Membakar Langit ~ Bab 184

 

Bab 184

 

Sebenarnya, malam itu Adriel juga mempertimbangkan apakah dia harus turun tangan menyelamatkan keluarga Yudos. Ini mungkin akan membawanya ke dalam bahaya, tetapi mungkin juga merupakan kesempatan bagus.

 

Karena cepat atau lambat dia harus meninggalkan Kota Silas dan Nambia. Sebagai salah satu dari empat keluarga besar di Negara Elang, keluarga Yudos adalah batu loncatan yang sesuai.

 

Kota Silas terlalu kecil baginya. Karena dia sudah menerima warisan dari Tabib Agung, ada misi dan tanggung jawab di pundaknya. Ada beberapa hal yang memang sulit, tetapi harus tetap dilakukan.

 

Adriel mengangkat telepon, tetapi suara yang keluar dari telepon bukanlah suara Yunna.

 

"Apa kamu Dokter Adriel?" ujar suara seorang pria yang terdengar dari telepon.

 

"Siapa kamu? Kenapa kamu menggunakan ponsel Yunna untuk meneleponku?" tanya Adriel.

 

Dia melirik layar ponsel, memastikan bahwa panggilan itu memang berasal dari Yunna.

 

"Aku Paul Sabian dari keluarga Yudos di Sahjaya! Yunna ada di tanganku, dia juga terinfeksi oleh penyakit racun darah. Aku dengar kalian berdua adalah teman. Kalau kamu nggak mau dia mati, segera datang ke rumah sakit untuk mengobatinya."

 

Paul melanjutkan, "Kalau kamu berhasil mengobatinya, kita semua akan senang. Aku juga akan memberimu imbalan yang sesuai! Kalau kamu gagal, kamu harus menemaninya dikubur."

 

Setelah mengatakan itu, orang tersebut langsung menutup telepon.

 

Mata Adriel seketika dipenuhi dengan kilatan niat membunuh.

 

Awalnya, dia sudah berencana pergi ke rumah sakit setelah sarapan untuk mengobati pasien, tetapi dia tidak menyangka pihak lain akan melakukan hal seperti ini!

 

Adriel tidak peduli lagi dengan sarapannya. Dia mengganti pakaiannya, lalu langsung turun ke bawah.

 

"Pak, makan dulu," ujar Lidya.

 

"Aku ada urusan mendesak, aku nggak sempat makan!" balas Adriel.

 

Adriel dengan cepat keluar dari rumah, mengendarai mobilnya langsung menuju Rumah Sakit Utama!

 

Di Rumah Sakit Utama Kota Silas.

 

Kondisi Nancy kembali memburuk. Resep obat Adriel memang bisa meredakan gejala penyakit racun darah, tetapi tidak bisa sepenuhnya mengatasinya. Selain itu, seiring berjalannya waktu, penyakit racun darah mulai menunjukkan resistensi terhadap obat sehingga membuat penyebarannya makin parah.

 

Nancy terjebak dalam penderitaan, sementara di antara tiga orang lainnya, kondisi Sekretaris Chloe lebih parah daripada yang lain. Ruam beracun bernanah menyebar disertai demam tinggi yang terus- menerus dan sangat menyiksa.

 

Chloe sudah menggunakan ramuan obat untuk membersihkan seluruh tubuhnya dan juga meminum banyak obat, tetapi itu masih tidak dapat menghentikan serangan penyakit racun darah.

 

"Yunna, sekarang kamu juga terkena penyakit racun darah. Kalau Dokter Adriel itu nggak segera datang atau nggak mampu menyembuhkan kita, kamu juga akan mati!" maki Chloe pada Yunna. Dia sudah merasakan siksaan tanpa henti.

 

Chloe berani berbicara begitu karena keluarga Yudos telah mengirim orang lagi.

 

Dua orang yang dikirim oleh Kalvin adalah sepupu Nancy, Paul, sementara yang lainnya adalah seorang mahaguru.

 

Setelah Paul tiba di rumah sakit pagi-pagi sekali dan memahami keseluruhan situasinya, dia langsung menyerang Yunna.

 

"Karena ada dokter yang bisa menyembuhkan penyakit ini, kenapa dia nggak segera dipanggil untuk merawatnya? Bukankah Kota Silas adalah wilayah keluarga Millano? Kenapa untuk memanggil seseorang saja kalian nggak bisa? Dasar nggak berguna !" maki Paul dengan suara keras.

 

"Pak Adriel adalah seorang dokter sakti. Seorang dokter sakti memiliki kedudukannya sendiri, nggak bisa aku paksa begitu saja," jawab Yunna dengan sikap tenang.

 

"Itu artinya kamu dan keluarga Millano nggak berguna! Dokter sakti apanya? Kalau ini di Sahjaya, satu perintah dari keluarga Yudos bisa membuat dokter sakti terbaik sekali pun tunduk," kata Paul sambil mendengus dingin.

 

"Pak Paul, Yunna ini sejak awal selalu menunda -nunda. Dia bukan hanya nggak berguna, tapi sengaja menunda-nunda waktu agar Nona Nancy mati," kata Chloe dari tempat tidurnya.

 

"Baiklah! Kalau begitu, biar kamu juga merasakan sakitnya penyakit racun darah ini!" kata Paul.

 

Dia memberikan isyarat pada sang ahli di sampingnya, lalu berkata, "Pak Fahmi, ambil sedikit penyakit racun darah ini, lalu biarkan dia juga terinfeksi penyakit racun darah ini."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 184 Membakar Langit ~ Bab 184 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 16, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.