Bab 229
"Bajingan! Putriku benar-benar
buta hingga bisa bersama dengan orang sepertimu. Cepat mati saja, jangan
menyusahkan kami lagi," umpat Calvin yang sudah tidak tahan lagi.
Adriel tidak tergerak ataupun
memperhatikan Calvin, dia malah berkata pada Lisa, "Lisa, maafkan aku. Ini
satu- satunya pilihan yang bisa aku ambil. Jangan khawatir, aku pasti akan
membalaskan dendam untukmu."
Namun, wajah Lisa justru menunjukkan
senyum lega.
"Adriel, aku nggak
menyalahkanmu. Ini adalah pilihan yang paling tepat. Kalau aku jadi kamu, aku
juga akan melakukan hal yang sama," balas Lisa.
Lisa sangat memahami situasinya.
Meski Adriel menyerah, ditangkap, juga dibunuh, dengan cara Janda Hitam
melakukan sesuatu, mereka sekeluarga juga pasti akan mati. Tidak ada jalan
keluar dari masalah ini.
Adriel mengangguk sedikit. Dia
mengumpulkan energi sejati di pusat energinya, lalu menggenggam erat tinjunya.
Tatapannya penuh dengan niat membunuh, bersiap untuk membantai semuanya.
Jika Lisa mati, dia pasti akan
membunuh semua orang di sini dan menghancurkan seluruh Aliran Kusuma sebagai
pembalasan.
Pada saat itu, terdengar sebuah
suara.
"Glenny, aku sudah bilang trik
ini nggak akan berhasil padanya. Orang yang berlatih seni bela diri nggak akan
tertipu oleh hal semacam ini."
Bersamaan dengan suara itu, dua orang
pria muncul dari samping.
Mereka adalah murid senior di bawah
bimbingan Osman. Aric Valda si murid tertua, serta Arcie Wirona si murid kedua.
Meski Arcie adalah murid kedua,
bakatnya lebih tinggi dari yang lain. Dia adalah satu- satunya master tingkat
sembilan di bawah Aliran Kusuma.
Janda Hitam tidak marah karena
rencananya gagal, malah tersenyum sambil berkata, " Kalau dia benar-benar
menyerah, aku justru akan meremehkannya. Orang semacam itu nggak akan bisa
mencapai hal besar. Membunuhnya nggak akan memberi kepuasan apa pun."
Setelah berkata demikian, Janda Hitam
melambaikan tangannya. Orang-orang yang mengepung Adriel pun mundur.
Aric dan Arcie mulai menilai Adriel.
"Glenny bilang kamu adalah
seorang mahaguru, bahkan berani mengancam ingin menemui guru kami untuk
menuntut pertanggung jawaban. Anak muda, kamu cukup berani," kata Aric.
Adriel sudah sejak awal menyadari
keberadaan dua orang yang bersembunyi di belakang.
Di balik layar, selain Aric dan
Arcie, masih ada satu orang lagi yang belum muncul.
Dengan kemampuan penglihatan tembus
pandangnya, Adriel sudah melihat Osman duduk di sebuah ruangan meditasi di
belakang.
Namun, Osman saat ini masih belum
keluar.
Sebagai seorang mahaguru, dia tidak
akan turun tangan dengan mudah.
"Kalian berdua bukan
tandinganku, suruh Osman keluar. Kalau kalian berdua yang maju, kalian akan
mati," kata Adriel dengan nada dingin.
"Kamu belum pantas membuat
guruku turun tangan. Biarkan aku melihat, apakah kamu benar-benar seorang
mahaguru," ujar Arcie.
Arcie melangkah maju, mengambil
posisi awal untuk memulai serangan dengan Jurus Telapak Tiga Elemen.
Aric dan Wilsen sama-sama berada di
tingkat delapan, jadi dia jelas tidak akan turun tangan.
"Keberanianmu patut dipuji, tapi
pikirkan baik-baik. Kalau aku benar-benar seorang mahaguru, kamu akan mati
kalau menyerang."
Adriel memberikan peringatan dengan
nada dingin.
"Aku bertaruh kalau kamu bukan
seorang mahaguru! Meski kamu memang seorang mahaguru, aku yakin kamu nggak akan
bisa membunuhku," kata Arcie dengan penuh percaya diri.
Kemudian, dia segera memulai
serangannya.
Jurus Telapak Tiga Elemen mencakup
teknik pukulan dan gerakan langkah, dengan total delapan puluh satu teknik yang
dipadukan dengan perubahan langkah yang sangat canggih.
Adriel tetap berdiri diam di
tempatnya, menunggu serangan Arcie mendekat.
Adriel sebenarnya bisa mengalahkannya
dengan satu serangan, tetapi dia tidak melakukannya.
Karena pada saat ini, Osman juga ada
di sini.
Sebentar lagi, akan ada pertarungan
dengan Osman. Jurus Telapak Tiga Elemen begitu misterius, jadi Adriel
memanfaatkan kesempatan ini untuk memahami semua Jurus Telapak Tiga Elemen
milik Arcie agar nanti ketika dia menghadapi Osman, seorang mahaguru tingkat
lima, dia sudah siap dan tahu cara menghadapinya.
No comments: