Membakar Langit ~ Bab 227

  

Bab 227                                            

 

Meskipun Calvin mengepalkan tinjunya, dengan wajah yang tampak marah dan penuh emosi, dia tidak berani bersuara. Dia hanya bisa menggertakkan giginya, menahan kemarahan.

 

Dia tahu, tidak peduli seberapa keras dia memohon atau melawan, semuanya akan sia -sia.

 

Ini adalah Janda Hitam. Dia tidak akan menunjukkan belas kasihan.

 

Saat Jesica hampir diseret pergi, tiba-tiba terdengar suara gaduh dari lantai bawah.

 

"Cepat pergi, lihat ada apa!" ujar seorang anak buah.

 

Janda Hitam mengangkat tangannya untuk menghentikan.

 

"Nggak perlu pergi melihatnya. Sepertinya Adriel sudah datang. Nggak disangka, dia benar-benar punya nyali untuk datang," ujar Janda Hitam.

 

Mata Janda Hitam bersinar, tampaknya dia menjadi makin bersemangat.

 

Jika Adriel tidak datang, justru dia akan merasa bosan. Dia berharap Adriel benar - benar datang.

 

Di lantai bawah Klub Malam Bintang, Adriel mengendarai mobilnya langsung menabrak masuk ke dalam lobi.

 

Saat itu masih sore, klub malam belum mulai beroperasi.

 

Adriel membuka pintu mobil, melangkah keluar, lalu menggunakan kekuatan penglihatan tembus pandang mata gandanya untuk mencari keberadaan Lisa.

 

Namun, mata gandanya yang baru berevolusi ke tahap kedua ini belum bisa melihat tembus pandang tanpa batas, masih ada jarak dan penghalang. Seperti jika ada tembok yang terlalu banyak atau terlalu tebal, Adriel tidak bisa melihatnya.

 

Adriel hanya bisa melihat langsung dari langit-langit ke lantai tiga.

 

Adriel tidak membuang waktu. Dia menemukan tangga, lalu langsung berlari ke atas.

 

Orang-orang di dalam klub malam jelas telah menerima perintah sebelumnya. Meski mereka melihat Adriel, mereka tidak mencoba menghalangi.

 

Bagaimanapun juga, pria itu adalah seseorang yang bisa mengalahkan ahli tingkat delapan dan mengklaim dirinya sebagai seorang mahaguru. Orang biasa tidak akan mampu menghentikannya. Mereka hanya akan menjadi korbannya saja. Janda Hitam pun tidak mau repot-repot dengan itu.

 

Adriel langsung berlari ke lantai tujuh, lantai paling atas.

 

Di pintu tangga, ada beberapa pria besar berpakaian hitam yang berjaga. Saat melihat Adriel, mereka langsung mengeluarkan pistol untuk menembaknya, jelas berniat membunuhnya tanpa basa-basi.

 

Adriel memiliki Teknik Peringan Tubuh dan seni bertarung tingkat tinggi, yaitu Jurus Tiga Ribu Halilintar. Meskipun para pria besar itu memiliki keterampilan menembak yang cukup baik, sangat sulit bagi mereka untuk mengenainya.

 

Selain itu, saat Adriel bergerak lincah dan gesit, dia mengayunkan tangannya, melemparkan jarum perak sebagai senjata rahasia.

 

Meski hanya sebuah jarum perak kecil, itu sangat mematikan.

 

Beberapa pria bertubuh besar itu tertembus jarum perak di jantungnya. Seketika, jantung mereka berhenti dan mereka pun mati. Sementara itu, pria lainnya matanya ditusuk hingga buta oleh jarum tersebut.

 

Lima pria besar itu sama sekali tidak bisa menghentikan Adriel.

 

Janda Hitam mendengar suara tembakan di luar. Dia menopang dagunya dengan satu tangan, lalu berkata kepada sekretarisnya, " Menurutmu, apakah bocah bernama Adriel itu bisa berjalan masuk ke dalam pintu ini dan berdiri di depanku?"

 

Sekretarisnya adalah seorang wanita yang memakai kacamata berbingkai hitam. Usianya sekitar dua puluh tahun lebih, bertubuh tinggi dan wajahnya cukup cantik.

 

Sekretaris itu menjawab, "Nggak bisa, kecuali dia benar-benar seorang mahaguru."

 

"Kalau dia bukan seorang mahaguru, aku akan sangat kecewa. Sia-sia saja semua rencanaku ini," kata Janda Hitam sambil menjentikkan jarinya.

 

Calvin dan yang lainnya juga mendengar suara tembakan di luar. Mereka tidak menyangka bahwa Adriel benar-benar akan melawan Janda Hitam secara langsung. Ini jelas adalah tindakan bunuh diri.

 

Tiba-tiba, terdengar suara keras. Pintu di lantai ketujuh terbuka dengan paksa.

 

Yang membuka pintu bukanlah Adriel, melainkan seorang anak buah Janda Hitam.

 

Setelah membuka pintu, dia jatuh ke lantai dengan beberapa tulang yang patah, langsung tewas di tempat.

 

Adriel tidak menunjukkan belas kasihan sedikit pun.

 

Karena mereka sudah langsung mengeluarkan pistol untuk menembak begitu bertemu, itu menunjukkan bahwa mereka memang berniat membunuhnya. Jadi, mengapa dia harus berbelas kasihan?

 

Adriel melangkah masuk ke dalam ruangan dari pintu.

 

"Kamu nggak berpikir kalau hanya dengan beberapa pecundang busuk di luar, serta beberapa senjata murahan, kamu bisa membunuhku, 'kan?" tanya Adriel.

 

Tatapan Adriel langsung tertuju pada Janda Hitam.

 

"Ternyata benar yang dikatakan orang- orang. Janda Hitam nggak hanya terkenal karena kekejamannya, tetapi juga sangat cantik, ya!"

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 227 Membakar Langit ~ Bab 227 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.