Membakar Langit ~ Bab 215

 

Bab 215

 

"Kalian pikirkanlah dengan perlahan, aku akan kembali ke kamar dulu."

 

Setelah kembali ke kamar, Lisa langsung menelepon Adriel.

 

Adriel yang sedang mengemudi, tidak terkejut saat menerima telepon itu.

 

"Terima kasih, Adriel," kata Lisa.

 

Kalimat pertama yang Lisa ucapkan adalah terima kasih pada Adriel, ungkapan itu terdengar penuh haru.

 

"Aku hanya membantu semampuku saja," ucap Adriel.

 

"Bagaimana mungkin ini hal sepele? Kamu telah membunuh Wiryo untukku dan keluargaku. Ini adalah bantuan besar. Aku nggak tahu bagaimana cara membalas kebaikanmu," kata Lisa.

 

Dia memang sangat terharu, Adriel adalah pangeran tampan impiannya.

 

"Eh..."

 

Adriel terdiam, membunuh Wiryo memang membantu Lisa, tetapi itu bukan tujuan utama dia membunuhnya.

 

"Apa kamu punya waktu malam ini? Ayo ketemuan, aku ingin mengajakmu makan malam," kata Lisa.

 

Adriel ragu sejenak, lalu menyetujuinya.

 

Dia berpikir, jika pulang sekarang, mungkin Cheky akan datang memohon padanya.

 

Adriel sebenarnya menghargai Cheky dan menganggapnya sebagai orang tua, tetapi dia tidak ingin dengan mudah memaafkan Sri, jadi sebaiknya dia menghindar untuk bertemu dengannya.

 

Lisa menutup telepon dan segera berdandan, lalu mengganti rok panjang. Dia tidak berdandan terlalu mencolok, tetapi terlihat sederhana, elegan, cantik, dan menarik. Penampilannya menunjukkan semangat seni dan kecerdasan.

 

"Lisa, kamu mau pergi ke mana?" tanya Jesica.

 

"Ada sedikit urusan di luar," jawab Lisa acuh tak acuh.

 

"Kamu mau bertemu dengan teman sekelasmu yang bernama Adriel itu, 'kan?" kata Jesica. Dia memahami putrinya dan langsung mengetahui niatnya.

 

"Jangan pergi! Kamu cukup mengucapkan terima kasih melalui telepon saja dulu. Tunggu sampai situasi membaik. Kalau dia bisa bertahan dari balas dendam keluarga Kusuma, itu berarti dia mampu untuk melawan keluarga Kusuma. Nanti baru kalian bisa dekat lagi," kata Calvin.

 

"Aku sudah dewasa, bukan boneka kalian! Dulu, demi keluarga, aku bisa menuruti perintah kalian dan berkencan dengan Diro yang nggak aku sukai."

 

"Aku juga bisa mengorbankan tubuhku untuk menyenangkan Wiryo. Tapi sekarang, aku nggak mau lagi mendengar perintah kalian. Aku hidup untuk diriku sendiri, bukan untuk kalian."

 

"Aku nggak berutang pada keluarga ini, apalagi kalian semua," kata Lisa.

 

Anak muda yang berjiwa seni ini memiliki keyakinan dan prinsipnya sendiri.

 

"Beraninya kamu bicara seperti itu!" tegur Calvin.

 

Calvin sangat marah. Dia berdiri dan hendak menghajar Lisa, tetapi segera ditahan oleh Jesica.

 

"Kak, sebaiknya dengarkan kata-kata Kakek dan Ayah... " bujuk Idran, adik laki-laki Lisa.

 

"Kalau kamu berani melangkah keluar dari pintu rumah ini, jangan pernah kembali lagi! "kata Rogan yang duduk di sofa.

 

"Aku nggak akan menuruti siapa pun hari ini. Nggak ada yang bisa menghentikanku!" kata Lisa.

 

Setelah itu, dia pun pergi dengan membanting pintu, tanpa memedulikan keluarganya.

 

Dia telah membuat keputusan ini, tidak ada yang bisa menghentikannya untuk bertemu dengan Adriel. Bahkan jika mereka terpisah oleh gunung dan laut, dia juga akan meratakan semua hambatan itu!

 

"Idran, cepat pergi dan tangkap dia," teriak Calvin dengan marah.

 

Idran segera mengejar keluar pintu rumah, tetapi Lisa sudah masuk ke dalam lift. Dia tidak sempat untuk mengejarnya lagi.

 

Lisa duduk di dalam mobil, matanya sedikit merah. Hatinya merasa sangat sedih, perasaannya sangat rumit.

 

Namun, dia segera memantapkan kembali keputusannya dan tanpa ragu langsung mengemudi untuk menemui Adriel.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 215 Membakar Langit ~ Bab 215 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.