Membakar Langit ~ Bab 213

 

Bab 213

 

"Yang paling banyak di dunia ini adalah cinta yang tak tercapai, penyesalan selalu mengiringi kehidupan."

 

"Ayah, Ibu, aku mengerti semua yang kalian katakan. Tapi, aku merasa sedih dan ingin menangis," ucap Vivian.

 

Vivian tentu mengerti prinsip-prinsip ini.

 

"Menangislah. Kamu akan merasa lebih baik setelah menangis. Menyukai seseorang bukanlah hal yang memalukan," hibur Lidya.

 

Vivian menangis dengan keras sambil memeluk ibunya.

 

Adriel sedang mengemudi dan tiba-tiba bersin.

 

Adriel langsung pergi ke gedung administrasi Kota Silas. Tujuan perjalanan ini adalah mencari Tobby, berharap dia bisa membantu mengakses berkas kecelakaan mobil.

 

Sekretaris Tobby menjemput Adriel di depan pintu gedung dan membawanya masuk. Tidak lama kemudian, Tobby datang setelah selesai rapat.

 

"Pak Adriel, sudah lama menunggu," ujar Tobby.

 

Adriel juga tidak berbelit-belit dan langsung menjelaskan tujuannya datang kemari.

 

"Kamu curiga bahwa kecelakaan mobil yang menyebabkan orang tuamu meninggal ada masalah?" tanya Tobby.

 

Adriel mengangguk. Tobby sedikit mengangguk dan berkata, "Aku akan mengatur orang untuk mengirim berkas ini padamu besok. Selain itu, aku juga akan meminta Departemen Keamanan Kota untuk meninjau kembali masalah ini, harus memeriksanya dengan jelas."

 

Meskipun Departemen Keamanan Kota tidak berada di bawah kendali Divisi Keuangan, hal ini tidak sulit bagi Tobby.

 

"Terima kasih atas upaya Pak Tobby," ujar Adriel.

 

Tobby melambaikan tangannya, lalu berkata, "Aku tidak bisa membantumu saat kamu diperangkap oleh anggota Doni, aku merasa sangat bersalah. Untung kamu baik- baik saja, malah berhasil membunuh Iblis Perak dari Dua Iblis Lembayung Perak."

 

Adriel mengobrol sebentar dengan Tobby, kemudian beranjak dan berpamitan.

 

Dalam perjalanan, Cheky kembali menelepon Adriel.

 

Cheky menelepon pasti karena Sri kambuh lagi.

 

Adriel tidak mengangkat telepon, juga tidak akan berbaik hati dan memaafkan Sri.

 

Pada saat ini, ada panggilan masuk dari Lisa.

 

Barusan, Ken datang dengan inisiatif sendiri dan membawa semua catatan utang Calvin. Hal ini membuat seluruh keluarga Lavali terkejut.

 

Keluarga Lavali tidak berdaya dan telah memutuskan untuk menyerahkan perusahaan serta pabrik kepada Wiryo untuk melunasi utang. Jika tidak, membiarkannya terus menumpuk seperti ini, utang juga tidak akan terlunasi walau keluarga hancur.

 

Ken tidak mungkin berani meminta perusahaan dan pabrik keluarga Lavali lagi, dia langsung merobek semua catatan utang Calvin. Tindakannya membuat keluarga Lavali bingung.

 

"Kak Ken, apa maksudmu ini?" Calvin bertanya dengan hati-hati.

 

"Wiryo sudah mati. Kamu nggak perlu membayar semua utangmu. Sekarang, semua surat utang sudah dirobek di hadapanmu. Pak Calvin, mohon maaf jika sebelumnya aku banyak menyinggungmu Aku juga hanya menjalankan perintah," ucap Ken sambil membungkuk.

 

"Pak Wiryo sudah mati? Nggak mungkin," ujar Calvin.

 

Calvin terkejut dan merasa bingung. Walaupun Wiryo sudah mati, Ken juga tidak memiliki alasan untuk berhenti mengejar utang.

 

"Wiryo dibunuh langsung oleh Tuan Lavali. Aku juga berharap kalian memberi tahu Tuan Lavali bahwa aku sudah menghancurkan surat utang sesuai permintaannya," ujar Ken.

 

"Tuan Lavali? Tuan Lavali yang mana?" tanya Calvin.

 

Calvin tahu bahwa kekuatan di balik Wiryo adalah Janda Hitam dari Aliran Kusuma. Siapa yang berani membunuhnya!

 

Pada saat ini, muncul bayangan Adriel dalam benak Lisa, dia berkata tanpa sadar, "Apakah itu Adriel Lavali?"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 213 Membakar Langit ~ Bab 213 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.