Membakar Langit ~ Bab 163

  

Bab 163

 

Jika tidak, mereka akan segera mengarahkan kecurigaan mereka padanya. Dengan kekuatannya saat ini, menghadapi musuh seperti Tabib Agung akan seperti menghantam batu dengan telur, pasti dia akan mati.

 

Untuk keselamatannya sendiri, Adriel harus lebih berhati-hati.

 

Yunna menyimpan ponselnya, berkeliling di luar ruang perawatan sejenak sebelum akhirnya melangkah masuk.

 

Chloe tidak bisa menahan diri untuk bertanya, "Kapan Dokter Adriel ini akan datang?"

 

Chloe merasa tubuhnya terasa gatal, dengan bintik-bintik merah kecil mulai muncul di lengannya. Ini adalah tanda bahwa penyakit racun darah akan segera muncul. Dia sangat ketakutan saat ini.

 

"Tolong kalian keluar dulu. Aku ingin bicara sendirian dengan Nona Nancy," kata Yunna.

 

"Berikan jawaban yang pasti, apakah dia akan datang atau nggak? Bisakah dia menyembuhkan penyakit ini? Kenapa kamu malah mengusir kami keluar?" tanya Chloe dengan terburu-buru sambil memegang lengan Yunna.

 

"Chloe! Jaga sikapmu," tegas Nancy.

 

Meski Nancy terbaring di tempat tidur, dia tetap menunjukkan wibawanya. Satu kalimat darinya membuat Chloe melepaskan genggaman tangannya dan tidak berani bicara lagi.

 

Kemudian, Nancy memerintahkan, "Kalian semua keluarlah."

 

Semua orang keluar dari ruang perawatan, hanya menyisakan Nancy dan Yunna di dalamnya.

 

"Nona Yunna, ada masalah apa? Katakan saja. Aku hanya ingin tahu, apakah Dokter Adriel bisa menyembuhkan penyakitku ?" tanya Nancy.

 

"Bisa disembuhkan," jawab Yunna.

 

"Apakah kamu yakin?" tanya Nancy, wajahnya langsung menunjukkan kegembiraan.

 

Yunna menjelaskan, "Aku sangat yakin. Pak Adriel yang mengatakannya sendiri, dia nggak akan berbohong padaku. Tapi dia nggak akan langsung mulai mengobati penyakit ini."

 

"Apa pun syaratnya, aku akan menyetujuinya," ujar Nancy.

 

Yunna mulai menjelaskan, "Nona Nancy, harap tenang dulu. Penyakit racun darah ini sangat langka, sudah hampir seratus tahun nggak pernah muncul. Sekarang penyakit ini tiba-tiba muncul pada dirimu. Ada sesuatu yang mencurigakan di balik semua ini."

 

Dia menambahkan, "Selain itu, orang yang mampu menyebarkan penyakit ini pasti nggak sederhana. Mungkin dia musuh keluarga Yudos kalian. Pak Adriel nggak mau terlibat atau menyinggung musuh nggak diketahui yang menakutkan. Jadi, untuk membuat Pak Adriel mau turun tangan, kita harus terlebih dahulu memahami seluk- beluk masalahnya."

 

Nancy juga adalah seorang wanita yang cerdas. Begitu Yunna menjelaskan hal ini, dia langsung mengerti.

 

"Tapi dengan kondisiku saat ini, nggak ada waktu untuk menyelidikinya, 'kan?" tanya Nancy sambil mengernyit.

 

"Pak Adriel bilang kalau resep obat yang dia berikan dapat diminum dan digunakan secara eksternal. Ini akan meredakan gejalanya, serta menahan racunnya. Ini akan memastikan kamu bisa tetap hidup," balas Yunna.

 

Nancy memutuskan, "Kalau begitu, suruh pihak rumah sakit menyiapkan lebih banyak ramuan obat untukku. Sebenarnya, aku juga ingin tahu bagaimana aku bisa terkena penyakit ini dan siapa yang ingin mencelakaiku."

 

Sebagai keturunan langsung keluarga Yudos, tidak diragukan lagi bahwa Nancy sangat tegas. Dia menahan rasa sakit dan bangkit dari tempat tidur, lalu memanggil tiga orang bawahannya untuk mulai mengatur penyelidikan ini.

 

"Nona, bukankah seharusnya kita fokus untuk menyembuhkan penyakit ini terlebih dulu? Lihatlah, tanganku sudah mulai terinfeksi, mereka berdua juga sudah menunjukkan gejalanya," kata Chloe dengan penuh ketakutan.

 

"Aku akan meminta rumah sakit untuk menyediakan lebih banyak ramuan obat. Setelah kalian meminumnya, gejalanya akan mereda. Hanya dengan mengetahui keseluruhan situasinya kita bisa benar- benar selamat. Ini adalah perintah!" perintah Nancy.

 

Nancy mengangkat alisnya, menunjukkan bahwa tidak ada ruang untuk perdebatan.

 

"Kalau kalian membutuhkan bantuan dari keluarga Millano, Nona Nancy tinggal mengatakannya saja," kata Yunna yang berdiri di samping.

 

"Waktu serangan penyakit racun darah adalah 24 jam. Berdasarkan perhitungan ini, aku mulai mengalami gejala sakit sekitar pukul sembilan malam tadi. Jadi perkiraan waktu infeksi sekitar sore hingga malam pukul sembilan dua hari yang lalu," Nancy menjabarkan.

 

Nancy segera mulai menganalisis. Dua hari lalu, dia berangkat dari Sahjaya menuju Kota Majaya. Jalur pergerakannya adalah dari Sahjaya ke Majaya, kemudian dari bandara Majaya ke hotel. Tersangka utama tentunya adalah orang-orang yang pernah berinteraksi dengannya.

 

"Aku pikir fokus kecurigaan harus tetap di Sahjaya. Kemudian, setelah tiba di Majaya, kecurigaan paling kecil adalah di pesawat," kata Yunna.

 

Yunna juga ikut membantu menganalisis petunjuk di samping. Setelah mengunci petunjuk, baru mereka bisa mulai menyelidiki.



Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 163 Membakar Langit ~ Bab 163 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 16, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.