Bab 170
Saat ini, Oki tidak punya pikiran
untuk menghiraukan Thomas, bahkan malas untuk berdebat dengan Thomas. Dia hanya
ingin memohon maaf kepada Adriel, lalu segera pergi dari tempat tersebut.
Sebab, jika tidak hati-hati sedikit saja, nyawanya akan terancam di sini.
"Pak Adriel juga mendengarnya.
Aku benar- benar nggak tahu bahwa orang yang ingin dia hadapi adalah kamu.
Tolong beri aku kesempatan, maafkan aku kali ini," seru Oki.
Mata Adriel yang penuh dengan niat
membunuh perlahan-lahan mereda. Kemudian, dia berkata, "Kamu merusak
lantai ubin di rumahku, kamu harus menggantinya."
"Aku akan ganti rugi. Selama Pak
Adriel berbaik hati, berapa pun uang yang kamu katakan, aku akan bayar,"
ucap Oki dengan sangat tegas.
"Apa menurutmu aku kekurangan
uang yang sedikit ini?" tanya Adriel.
"Jadi, maksudmu bagaimana
sebaiknya aku mengganti rugi?" tanya Oki balik dengan penuh rasa takut dan
cemas.
Adriel berpikir sejenak dan berkata,
"Ganti rugi dengan satu rumput air liur naga berumur 100 tahun."
Oki sangat akrab dengan Bagas, tentu
saja dia tahu bahwa rumput air liur naga adalah bahan obat yang berharga dan
sulit didapatkan.
Oki tampak kesulitan. Dia tidak
mendapatkan manfaat apa pun dari perjalanan ini. Sekarang, dia harus mengganti
rugi satu tanaman rumput air liur naga berusia 100 tahun. Oki bahkan tidak tahu
harus mencarinya di mana. Dia merasa sangat menyesal dalam hatinya.
"Aku juga tahu bahwa rumput air
liur naga berusia 100 tahun sangat langka, jadi aku nggak akan menyulitkanmu.
Aku beri kamu waktu sepuluh hari, apa itu cukup?" tanya Adriel.
Karena Oki telah masuk ke rumahnya dan
membantu orang lain, maka dia harus membayar harganya. Oleh sebab itu, Adriel
tetap akan menekannya tanpa belas kasihan.
"Pak Adriel, sepuluh hari memang
nggak cukup. Beri aku waktu lebih banyak. Dalam waktu sebulan, aku pasti bisa
mendapatkan rumput air liur naga untukmu," sahut Oki dengan hati-hati.
"Tujuh hari," balas Adriel.
"Jangan, 15 hari saja. Lima
belas hari sudah cukup."
"Lima hari."
"Sepuluh hari! Sesuai dengan
yang kamu katakan. Aku nggak akan menawar lagi," kata Oki.
Oki juga menyadari bahwa dia tidak
memiliki kualifikasi untuk menawar di depan Adriel saat ini.
"Tiga hari."
Adriel tidak membiarkan Oki. Wajahnya
tampak dingin dan serius.
"Baik! Tiga hari saja. Dalam
tiga hari, aku pasti akan memberimu rumput air liur naga, " ucap Oki.
Oki hampir gila. Dia tidak berani
menawar lagi. Dia sungguh ingin menampar dirinya sendiri dua kali. Padahal
awalnya dia punya waktu sepuluh hari, sekarang dia malah membuatnya berkurang
menjadi tiga hari.
Dia harus mencari satu rumput air
liur naga berusia 100 tahun dalam tiga hari. Ini sangat sulit!
Adriel mengangkat tangannya dan
memberi isyarat agar Oki berdiri.
"Kalau kamu merasa kesulitan,
kamu juga bisa kabur dan meninggalkan Kota Silas," ucap Adriel.
Melihar ekspresi Adriel saat ini, Oki
merasa merinding di punggungnya dan kepalanya menggeleng dengan hebat.
"Aku nggak berani. Jangan
khawatir, Pak Adriel. Aku akan mencoba sebaik mungkin untuk menemukan rumput
air liur naga dan mengganti kerugianmu," seru Oki.
"Kamu sudah boleh pergi,"
balas Adriel.
Oki merasa lega. Dia pun mengusap
keringat dingin di dahinya, lalu membungkuk dengan menangkupkan tangannya
sambil berkata, " Terima kasih banyak, Pak Adriel. Aku pamit."
Oki bergegas kabur dan meninggalkan
Thomas, Sri, serta Fanny yang saling menatap dengan bingung.
Situasi ini berbalik terlalu cepat
dan terlihat tidak nyata. Ini sungguh sulit dipercaya.
"Apa aku sedang bermimpi?"
Thomas mengangkat tangan dan memukul
dirinya sendiri. Setelah merasakan rasa sakit di wajahnya, Thomas memastikan
bahwa ini bukanlah mimpi.
"Kak Thomas, bagaimana bisa
seperti ini? Apa orang itu benar-benar Oki? Oki yang asli belum datang,
'kan?" tanya Fanny.
Saat ini, Fanny juga ikutan panik dan
hanya bisa menipu dirinya sendiri.
No comments: