Membakar Langit ~ Bab 220

 

Bab 220

 

"Itu sebenarnya nggak perlu, mereka adalah keluarga yang jujur dan sederhana, pasti nggak akan menerima hadiah yang begitu besar. Kalau nggak, aku sudah membelikan rumah besar untuk mereka," kata Adriel.

 

Adriel lanjut berkata dengan sedikit nada mengejek, "Aku sudah menemukan rumah yang cocok untuk mereka. Jika lancar, mereka bisa melakukan pemindahan kepemilikan rumah hari ini juga. Aku nggak menduga ternyata Nona Yunna juga seorang ahli cemburu?"

 

"Aku sejak kecil sudah cemburu, jadi hati - hati di masa depan," kata Yunna dengan penuh sombong.

 

Adriel menghela napas dalam hatinya, dia berpikir dalam hati bahwa tampaknya menjadi seorang pria dengan banyak wanita adalah hal yang tidak mudah dilakukan.

 

Wanita seperti Yunna selalu bertindak tegas, cerdas, kuat, dan agak dominan. Sulit untuk dikendalikan karena dia tidak akan memaafkan kesalahannya.

 

Dia harus menanggung beban yang berat di masa depan.

 

"Kamu suka cemburu, aku suka manis. Kita satu masam satu manis, benar-benar pasangan yang sempurna," kata Adriel dengan canda.

 

"Ternyata Pak Adriel yang selalu bertindak tegas dan tajam juga memiliki mulut yang begitu licik," balas Yunna dengan nada mengejek.

 

"Kamu nggak pernah mencicipi mulutku, kok tahu mulutku licik?" tanya Adriel.

 

Sambil bercanda dengan Yunna, Adriel memperhatikan gerakan Lisa di kamar mandi.

 

"Sudahlah, mari kita bicara tentang hal serius. Penyakit Nancy sudah hampir sembuh. Dia sangat berterima kasih padamu dan ingin mengunjungimu secara pribadi untuk mengucapkan terima kasih atas bantuanmu. Apa kamu ingin bertemu dengannya?" tanya Yunna.

 

"Nggak mau," tolak Adriel tanpa berpikir panjang.

 

"Mengapa?" tanya Yunna.

 

Yunna tidak menyangka Adriel akan menolak dengan begitu tegas. Awalnya, dia pikir Adriel akan setuju untuk menemuinya. Bagaimanapun juga, Nancy adalah garis keturunan langsung keluarga Juwana. Begitu Adriel bisa memiliki hubungan dekat dengan keluarga Juwana, pasti tidak akan rugi baginya.

 

Selain itu, dia juga pernah mendengar secara langsung dari percakapannya dengan Fahmi saat di rumah sakit sebelumnya, bahwa Adriel memiliki rencana untuk berteman baik dengan keluarga Juwana.

 

Karena ini, Yunna tidak menyangka Adriel akan menolak untuk bertemu dengan Nancy.

 

Adriel berkata dengan ekspresi serius, " Karena aku takut kamu akan cemburu."

 

"Hah? Hanya karena itu? Kamu serius?" tanya Yunna dengan menunjukkan ekspresi bahagia.

 

"Tentunya serius! Kamu beri tahu ke Nancy, aku nggak ingin bertemu dengannya. Tapi dia harus membayar semua biaya konsultasinya, nggak boleh dikurangi sedikit pun. Aku membutuhkan banyak bahan obat dengan usia tua. Contohnya rumput air liur naga berusia ratusan tahun, ginseng, dan ganoderma berusia ratusan tahun, serta akar wangi ungu dan lainnya," jawab Adriel.

 

"Selama itu adalah bahan obat yang berusia lebih dari seratus tahun, aku ingin semuanya. Sementara untuk berapa banyak jumlahnya, menurutku kamu seharusnya lebih pandai dalam menawar daripada aku dan dapat membuat keuntungan maksimal, ' kan?" sambung Adriel.

 

Tujuan langsung Adriel berhubungan baik dengan keluarga Juwana adalah untuk mendapatkan bahan-bahan obat yang berharga. Jika tidak, sulit baginya untuk mendapatkan bahan-bahan obat ini melalui dirinya sendiri.

 

Dengan peningkatan kekuatannya, bahan obat yang dibutuhkan untuk mandi obatnya makin banyak, sehingga keluarga Juwana adalah saluran obat yang sangat baik baginya.

 

"Kalau begitu, aku saja yang urus. Oh, ya, keluargaku juga memiliki beberapa bahan obat yang berharga. Nanti aku akan mengirimkannya kepadamu," kata Yunna.

 

"Kalau begitu, aku nggak akan berbasa-basi denganmu. Selama itu adalah bahan obat yang berharga, berapa pun itu, aku mau," jawab Adriel.

 

"Ada satu hal lagi, Cedric telah melihat kemampuan medismu, dia nggak mau pergi dari rumahku sekarang. Mungkin dia akan mengunjungimu untuk belajar tentang medis. Jika kamu butuh bahan obat yang berharga, aku akan memintanya membawa hadiah yang kamu inginkan sebelum dia berkunjung. Bagaimana menurutmu?" tanya Yunna.

 

"Kamu makin lama makin mirip istriku yang bijaksana. Apa lagi yang bisa kukatakan? Aku hanya bisa memujimu, pintar sekali!" kata Adriel dengan penuh pujian.

 

"Aku menerima pujianmu," kata Yunna sambil tersenyum.

 

Adriel melihat Lisa yang sudah selesai mandi dan sedang bersiap-siap keluar. Dia pun segera berkata, "Aku makan dulu, ya."

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 220 Membakar Langit ~ Bab 220 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.