Membakar Langit ~ Bab 178

   

Bab 178

 

Adriel meluangkan waktu untuk melihat catatan medis yang dikirim oleh Andrian, lalu menulis rencana pengobatan serta resep obat.

 

Lidya dan Vivian juga sudah kembali. Keduanya baru saja pergi mencari beberapa agen properti dan melihat beberapa rumah. Namun, mereka belum memutuskan rumah mana yang akan dibeli dan berencana untuk pergi melihat lagi besok.

 

Lidya juga pergi ke supermarket dan membeli banyak sayuran untuk dimasak.

 

Setelah makan malam, Adriel langsung pergi ke vila keluarga Juwana dengan mobilnya.

 

Namun, ketika dia tiba, dia baru tahu kalau Ana tidak ada di rumah.

 

Adriel bergegas duduk di sofa, lalu mengambil sebuah buku rahasia bela diri yang dikoleksi oleh Tabib Agung dari tasnya.

 

"Pedang kesempurnaan. Teknik ini memiliki kekuatan yang besar dan mampu membunuh lawan dengan mudah kalau dilatih hingga mencapai tingkat tertinggi. Sayangnya, kemampuanku saat ini belum mampu untuk melatih teknik ini," ujar Adriel.

 

Adriel kembali berkata, "Teknik es kuda besi, teknik ini dapat membekukan energi sejati lawan dan serangan pedang juga bisa membeku. Teknik ini bahkan mampu membekukan air terjun hanya dengan satu sentuhan saja."

 

Adriel membaca beberapa buku rahasia seni bela diri yang sangat hebat dan menakjubkan, tetapi sayangnya dia tidak bisa menguasai semua teknik itu karena tingkat kemampuannya yang masih rendah.

 

Adriel setidaknya harus mencapai tingkat puncak kebebasan agar bisa melatih semua teknik ini.

 

Saat ini, Adriel masih berada di tingkat kebangkitan sejati dan dia tidak dapat menopang teknik bela diri yang sangat kuat ini. Adriel hanya akan merugikan dirinya sendiri kalau dia memaksakan diri untuk latihan.

 

"Tinju membelah, teknik ini cukup bagus," ujar Adriel.

 

Adriel akhirnya menemukan sebuah teknik bela diri yang bisa dia latih saat ini. Teknik tinju membelah ini bisa dilatih hingga tingkat yang sangat tinggi tanpa perlu mencapai tingkat kebangkitan sejati. Teknik tinju ini bisa melukai orang dari jarak jauh.

 

Adriel bergegas bangkit dan mulai melatih teknik ini sambil memegang buku tersebut.

 

Adriel sendiri adalah seorang ahli bela diri yang luar biasa. Teknik tinju membelah adalah salah satu teknik yang paling sulit dikuasai. Bahkan orang-orang yang memiliki buku rahasia ini belum tentu bisa menguasai teknik ini dengan baik. Orang - orang yang memiliki bakat tertentu juga memerlukan waktu selama dua hingga tiga tahun agar bisa memahami dasar-dasar teknik tinju membelah ini.

 

Namun, dalam waktu kurang dari satu jam, Adriel sudah mulai memahami dasar-dasar teknik ini. Meski dia belum bisa melukai orang dari jarak jauh, dia sudah mampu menerbangkan buah-buah di atas meja yang berjarak satu meter darinya hanya dengan satu tinjuan.

 

Adriel merasa cukup puas. Dia hanya perlu berlatih lebih keras lagi agar bisa menyerang orang lain dari jarak jauh.

 

Saat ini, Adriel mendengar suara dari luar. Itu adalah Ana yang sudah pulang dengan mobilnya.

 

Adriel melihat ponselnya sejenak dan saat ini sudah mendekati tengah malam.

 

Ana membuka pintu dan masuk ke dalarn rumah. Ketika melihat Adriel, Ana sama sekali tidak menunjukkan ekspresi kaget di wajahnya.

 

Sebaliknya, Ana akan merasa kecewa kalau Adriel tidak datang sekarang.

 

"Kenapa kamu datang lagi?" ujar Ana dengan nada dingin meski sebenarnya dia berharap sebaliknya.

 

Adriel mendekat dan langsung memeluk Ana dari belakang. Adriel mencium aroma alkohol di tubuhnya, sepertinya Ana baru saja minum alkohol yang tidak sedikit jumlahnya.

 

Ana berusaha untuk melepaskan dirinya dari pelukan Adriel, tetapi dia tidak mampu dan akhirnya pasrah.

 

"Kamu pulang begitu larut karena pergi minum-minum?" ujar Adriel di telinga Ana.

 

Ana seketika merasa geli dan merasakan sensasi panas di dalam hatinya.

 

"Apa aku perlu memberitahumu? Apa hubungannya denganmu?" jawab Ana.

 

"Ana, apa kamu tahu apa yang aku suka darimu?" tanya Adriel.

 

"Nggak tahu, aku juga nggak berharap kamu menyukaiku!" jawab Ana.

 

Adriel memutar tubuh Ana dan menatapnya sambil menyentuh bibir merah Ana yang terlihat menggoda itu.

 

"Aku suka sikap keras kepalamu," ujar Adriel.

 

Ana segera menoleh dan berkata, "Aku nggak keras kepala!"

 

Adriel memegang dagu Ana dan memutar kepalanya dengan paksa agar bisa menatapnya.

 

"Lepaskan aku!" teriak Ana.

 

Ana sangat tidak suka dikendalikan oleh Adriel, tetapi dia suka dengan sikap Adriel yang begitu dominan. Ini adalah hal yang sangat bertentangan.

 

"Dengan siapa kamu minum-minum?" tanya Adriel.

 

"Kamu nggak berhak mengetahuinya!" jawab Ana.

 

"Baiklah, masih keras kepala, ya? Kalau begitu, aku akan membuatmu sadar. Aku mau lihat sampai kapan kamu tetap bersikap keras kepala seperti ini," kata Adriel.

 

Setelah mengatakan itu, Adriel langsung mencium bibir merah Ana sambil merangkul pinggangnya dengan erat hingga Ana tidak bisa melawan..

 

Ana mengangkat tangannya dan melepas rambut panjang yang dia ikat sebelumnya Rambutnya yang panjang dan tebal mulai terurai seperti air terjun. Wajahnya memancarkan cahaya merah muda dan matanya terlihat berbinar. Saat ini, dirinya dipenuhi dengan aura cinta dan kasih sayang.

 

Saat ini, Ana terlihat sangat cantik dan kecantikannya cukup membuat setiap pria gila dan tidak bisa mengendalikan diri.

 

Setelah beberapa saat, semuanya kembali tenang.

 

Setelah dilayani oleh Adriel, Ana tidak lagi bersikap keras kepala.

 

Ana tidak ingin Adriel salah paham, jadi dia pun segera mengaku, "Malam ini, aku pergi makan malam bersama manajer bank bisnis kota Silas. Aku mau meminjam satu triliun darinya untuk melonggarkan dana perusahaan. Meski aku nggak suka makan dan minum bersama orang-orang ini, aku tetap harus mengorbankan diri dan menahan rasa mual untuk makan bersama mereka."

 

Adriel tahu kalau Ana dikendalikan oleh keluarga Millano. Kondisi Grup Bintang saat ini juga tidak begitu aman. Kalau bukan karena ingin menyelamatkan perusahaan, Ana tidak mungkin pergi menghadiri acara makan bersama seperti ini.

 

"Apa kamu mendapatkan pinjaman itu?" tanya Adriel.

 

"Nggak semudah itu! Orang-orang di dunia bisnis semuanya oportunis. Ketika Grup Bintang kehilangan kerja sama dengan Grup Jahaya, semua orang menggunakan kesempatan untuk menjatuhkan Grup Bintang, entah itu dengan motif tersembunyi atau nggak," jawab Ana.

 

Ana adalah seorang wanita kuat. Kalau bukan karena dia percaya pada Adriel, dia pasti tidak akan mengatakan semua ini.

 

Suara Ana jelas-jelas terdengar lelah dan putus asa.

 

Adriel kembali berkata, "Apa kamu mau mengambil kembali Grup Bintang? Kamu bisa mengambilnya sekarang. Lagi pula, dengan keadaan seperti ini, Grup Bintang pasti akan bangkrut dalam waktu dekat."

 

Ana hanya berbaring dan tidak ingin bergerak sama sekali. Dia sama sekali tidak memiliki tenaga dan hanya berbicara dengan suara lemas, "Kalau dipikir-pikir, aku sama sekali nggak pandai berbisnis dan aku nggak mampu mengelola perusahaan dengan baik. Grup Bintang akan lebih baik kalau dikelola oleh kamu."

 

Awalnya, Adriel memang ingin merebut kembali Grup Bintang karena ini adalah perusahaan yang didirikan oleh orang tuanya.

 

Namun, Adriel tidak lagi berpikir seperti itu sekarang.

 

Adriel hanya fokus untuk meningkatkan kemampuannya agar bisa mencapai tahap yang lebih tinggi. Materi duniawi tidak lagi menarik perhatiannya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 178 Membakar Langit ~ Bab 178 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 16, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.