Membakar Langit ~ Bab 217

 

Bab 217

 

Bagaimana Adriel bisa mengecewakan permintaan dari gadis cantik?

 

Adriel tentu saja tidak lagi segan-segan. Dia menyetujui permintaan Lisa dan langsung masuk ke inti kegiatan.

 

Jika hal ini terjadi sebelum hari ini, menghadapi inisiatif Lisa, Adriel mungkin akan berpikir dua kali sebelum bertindak.

 

Namun, setelah berbicara dengan Gantra, pandangan Adriel berubah.

 

Sejak zaman dahulu, pahlawan banyak yang suka berfoya-foya. Manusia yang tidak berjiwa bebas akan sia-sia sebagai pemuda.

 

Setelah lama beraktivitas, Lisa merasa seluruh tubuhnya lemas seperti lumpur, bahkan rambut dan jari kakinya pun penuh dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Ada rasa kepuasan dan kebahagiaan yang tidak terungkapkan dalam hatinya.

 

Lisa berbaring malas di lengkungan lengan Adriel seperti kucing kecil dan menggambar lingkaran di dada Adriel dengan jarinya.

 

"Kamu hebat sekali. Jujur padaku, berapa banyak gadis yang pernah kamu ajak?" tanya Lisa.

 

Meskipun dia tidak memiliki pengalaman apa pun, tetapi dia merasa bahwa Adriel sangat terampil. Berbagai teknik dan posisi yang dia lakukan menunjukkan bahwa dia sangat berpengalaman.

 

"Saat ini, kamu adalah yang ketiga," jawabnya sambil mengelus rambut Lisa.

 

"Maksudmu, akan ada lebih banyak lagi di masa depan?" tanya Lisa dengan marah.

 

"Siapa yang tahu apa yang akan terjadi di masa depan?" ucap Adriel sambil tertawa.

 

"Pria sampah!" ucap Lisa.

 

Dia mendengus dingin, lalu mencubit pinggang Adriel dengan kuat.

 

"Aduh, sakit, sakit..." tangis Adriel sambil memohon.

 

"Aku akan membunuhmu," kata Lisa.

 

Meskipun Lisa sudah siap secara psikologis untuk menerima fakta bahwa pria seperti Adriel bukanlah pria yang bisa dia kendalikan sepenuhnya, tetapi dia tetap merasa sedikit cemburu dan kecewa di dalam hatinya.

 

Lisa tidak lanjut untuk membuat Adriel kesal, dia langsung membuka selimut dan pergi untuk mandi.

 

"Tunggu aku, kita mandi bersama," kata Adriel yang juga bangun dari tempat tidur.

 

"Nggak mau!" kata Lisa sambil mendecak dengan sedikit nakal.

 

"Semua yang harus dilihat sudah dilihat, bagian yang harus disentuh juga sudah disentuh, kamu masih malu denganku?" tanya Adriel sambil memeluk Lisa dari belakang.

 

"Diam, kamu menyebalkan sekali," kata Lisa sambil melepaskan diri dari pelukan Adriel, lalu dengan cepat masuk ke kamar mandi dan mengunci pintunya.

 

Adriel terpaksa harus menunggu sampai Lisa selesai mandi, kemudian dia pergi mandi sendiri.

 

Meskipun berada di hotel, Adriel tetap bangun tepat waktu, sementara Lisa tidur nyenyak dengan kepala bersandar di lengannya.

 

Karena baru saja meniduri Lisa, Adriel juga tidak enak hati untuk segera pergi. Dia diam - diam menarik lengannya, lalu mengenakan pakaian dan pergi ke atap hotel untuk berlatih.

 

Matahari sudah terbit, energi ungu datang dari timur. Adriel kembali membuka mata ganda untuk menyerap energi ungu.

 

Seiring penyerapan energi, mata ganda Adriel mengalami perubahan. Di dalam pupilnya muncul lingkaran cahaya ungu yang terlihat agak aneh.

 

Cahaya ungu ini terus menyusut, kemudian sedikit melebar. Di tengah kedipan mata, cahaya itu memancarkan kilauan yang tidak tampak seperti mata manusia biasa.

 

Beberapa saat kemudian, energi ungu di mata Adriel menghilang. Setelah menutup mata dan membukanya lagi, terlihat cahaya ungu samar-samar di dalam pupilnya.

 

"Akhirnya memasuki tahap kedua," ucap Adriel dengan senyum bahagia.

 

Tahap kedua mata ganda akan memiliki kemampuan gaib untuk mengingat dengan mudah, melihat melalui benda, dan meniru gerakan seni bela diri.

 

Bakat dan kemampuan luar biasa dari dua tahap pertama sebenarnya tidak menonjolkan keistimewaan mata ganda, tetapi jika dia berhasil mencapai tahap ketiga, maka akan terjadi perubahan kualitatif.

 

Tahap ketiga dari mata ganda akan menghasilkan kemampuan membaca pikiran, kemampuan mengendalikan pikiran, kemampuan menciptakan ilusi, kemampuan menghancurkan hambatan, dan sebagainya. Semua itu adalah kemampuan luar biasa yang sangat berguna.

 

Setiap perubahan yang dialami setelah mencapai tahap ketiga adalah loncatan kualitatif.

 

Setelah selesai berlatih, Adriel kembali ke kamarnya untuk mandi, dan Lisa pun bangun.

 

"Adriel, aku lapar," kata Lisa dengan manja sambil menunjukkan kepalanya di balik selimut.

 

"Baiklah, aku akan memberimu makanan," kata Adriel sambil menerkam ke tempat tidur.

 

Lisa segera menutupi dirinya dengan selimut erat-erat.

 

"Kamu menyebalkan sekali. Jangan nakal di pagi hari," katanya.

 

"Olahraga di pagi hari dapat membugarkan tubuh dan menambah kalsium," jelas Adriel sambil membuka selimut.

 

Dia langsung masuk ke dalamnya dan memeluk pinggang Lisa.

 

Pinggang yang ramping ini bukan hanya bagian yang menonjol di tubuh Lisa, tetapi juga bagian yang paling sensitif di tubuhnya. Dia seketika langsung menjadi lemas dan tak berdaya, hanya bisa dipergerakkan oleh Adriel.

 

Untungnya ini adalah hotel bintang lima dengan kualitas yang tinggi dan isolasi suara yang sangat baik, jika tidak, suara Lisa mungkin bisa terdengar jelas di lorong.

 

Setelah aktivitas ekstrim berakhir, Lisa memeluk Adriel dengan erat, membuat tubuh mereka saling menempel erat, seolah- olah ingin menghancurkan satu sama lain ke dalan tubuh mereka sendiri.

 

Setelah beberapa waktu, Lisa bertanya dengan suara lemah, "Kali ini kita nggak pakai pengaman, apa aku akan hamil?"

 

"Itu tergantung apa kamu ingin hamil atau nggak," kata Adriel sambil tersenyum.

 

Dia berguling dan berbaring di samping Lisa.

 

"Tentu saja aku nggak mau, jadi aku khawatir," kata Lisa.

 

"Jangan khawatir, aku punya solusi," ucap Adriel dengan lembut menyentuh wajah Lisa.

 

"Apa solusinya? Minum obat?" tanya Lisa.

 

"Mengonsumsi obat nggak baik untuk tubuh, bahkan lebih buruk," jawabnya.

 

Adriel kemudian mengangkat selimut, mengeluarkan jarum perak dari kantong di kepala tempat tidur, lalu meminta untuk Lisa berbaring.

 

"Apa yang ingin kamu lakukan?" tanya Lisa.

 

Dia terkejut ketika melihat Adriel mengeluarkan beberapa jarum perak yang panjang dan tipis.

 

"Aku tahu teknik jarum khusus yang dapat mencegah kehamilan," jelas Adriel.

 

"Benarkah? Kamu bukan dokter, jangan sembarangan. Aku paling takut disuntik sejak kecil," kata Lisa dengan curiga. Dia jelas tidak memercayainya.

 

"Jangan khawatir, keahlian medisku nggak ada tandingannya. Bukan hanya di Kota Silas, tapi juga di seluruh Provinsi Nambia," ucap Adriel dengan bangga.

 

"Omong kosong, kamu bukan lulusan kedokteran," kata Lisa yang makin curiga.

 

"Percayalah padaku, kapan aku pernah menipumu?" bujuk Adriel.

 

Lisa setengah percaya, dia kemudian menutup matanya dan berkata, "Baiklah, tapi jangan membuatku sakit."

 

Adriel dengan cepat menusuk beberapa titik akupunktur di perut kecil Lisa. Lisa menggigit bibirnya dengan erat dan tidak berani membuka mata. Tampak jelas bahwa dia memang takut pada akupunktur dan suntikan.

 

Untungnya, teknik jarum Adriel sangat cepat dan tidak sakit. Lisa akhirnya bisa bernapas lega.

 

"Aku akan mandi dulu, jarumnya bisa dicabut setengah jam kemudian," kata Adriel.

 

Ketika Adriel sedang mandi di kamar mandi, ponselnya di luar berdering.

 

"Adriel, ada yang meneleponmu," kata Lisa.

 

"Baiklah, biarkan saja," balas Adriel dari kamar mandi.

 

Lisa meraih ponsel di meja samping tempat tidur, dia hendak menutupinya agar tidak bergetar terus-menerus.

 

Namun, ketika Lisa mengambil telepon, dia melihat tampilan panggilan masuk menunjukkan nama Yunna.

 

"Yunna? Apa itu Yunna yang aku kenal?" Lisa tampak kebingungan.



Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 217 Membakar Langit ~ Bab 217 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.