Bab 161
Chloe dan dua orang lainnya segera
mendekati tempat tidur untuk memeriksa kondisi Nancy.
"Gejalanya sudah berkurang
banyak," kata Nancy.
Chloe senang bukan hanya karena
kondisi Nancy membaik, tetapi jika Pak Adriel benar- benar bisa menyembuhkan
penyakit racun darah, artinya dia juga tidak perlu ikut mati.
"Barusan aku dengar kalau obat
ini adalah resep dari seorang dokter sakti bernama Adriel? Nona Yunna, apakah
kamu bisa mengundangnya datang ke rumah sakit? Kalau Adriel bisa menyembuhkan
penyakit ini, aku akan sangat berterima kasih padanya," kata Nancy kepada
Yunna.
"Nona, kuberi tahu saja, pria
bernama Adriel ini sangat sombong. Aku baru saja bertengkar dengan Yunna
tentang hal ini. Sudah bagus dia bisa menyembuhkan penyakit anggota keluarga
Yudos, tapi dia malah berani menolak kita," ujar Chloe dengan sikap
angkuhnya.
"Diam!" kata Nancy dengan
marah.
"Kalau Dokter Adriel bisa
menyembuhkan penyakit ini, artinya dia adalah dokter sakti. Tahukah kamu
seperti apa posisi dokter sakti? Bahkan keluarga Yudos juga harus
menghormatinya dan menganggapnya sebagai tamu terhormat. Nggak ada yang mau
menyinggung dokter sakti, jadi cepat minta maaf pada Yunna," perintah
Nancy pada Chloe.
Nancy memang layak menjadi keturunan
langsung keluarga Yudos. Pendidikan tinggi dan pandangannya yang berbeda
membuatnya tahu jelas seperti apa posisi seorang dokter sakti.
Beraninya Chloe begitu tidak sopan?
Jika dia menyinggung dokter sakti, gawat kalau Pak Adriel tidak ingin mengobati
Nancy.
Nancy tidak tahan lagi dengan
penderitaan ini, dia tidak ingin menderita seperti ini lagi.
Melihat Nancy memintanya untuk
meminta maaf, Chloe pun berkata dengan sedikit enggan, "Nona, ini juga
karena aku mengkhawatirkanmu, jadi aku ingin cepat memanggil Adriel datang.
Selain itu, tadi Yunna juga mengataiku sebagai orang yang memanfaatkan
kekuasaan... "
"Ada apa? Karena aku sedang
sakit, kata- kataku nggak berguna lagi? Aku menyuruhmu meminta maaf, aku nggak
ingin mendengar penjelasan apa pun," ujar Nancy dengan tegas.
Dalam mengelola bawahannya, Nancy
sangat ketat. Satu kalimat itu membuat Chloe ketakutan dan segera meminta maaf
kepada Yunna, tetapi tentu saja dia merasa tidak puas di hatinya.
Yunna juga malas perhitungan dengan
orang seperti Chloe, jadi dia hanya diam.
"Nona Yunna, maaf sekali, aku
tiba-tiba sakit, jadinya aku merepotkanmu. Aku juga nggak ketat dalam memimpin
bawahan sehingga mereka nggak bisa menjaga ucapan. Aku minta maaf padamu,"
ujar Nancy pada Yunna.
Jika itu biasanya, Nancy hanya akan
meminta Chloe untuk meminta maaf, sementara dia sendiri tidak akan merendahkan
diri untuk mengatakan hal seperti ini kepada Yunna.
Nancy juga ada gengsi. Bagaimana
mungkin dia dengan mudahnya meminta maaf kepada anggota keluarga kecil di Kota
Silas?
Namun, sekarang ketika nyawanya dalam
bahaya, Nancy juga takut menderita. Keangkuhannya tidak berharga sama sekali,
dia tahu jelas bahwa Yunna tidak boleh disinggung.
"Nggak apa-apa, Nona
Nancy."
Karena Nancy sudah berkata demikian,
tentu saja Yunna juga harus memberinya muka, jadi dia pun menjadi lebih tenang.
"Tolong Nona Yunna undang Dokter
Adriel datang ke sini. Penyakit ini benar-benar menyiksaku, membuat mentalku
menjadi hancur," pinta Nancy.
"Aku akan segera menghubungi Pak
Adriel, tapi aku nggak yakin dia akan langsung datang," kata Yunna.
"Aku yakin dengan kemampuan Nona
Yunna. Di Kota Silas, nggak ada yang nggak bisa kamu lakukan. Nyawaku ini semua
bergantung padamu. Selama Dokter Adriel ini bisa datang menyembuhkanku,
keluarga Millano akan menjadi partner kerja sama kami di Nambia."
Nancy terpaksa menaikkan taruhannya.
Lagi pula, dia adalah penanggung jawab dari projek ke Nambia kali ini, jadi dia
punya kekuasaan mutlak dalam mengambil keputusan.
"Aku akan mencoba
sebisaku," jawab Yunna sembari tersenyum.
"Aku rasa, Nona Nancy sebaiknya
jangan terlalu berharap. Seorang dokter yang tinggal di Kota Silas mungkin saja
hanya kebetulan tahu tentang resep obat penyakit racun darah, keahlian medisnya
mungkin nggak setinggi itu," ujar Cedric.
Kemudian dia melanjutkan, "Kalau
mengharapkan dia menyembuhkan penyakit ini, terus terang saja, kemungkinannya
nol."
Cedric yang tidak berhasil
memanfaatkan kesempatan untuk menyanjung keluarga Yudos, tentu saja merasa
tidak senang sehingga dia mengucapkan perkataan pesimis seperti itu.
No comments: