Membakar Langit ~ Bab 195

  

Bab 195

 

Adriel maju, lalu menampar dahi Fahmi.

 

Fahmi yang merupakan mahaguru tingkat empat, langsung mati begitu saja..

 

Saat melihat Paul dan Fahmi yang mati secara tak terduga dengan mata kepalanya sendiri, Nancy hanya bisa menutup mata dengan tak berdaya.

 

Nancy tahu bahwa semua orangnya akan mati di Kota Silas.

 

Sejak Adriel membunuh orang-orang dari keluarga Yudos, pria ini pasti akan membungkam mereka dan tidak akan meninggalkan jejak apa pun.

 

"Pak Adriel, bagaimana menangani hal ini? Mereka adalah anggota keluarga Yudos di Sahjaya. Kamu membunuh mereka begitu saja?" tanya Andrian dengan ketakutan.

 

Andrian tahu bahwa situasinya menjadi sangat kacau. Meskipun orangnya mati di rumah sakit, dirinya juga tidak akan terlepas dari masalah ini.

 

"Bawa saja mayatnya pergi. Aku yang membunuh orang-orang itu, nggak ada hubungannya denganmu," sahut Adriel.

 

"Betul! Dia yang membunuh orang-orang itu, nggak ada hubungannya dengan kita. Kalau begitu, aku pergi dulu."

 

Cedric juga merasa sangat ketakutan, jadi dia segera menyampaikan ketidakterlibatannya dan melarikan diri dengan cepat.

 

"Pak Cedric, kamu nggak boleh pergi," pungkas Yunna.

 

Masalahnya sudah sampai pada titik ini. Yunna tahu bahwa rasa takut tidak ada gunanya. Dia hanya bisa menemukan cara untuk mengatasi masalah terlebih dahulu.

 

Tentu saja, para saksi di sini tidak bisa dilepaskan begitu saja, jadi Yunna langsung menghentikan Cedric.

 

"Nona Yunna, apa maksudmu?" tanya Cedric dengan kesal.

 

"Pak Cedric, kamu adalah saksi yang juga terlibat dalam kejadian ini. Masalahnya masih belum selesai. Bagaimana mungkin aku membiarkanmu pergi begitu saja," jawab Yunna dengan nada dingin.

 

Cedric juga orang yang cerdas, jadi dia langsung mengerti.

 

"Jangan khawatir, aku nggak akan mengatakan apa yang terjadi di sini. Itu semua nggak ada keuntungannya juga bagiku. Anggap saja aku belum pernah datang ke Kota Silas. Aku bersumpah nggak akan pernah bicara sembarangan," ujar Cedric dengan nada yang serius.

 

Cedric ingin segera kabur, jadi dia hanya bisa bersumpah untuk menunjukkan kesetiaannya.

 

"Aku nggak percaya pada sumpah apa pun. Kalau kamu berani keluar dari ruang perawatan ini, aku akan membuatmu mati di jalanan Kota Silas," ancam Yunna dengan nada dingin dan tatapan dingin.

 

Cedric dan muridnya tidak berani pergi. Mereka hanya bisa tetap berada di sudut ruangan.

 

"Kamu pergi saja dulu. Serahkan masalah ini padaku. Aku yang membunuh mereka, aku juga yang akan menanggung akibatnya. Ini semua nggak ada hubungannya dengan keluarga Millano," sahut Adriel pada Yunna.

 

"Pak Adriel, kamu datang ke sini karena aku. Kalau aku pergi, bukankah aku akan menjadi orang yang nggak berperasaan dan nggak setia? Kamu mengenalku, aku bukan orang seperti ini."

 

Saat ini, Yunna tidak menunjukkan kepanikan, malah terlihat sangat tenang dan dingin.

 

"Kamu benar, mereka memang pantas mati dan bagus kamu sudah membunuh mereka. Kalau aku punya kemampuan sepertimu, aku juga akan membunuh Paul untuk membalaskan dendam Irish. Pak Adriel, aku berterima kasih padamu mewakili Irish," ucap Yunna.

 

"Kalau kamu nggak pergi, keluarga Millano akan terlibat. Walaupun hari ini aku membunuh orang dan menghilangkan jejak mereka, keluarga Yudos pasti tetap nggak akan menyerah dan meminta pertanggung jawaban," jelas Adriel.

 

"Apa kamu yakin ingin mempertaruhkan seluruh keluarga Millano dan menanggung balas dendam keluarga Yudos bersamaku?" lanjutnya.

 

Mata indah Yunna berkilau dengan cahaya kebijaksanaan, lalu dia menjawab, "Ini bukan pertama kalinya kamu mengenalku.. Lagi pula, masalah ini masih belum tentu menemui jalan buntu. Masih ada cara untuk mengatasinya."

 

"Oh? Selain membunuh orang dan menghilangkan jejak mereka, apa kamu punya cara lain untuk menyelesaikan masalah ini? Aku ingin mendengar detailnya, " ujar Adriel sedikit terkejut.

 

Ketika Adriel mengambil tindakan, dia sudah memutuskan untuk membunuh orang- orang tersebut dan menghilangkan jejaknya.

 

Bagaimanapun, Nancy dan anak buahnya semuanya terinfeksi penyakit racun darah. Selama Adriel tidak mengobati mereka, ketiga orang ini pasti akan mati.

 

Sedangkan Andrian tentu saja tidak akan banyak bicara. Yang ada hanya Cedric dan muridnya. Untuk itu, Adriel juga punya caranya sendiri untuk membuat mereka tidak berani angkat bicara.

 

Namun, saat ini Yunna justru dengan percaya diri dan bijak mengatakan bahwa ada cara untuk mengatasi masalah ini. Adriel juga penasaran bagaimana wanita cerdas ini bisa menyelesaikan keadaan buntu seperti ini.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 195 Membakar Langit ~ Bab 195 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 16, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.