Membakar Langit ~ Bab 214

 

Bab 214

 

"Aku nggak berani memanggil langsung nama Tuan Lavali. Kalau sejak awal aku tahu kalian memiliki Tuan Lavali sebagai pelindung, aku nggak akan berani mencari masalah dengan kalian," jelas Ken.

 

Setelah Ken selesai berbicara, dia segera pergi dengan anak buahnya.

 

"Ternyata benar dia... Dia benar-benar membunuh Wiryo demi aku?" tutur Lisa.

 

Setelah mendapatkan jawaban yang pasti, Lisa masih terkejut, tetapi lebih banyak terharu.

 

Menurut Lisa, Adriel melukai Wiryo demi menyelamatkannya, dan sekarang membunuh Wiryo untuk membantu keluarganya menyelesaikan utang. Bagaimana Lisa tidak terharu?

 

"Lisa, siapa Adriel?" tanya Calvin.

 

"Teman sekelasku. Kakek pernah bertemu dengannya," jawab Lisa.

 

"Bocah yang waktu itu memukul Jamie? Dia berani membunuh Wiryo?"

 

Rogan juga terkejut.

 

Lisa mengangguk. Calvin tidak mengerti, lalu berkata, "Dia memukul Jamie, apakah tidak ada yang membalas dendam? Jamie bukan orang yang mudah disinggung. Pamannya, Bagas, bahkan mahaguru di Kota Silas juga harus bersikap hormat dan toleransi kepadanya."

 

"Ternyata, dia berkata jujur."

 

Lisa berbicara pada diri sendiri.

 

"Perkataan apa?"

 

"Dia mengatakan bahwa dia sama sekali tidak menganggap Jamie, maupun Wiryo," ujar Lisa.

 

Calvin merasa sangat senang. Sekarang Wiryo sudah mati, semua utang juga sudah dilunasi. Akhirnya keluarga Lavali tidak perlu mengalami kehancuran.

 

"Lisa, kamu punya teman sehebat itu, kenapa nggak bilang sejak awal?" tanya Calvin.

 

"Aku juga nggak tahu dia sehebat ini. Dia menghilang selama dua tahun, sebenarnya apa yang terjadi padanya?" tanya Lisa.

 

Calvin melambaikan tangannya dan berkata, "Itu nggak penting. Yang penting adalah dia bersedia memukul Jamie dan membunuh Wiryo demi kamu. Apakah dia menyukaimu? Apakah ini berarti kita sudah menemukan orang yang bisa diandalkan? Lisa, kamu harus menjaga hubungan ini dengan baik."

 

"Jika dia bisa menjadi menantu keluarga kita, keluarga Lavali akan menjadi kaya raya! Putri kesayanganku, kelak keluarga kita mengandalkanmu," ujar Calvin dengan bersemangat.

 

Namun pada saat ini, Rogan malah berkata, " Kamu nggak berpandangan jauh, jangan terlalu cepat senang dulu."

 

"Ayah, apa maksudmu?" tanya Calvin dengan bingung.

 

"Kamu pikirkanlah siapa itu Wiryo, dia adalah kaki tangan keluarga Kusuma, anjing peliharaan Janda Hitam. Sekarang dia sudah dibunuh, apakah keluarga Kusuma akan diam saja?"

 

"Bocah ini memang memiliki kemampuan, tapi dia bertindak dengan gegabah, pasti akan mendapat balasan dari keluarga Kusuma. Masih menjadi pertanyaan apakah dia bisa bertahan hidup atau tidak. Saat ini, kita sebaiknya jangan terlalu dekat dengannya. Jika tidak, kita akan menjadi sasaran amarah keluarga Kusuma," ujar Rogan mengingatkan.

 

Ucapan Rogan membuat Calvin langsung sadar.

 

"Ya, benar. Aku terlalu senang hingga lupa bahwa kekuatan di balik Wiryo adalah keluarga Kusuma. Orang tua memang lebih berpengalaman, untung kamu mengingatkan. Jika tidak, mungkin kebahagiaan kita akan berubah menjadi kesedihan," ucap Calvin ketakutan.

 

"Lisa, kamu telepon dia untuk mengucapkan terima kasih saja. Jangan terlalu dekat dengannya untuk sementara waktu. Mengerti?" ujar Rogan menasehatinya lagi.

 

Melihat kakek dan ayahnya begitu teliti dalam merencanakan segala sesuatu, memperhitungkan keuntungan dan kerugian, Lisa sangat tidak senang.

 

"Kalian memang cerdik, tapi aku nggak bisa perhitungan seperti itu," ujar Lisa.

 

"Kamu tahu apa? Orang yang mengerti situasi dan pandai beradaptasi baru bisa menjadi hebat. Sekarang kamu masih muda, bagaimana bisa tahu betapa rumitnya masyarakat? Apakah mudah berurusan dengan keluarga Kusuma? Menurutku, bocah bermarga Lavali itu nggak akan bisa bertahan lama," pungkas Rogan yang langsung memarahi dan menceramahi Lisa.

 

"Lisa, kamu harus mendengarkan kakekmu dalam hal ini. Gadis muda sepertimu paling mudah hanyut dalam cinta. Kamu harus tetap rasional."

 

Ibu Lisa juga berbicara untuk menasehati.

 

Lisa tidak bodoh, dia tentu tahu bahwa perkataan kakeknya masuk akal. Namun, dia bukanlah orang yang egois.

 

Dalam diri Lisa terdapat aura seorang gadis seni yang mengejar romantisme yang sesungguhnya.

 

Lisa tidak berdebat dengan keluarganya, dia tahu perdebatan seperti ini tidak ada gunanya.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 214 Membakar Langit ~ Bab 214 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.