Bab 188
Yunna tentu saja tidak rela mati
begitu saja di tempat ini. Dia paham dengan baik bahwa satu-satunya harapan
saat ini adalah Adriel.
Namun, harapan itu sangat tipis.
Meski Adriel bisa menyembuhkan Nancy, kemungkinan besar dia akan terlibat
konflik dengan Paul.
Bagaimanapun juga, Adriel akan
terlibat dalam masalah ini. Hal ini jelas bukan sesuatu yang baik, bukan juga
situasi yang diharapkan oleh Yunna.
Karena itu, hatinya penuh dengan
kebimbangan. Dia tidak rela mati begitu saja, maka dia menganggap Adriel
sebagai satu-satunya harapan. Namun, dia juga khawatir semua ini bisa
membahayakan Adriel.
Pada saat yang bersamaan, Adriel
sudah tiba di rumah sakit dengan kecepatan maksimum.
Adriel sangat familier dengan ruang
perawatan ini. Saat itu, Tobby dirawat di sini karena keracunan.
Ini adalah unit perawatan intensif di
Rumah Sakit Utama Kota Silas dengan peralatan lengkap serta kamar yang luas.
Unit ini ditujukan untuk pasien khusus.
Di telepon, Adriel telah mengetahui
bahwa lawannya menahan Yunna, memberikan penyakit racun darah ke tubuh Yunna
untuk memaksa dirinya melakukan pengobatan. Cara yang kotor dan hina seperti
ini sangat mengganggunya.
Dia datang ke rumah sakit tanpa
sedikit pun niat untuk mengobati penyakit.
"Brak!"
Adriel menendang pintu ruang
perawatan intensif hingga terbuka.
"Pak Adriel!"
Orang pertama yang melihat Adriel
adalah Andrian yang berdiri paling dekat dengan pintu. Wajahnya langsung tampak
senang.
Meskipun Paul belum secara langsung
menargetkannya, Andrian merasa bahwa orang ini benar-benar gila. Siapa yang
tahu apa yang akan dia lakukan saat menggila?
Adriel mengedarkan tatapannya ke
sekeliling kamar, melihat ekspresi kesedihan dan penyesalan di mata Yunna yang
mengawasi jenazah Irish.
.Paul berkata, "Akhirnya pemeran
utamanya datang juga! Kamu dokter sakti yang mereka bicarakan, 'kan? Kamu
memang sombong. Nggak perlu berpura-pura lagi, cepat lakukan pekerjaanmu."
Paul duduk di kursi dengan kaki
terlipat dan menunjukkan sikap yang sangat angkuh.
"Apa keluarga Yudos kami nggak
cukup besar? Memberikanmu kesempatan untuk menyembuhkan anggota keluarga Yudos
sama dengan memberimu kesempatan untuk naik ke atas awan. Kenapa kamu masih
bersikap sombong? Pada usiamu yang sekarang, kamu juga berani menyebut dirimu
adalah dokter sakti?" lanjut Paul.
Paul tidak terburu-buru menyuruh
Adriel menyembuhkan penyakit. Dia bermaksud untuk menghajar Adriel terlebih
dulu untuk menunjukkan kehebatan keluarga Yudos.
Selain itu, melihat usia Adriel yang
masih begitu muda, Paul makin meragukan kemampuannya.
Dokter sakti mana yang usianya di
bawah lima puluh tahun? Mereka juga pasti sudah menjalankan praktik selama
puluhan tahun, ' kan? Dokter yang masih semuda ini, apakah dia belajar ilmu
kedokteran sejak dalam kandungan? Jika tidak, kemampuannya dalam bidang
kedokteran tidak mungkin begitu tinggi!
"Pak Paul, mungkin dia bukan
Dokter Adriel itu. Dia hanya seorang dokter yang masih begitu muda, tapi berani
menyebut dirinya dokter sakti. Aku takut kemampuannya bahkan nggak sebanding
dengan muridku!" ejek Cedric.
"Oh? Apakah dia nggak berani
datang, jadi hanya mengirimkan seorang murid untuk mempermainkanku?" ujar
Paul sambil menyipitkan matanya, menunjukkan tatapan dingin dan niat membunuh.
"Pak Paul, dia memang Dokter
Adriel," bisik Andrian pelan.
Adriel tidak memedulikan mereka,
melainkan langsung melangkah mendekati Yunna. Dia membantunya untuk berdiri,
sebelum akhirnya melirik ke arah jenazah Irish yang tergeletak di lantai.
"Maafkan aku, aku sudah
melibatkanmu dalam masalah ini," kata Yunna meminta maaf dengan suara
lirih.
"Ini bukan salahmu. Aku tahu
kalau situasimu sangat sulit. Ini juga bukan kemauanmu," jawab Adriel.
Adriel tidak menyalahkan Yunna atas
semua kejadian ini. Dia hanya menghiburnya.
"Tempat ini sangat berbahaya. Di
sisi Paul ada seorang mahaguru," kata Yunna memberi peringatan.
Yunna mengetahui bahwa Adriel juga adalah
seorang mahaguru, tetapi ada tingkatan yang berbeda di antara mahaguru. Dia
khawatir jika lawannya memiliki tingkatan yang lebih tinggi dari Adriel.
Adriel mengangguk sedikit, lalu
dengan tatapan yang tajam menatap ke arah Paul.
"Aku adalah dokter sakti yang
kalian bicarakan. Aku juga bisa menyembuhkan penyakit racun darah ini,"
ucap Adriel dengan tegas.
"Bagus sekali! Kalau kamu bisa
menyembuhkan dia, segera sembuhkan. Kalau dia bisa sembuh, aku akan memberimu
imbalan yang sesuai, membuatmu meraih kekayaan dan status yang tinggi. Tapi
kalau kamu nggak bisa, itu berarti kamu hanya menipuku. Kamu dan mereka semua
akan menemani sepupuku di alam baka," kata Paul.
Ini adalah cara yang sering digunakan
dalam keluarga besar, mereka akan memberikan hukuman dan hadiah pada orang
lain.
No comments: