menghubungi Pak Adriel, tetapi setelah mendengar
perkataan Sekretaris Chloe, dia mengernyit.
"Sana telepon, untuk apa kamu
melihatku?" delik Sekretaris Chloe pada Yunna.
Sekretaris Chloe merasa takut dan
gelisah, tentu saja dia tidak sabar lagi, sehingga temperamennya menjadi
semakin parah.
Yunna pun membuka suara,
"Sekretaris Chloe, aku bisa menelepon Pak Adriel, tapi ada sesuatu yang
perlu kuingatkan padamu. Tidak apa-apa kamu begitu sombong dan terus memerintah
kami dengan sok berkuasa."
"Tapi kamu harus ingat, sekarang
ini kalian yang meminta bantuannya untuk mengobati pasien, maka dari itu kalian
harus meminta tolong dengan sikap yang sopan. Kalau sikapmu seperti ini, bahkan
setelah Pak Adriel datang pun, dia juga nggak akan menolongmu," lanjut
Yunna.
Yunna sebenarnya juga sangat tidak
menyukai Sekretaris Chloe. Bukankah dia hanya sekretaris biasa? Tipe orang yang
memanfaatkan kekuasaan orang lain.
Jadi, Yunna juga menggunakan
kesempatan ini untuk membuat Sekretaris Chloe sadar akan identitasnya.
"Hehe... Keluarga Yudos meminta
Pak Adriel untuk mengobati pasien, itu adalah kesempatan emas baginya, jadi
seharusnya dia yang berterima kasih kepada kami. Keluarga Yudos nggak akan
pernah memohon kepada orang lain," ujar Sekretaris Chloe yang masih saja
bersikap sombong.
Dia melanjutkan, "Nona Yunna,
kamu jangan salah mengerti. Aku ini memberikan perintah agar dia datang, bukan
untuk memohon padanya!"
Sekretaris Chloe sama sekali tidak
menghiraukan peringatan dari Yunna, melainkan bersikap makin sombong.
No comments: