Membakar Langit ~ Bab 211

 

Bab 211

 

"Pak Adriel, kamu tampak sedang membantu keluarga Millano merekut ahli. Aku nggak akan melupakan budi baik ini," ucap Yunna.

 

Wanita cerdas seperti Yunna ini selalu berbicara dengan cara yang membuat orang merasa nyaman dan enak didengar.

 

Jika diganti dengan orang bodoh yang selalu mementingkan dirinya sendiri, belum tentu mau membagikan ilmu keluarganya yang berharga kepada orang lain.

 

Meskipun teknik ini diberikan oleh Adriel, tetapi sekarang bisa menjadi sesuatu yang bisa diwariskan oleh keluarga Millano.

 

Namun, Yunna sangat cerdas dan sama sekali tidak keberatan. Dia malah langsung mengerti niat baik dari Adriel.

 

Meskipun keluarga Millano memiliki posisi yang tinggi di Kota Silas dan merupakan keluarga bangsawan, pada akhirnya mereka masih bergantung pada nama keluarga Millano.

 

Keluarga Millano sendiri memiliki dasar yang kurang kuat. Mereka hanya memiliki seorang ahli tingkat enam yang setia, yaitu James.

 

"Kamu sudah bersedia untuk menyerahkan dirimu kepadaku, aku juga harus memberikan sesuatu sebagai balasannya, ini yang kita sebut sebagai saling menghormati, " ucap Adriel sambil bercanda.

 

"Jika aku nggak menyerahkan diriku, apakah kamu nggak akan membantu keluarga Millano?" tanya Yunna yang merasa tidak puas dengan kata-kata Adriel.

 

"Pak Adriel, aku bersedia melakukan semua ini hanya karena aku memiliki perasaan untukmu. Aku menyukaimu. Pastinya ini bukanlah suatu transaksi, kamu jangan salah paham dengan perasaan tulusku," ucap Yunna.

 

Adriel tidak menyangka bahwa lelucon yang dia ucapakan malah membuat Yunna merasa tidak senang.

 

Dia juga segera menyadari bahwa pikiran wanita pada dasarnya lebih halus dan sensitif, lebih peduli secara detail.

 

Sama seperti pasangan suami istri dalam kehidupan, ketika wanita marah, pria sering tidak tahu di mana kesalahan yang dia buat. Mungkin hanya karena kata-kata dan tindakan yang tidak disengajai.

 

"Maaf, aku belum pernah pacaran. Aku belum pelajari bagaimana cara berinteraksi dengan wanita. Aku telah salah bicara," Adriel segera meminta maaf.

 

Namanya juga pria. Mereka seharusnya seperti adik kecilnya yang bisa merendah dan memperlihatkan kekuatannya yang gagah perkasa, juga bisa menjadi lemah lembut.

 

Yunna tersenyum bahagia. Dalam ekspresinya terlihat kegembiraan dan kebahagiaan seorang gadis yang sedang jatuh cinta.

 

"Seorang Pak Adriel yang terhormat, ahli pengobatan yang hebat, meminta maaf kepada gadis kecil. Aku merasa sengat senang loh," ucap Yunna.

 

Mendengar kata-kata manis dari Yunna, Adriel juga merasa senang. Mereka berbicara di telepon dalam waktu yang lama dan perasaan mereka menjadi semakin memanas ketika mereka saling terbuka.

 

Setelah menutup telepon, wajah Adriel terlihat penuh kegembiraan dan hatinya merasa bahagia.

 

"Apakah ini perasaan jatuh cinta?" gumam Adriel.

 

Gantra yang di sampingnya berkata, "Pak Adriel, aku melihat perasaan yang belum pernah ada sebelumnya dari mata dan wajahmu. Pada usiamu ini, kamu seharusnya menikmati kebahagiaan dan manisnya cinta. Gadis dari keluarga Millano benar-benar cocok denganmu."

 

Adriel tersenyum dan berkata, "Paman Gantra, kamu tahu begitu banyak, apakah Vivian juga sedang menjalin hubungan asmara di sekolah?"

 

"Sepertinya Vivian nggak akan dengan mudahnya jatuh cinta. Aku juga pernah muda dan pernah jatuh cinta," ucap Gantra.

 

Gantra tahu bahwa putrinya menyukai seseorang, yaitu Adriel. Bagaimana mungkin dia akan pacaran dengan orang lain.

 

Hanya saja Gantra selalu bersikap rendah hati, dia sadar akan identitas dan posisinya. Dia tidak pernah melakukan hal yang melampaui batasnya, juga tidak memiliki pikiran yang tidak semestinya.

 

Dalam dua hari terakhir, dia telah melihat dengan matanya sendiri bahwa Adriel yang sekarang lebih tidak terjangkau dibandingkan dengan dua tahun yang lalu. Adriel pasti akan menjadi orang yang sukses di masa depan nanti. Dia juga tidak akan asal bicara lagi.

 

"Baguslah kalau dia nggak pacaran. Saat ini dia harus fokus pada pendidikannya," ucap Adriel sambil mengangggukkan kepalanya sedikit.

 

Adriel mengobrol dengan Gantra karena dirinya jarang memiliki waktu santai dan tidak ada yang mengganggunya.

 

"Paman Gantra, apakah kamu sangat romantis waktu muda?" tanya Adriel.

 

Gantra tertawa sambil berkata, "Aku memang menjalin hubungan dengan beberapa wanita waktu itu. Sayang kalau kita nggak menikmati masa muda. Jika tidak berjiwa romantis saat muda, apa harus menunggu sampai tua?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 211 Membakar Langit ~ Bab 211 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.