Bab 185
"Ini ide yang bagus! Pak Paul
memang cerdas!" seru Chloe dengan antusias.
Menghadapi komentar tersebut, Yunna
mengerutkan keningnya, lalu berkata dengan nada dingin, "Pak Paul,
tindakanmu ini sama saja dengan menindas orang lain! Apa kamu benar-benar
mengira kalau keluarga Millano mudah ditindas?"
Paul tertawa, lalu berkata dengan
nada meremehkan, "Jangankan hanya cabang keluarga Millano sepertimu.
Bahkan keluarga Yudos nggak akan menganggap serius keluarga Millano yang utama.
Memang kenapa kalau aku menindasmu ?"
Yunna menyadari bahwa Paul membawa
seorang mahaguru di sisinya. Ini adalah sesuatu yang tidak dapat ditangani oleh
keluarga Millano.
Paul memaksa untuk memberikan
penyakit racun darah padanya, sementara Yunna tidak punya pilihan selain
menerima perlakuan semacam ini. Namun, hati Yunna sudah penuh dengan amarah
karena disiksa seperti ini.
"Pak Paul, tolong pikirkan
lagi!" kata Andrian.
Dia inencoba untuk menghentikannya,
sementara sekretaris Yunna, Irish, berdiri untuk segera melindunginya.
"Dokter Andrian, apa kamu juga
ingin mencoba merasakan penyakit racun darah?" ancam Paul sambil menatap
Andrian dengan tatapan dingin.
"Pak Paul, Nona Yunna nggak
tidur semalaman, dia sudah melakukan yang terbaik di rumah sakit ini! Selain
itu, dia adalah teman Dokter Adriel. Kalau kamu melakukan ini terhadapnya, itu
bisa berbalik menjadi bencana besar. Dokter Adriel pasti nggak akan mengobati
Nona Nancy setelah mengetahuinya," ujar Andrian.
Paul bangkit, langsung menampar
Andrian dengan keras, lalu berujar, "Kamu berani mengancamku dengan
seorang dokter? Kalau dia nggak mau mengobati, aku akan membunuhnya!"
"Pak Paul, kamu hebat sekali!
Benar, memang kenapa kalau dia seorang dokter sakti? Kalau dia nggak mau
mengobati, bunuh saja! Di hadapan keluarga Yudos, apa arti dokter sakti
itu?" ujar Chloe yang tidak bisa menahan diri untuk ikut berseru meski
diiringi dengan rintihan kesakitan.
Fahmi sudah mengambil racun darah dari
tubuh Chloe.
"Bu Yunna, kamu pergi saja
dulu!"
Irish melangkah maju dengan berani,
melindungi bosnya dengan gigih.
Irish bukan hanya sekretaris Yunna,
tetapi juga pengawal pribadinya. Meskipun kekuatannya tidak bisa dikatakan yang
terbaik, dia memiliki keahlian tingkat empat setelah menjalani latihan. Dia
selalu setia kepada Yunna.
Namun, kekuatan tingkat empat Irish
ini tidak bisa mengalahkan Fahmi yang merupakan seorang mahaguru. Dia bahkan
tidak sebanding dengan Paul.
"Kamu memang pelayan yang setia
melindungi bosmu. Sekarang, kita lihat apakah kamu punya kekuatan untuk
melindungi bosmu!" kata Paul.
Paul membentuk tangannya menjadi
cakar, lalu menyerang langsung ke arah Irish.
"Irish, awas!" teriak Yunna
dengan terkejut.
Sementara itu, Irish mencoba membalas
serangannya, tetapi dia tidak bisa menandingi Paul. Akhirnya, Irish ditangkap
oleh Paul. Beberapa lubang darah muncul di pundak kanannya akibat cakaran Paul,
membuat darah segar mengalir turun dari lengannya.
Paul menggenggam leher Irish, lalu
berkata dengan nada meremehkan, "Meskipun hanya tingkat empat, kamu berani
menantangku. Kamu cari mati!"
Irish menutup matanya, mengetahui
bahwa dia pasti akan mati.
"Hentikan! Jangan bunuh
dia!" teriak Yunna dengan terkejut.
Paul tidak mematahkan leher Irish,
tetapi nasib Irish bergantung pada keputusan Paul.
Paul berkata, "Yunna, sekarang
aku beri dua pilihan padamu. Pertama, menjadi wanitaku, lalu ikut denganku
kembali ke Sahjaya. Setelah aku bosan, aku akan membiarkanmu pergi dengan
bebas. Kedua, aku akan membuatmu terjangkit penyakit racun darah."
"Saat kamu bisa memanggil dokter
itu dan dia berhasil menyembuhkan dengan baik, membuat semuanya baik-baik saja,
aku nggak akan mengganggumu lagi. Kalau nggak, kamu hanya bisa menemani
sepupuku di alam baka," lanjut Paul dengan tegas.
"Kamu wanita yang cerdas, aku
yakin kamu nggak akan memilih yang kedua," tambahnya.
Saat Paul baru saja tiba di rumah
sakit, dia tertarik dengan aura dan kecantikan Yunna pada pandangan pertama dia
melihat wanitu itu.
Sekarang, dia hanya mencari alasan
untuk menyerang saja.
No comments: