Membakar Langit ~ Bab 226

  

Bab 226

 

Meski hati Lisa sakit dan cemas saat melihat keluarganya dipukuli, tetapi dia tidak bisa berbuat apa-apa. Bagaimanapun juga, orang di depannya adalah Janda Hitam!

 

Reputasi seseorang mudah tersebar di mana- mana. Di jalanan Kota Silas, nama Janda Hitam dikenal kejam dan menakutkan.

 

"Aku mohon, jangan sakiti mereka. Mereka benar-benar nggak ada hubungannya dengan Adriel," mohon Lisa dengan air mata yang mengalir di wajahnya.

 

"Dari nada bicaramu, mereka nggak ada hubungan dengan Adriel, tapi kamu ada hubungan dengan dia, bukan begitu?" ujar Janda Hitam.

 

Janda Hitam mengangkat satu kaki sambil menyalakan rokok. Dia duduk di sofa dengan aura berkuasa seperti seorang ratu.

 

"Aku... Aku memang punya hubungan dengannya. Kamu sudah menangkapku, jadi lepaskan keluargaku," kata Lisa.

 

"Jadi, sepertinya kami nggak salah menangkap orang. Karena kamu adalah wanita Adriel, keluargamu juga nggak bisa lepas dari tanggung jawab." kata Janda Hitam sambil tertawa dingin.

 

"Dasar kamu gadis bodoh! Aku sudah bilang berulang kali, tindakan Adriel yang melawan Bu Glenny itu nggak tahu diri. Dia cari mati sendiri. Aku sudah suruh kamu menjauhi dia, tapi kamu nggak mau dengar. Kamu mau membunuh kita semua, ya?" tegur Calvin dengan marah.

 

Menghadapi tuduhan dari keluarganya, Lisa juga tidak bisa membela diri.

 

"Jangan khawatir, sebuah keluarga harus utuh. Calvin, kamu masih punya seorang anak laki-laki, 'kan? Anak itu cukup cerdik, dia berhasil bersembunyi. Tapi dia nggak akan bisa kabur," kata Janda Hitam.

 

"Jangan sakiti keluargaku. Apa pun yang ingin kamu lakukan, lakukan padaku. Semua ini nggak ada hubungannya dengan mereka, "teriak Lisa dengan putus asa.

 

"Baiklah, aku akan memuaskan keinginanmu," balas Janda Hitam.

 

Janda Hitam mengangkat tangannya, berkata kepada seorang pria di sampingnya, "Seret dia ke bawah. Aku berikan dia pada kalían untuk bersenang-senang."

 

"Bukankah tadi kamu bilang akan menunggu setengah jam? Waktunya belum habis, apa kita nggak menunggu?" tanya bawahannya.

 

"Menunggu apanya? Apa ini pertama kalinya kamu bekerja denganku? Kapan aku pernah menepati janji omong kosong seperti itu? Lagi pula, belum tentu bocah bernama Adriel itu benar-benar berani datang. Meski dia datang, bukankah lebih menarik kalau dia melihat wanitanya dipermalukan ?" balas Janda Hitam.

 

Janda Hitam menunjukkan senyum dingin yang jahat di wajahnya. Tidak heran dia terkenal sebagai Janda Hitam yang kejam. Dia memang benar-benar berhati dingin dan kejam.

 

"Terima kasih, Bos," ujar anak buahnya.

 

Para anak buahnya sangat senang dan bersemangat.

 

Dua pria bertubuh besar segera berjalan mendekati Lisa.

 

"Jangan mendekat! Jangan sentuh aku!" teriak Lisa.

 

Menghadapi situasi seperti ini, wanita mana yang tidak takut?

 

Tentu saja, pria juga akan takut!

 

Lisa merasa ketakutan hingga wajahnya pucat. Dia tidak bisa membayangkan, jika dia diseret oleh pria-pria besar ini dan dipermainkan semena-mena, itu akan lebih menakutkan daripada dibunuh secara langsung.

 

Calvin dan Rogan melihat kejadian ini, tetapi mereka tidak berani bersuara sedikit pun. Mereka hanya bisa memalingkan wajah, tidak tahan untuk melihatnya.

 

Hanya Ibu Lisa, Jesica, yang tidak tahan melihat putrinya diperlakukan dengan begitu hina. Meskipun sudah dipukuli hingga wajahnya penuh luka dan mulutnya berdarah, dia terus berteriak dengan putus asa.

 

"Lepaskan putriku, kalian semua bajingan. Kalian nggak akan mati dengan baik!" teriak Jesica.

 

Lisa yang tangan dan kakinya diikat, tidak bisa melawan, hanya bisa berteriak sekuat tenaga.

 

"Plak!"

 

Seorang pria besar menamparnya dengan keras, membuat Jesica pingsan di tempat.

 

Janda Hitam membersihkan telinganya sambil berkata, "Terlalu berisik. Meski wanita ini usianya sudah cukup tua, dia masih terlihat punya sedikit pesona. Dia pasti seorang wanita cantik saat masih muda. Siapa yang berminat, bisa membawanya untuk bersenang-senang."

 

Meski Jesica sudah berusia empat puluhan, tetapi dia merawat dirinya dengan baik, sehingga masih terlihat awet muda dengan sedikit aura seorang istri keluarga kaya.

 

"Bos, aku suka yang seperti ini. Tapi karena kamu belum memberi perintah, aku nggak berani mengatakannya," kata seorang pria besar botak sambil menggosok tangannya.

 

Janda Hitam tertawa terbahak -bahak, lalu berkata, "Bagus, kamu punya selera yang bagus. Kalau begitu, dia untukmu."

 

Pria botak itu berterima kasih berulang kali, lalu berjalan menuju Jesica.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 226 Membakar Langit ~ Bab 226 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.