Membakar Langit ~ Bab 234

  

Bab 234

 

Osman terluka. Kata-kata yang keluar dari mulutnya membuat Janda Hitam dan Aric menjadi makin terkejut.

 

Kata-kata dari seorang master puncak, seberapa besar hebatnya?

 

Di Kota Silas ini, belum ada seorang master puncak.

 

Di Provinsi Nambia ini, seorang master puncak adalah tamu yang diperebutkan oleh seluruh kekuatan besar. Statusnya benar - benar luar biasa.

 

"Master ... puncak? Kenapa Ayah bilang kalau dia itu master puncak? Itu nggak mungkin!"

 

Meskipun Janda Hitam sudah melihat banyak hal di dunia ini, dia belum pernah bertemu dengan seorang master puncak, apalagi mendengar tentang orang yang masih begitu muda sudah menjadi seorang master puncak.

 

"Telapak tangan yang dihantamkannya barusan mampu melukai guru melalui udara. Dia melepaskan energi sejatinya dan melukai orang melalui udara. Kemampuan ini hanya dimiliki oleh seorang tingkat puncak kebebasan."

 

Aric menjelaskan dengan bingung. Dia merasa sangat ketakutan di dalam hati. Jika dia benar-benar mencari gara-gara dengan seroang master puncak, seluruh Aliran Kusuma pasti akan hancur karenanya.

 

Satu kata saja dari seorang master puncak, Aliran Kusuma bisa langsung musnah olehnya.

 

Adriel tertawa dingin. Dia cukup puas dengan Teknik Tinju Membelah yang barusan dilancarkannya. Jika Osman memiliki kekuatan penuh, Teknik Tinju Membelah miliknya ini mungkin tidak akan bisa melukai Osman. Hal tersebut karena pada dasarnya Adriel belum mencapai tingkat yang sempurna dalam teknik tersebut dan kekuatannya juga masih kurang.

 

Osman sendiri juga langsung menyadari sesuatu. Sambil menekan dadanya, dia berkata, "Nggak. Ini bukan teknik milik seorang master puncak. Tapi, semacam seni bela diri yang mampu melukai orang dari jarak jauh."

 

"Sepertinya kamu belum sampai menjadi bodoh karena pukulanku."

 

Adriel juga mengakuinya sambil mencibir.

 

Namun, meski demikian, hal tersebut sudah cukup membuat Osman merasa takjub. Seni bela diri yang dapat melukai orang dari jarak jauh adalah seni bela diri tingkat puncak dan nilainya tidak dapat diukur.

 

Osman tidak pernah membayangkan jika Adriel akan memiliki kemampuan bela diri tingkat puncak.

 

"Kamu ternyata memiliki kemampuan bela diri tingkat puncak. Sepertinya bisa dipastikan kalau kamu memiliki latar belakang yang kuat. Kalau nggak, kamu akan bisa memiliki kemampuan bela diri tingkat puncak."

 

Pada saat ini, Osman menyadari jika dirinya bukan hanya kalah dalam hal kekuatan, tetapi juga kalah dalam hal latar belakang dan dukungan yang dimiliki. Dengan kata lain, meskipun Adriel yang memiliki kekuatan bela diri tingkat puncak ini bukan tandingan Osman hari ini, Osman tidak akan berani membunuh Adriel.

 

Hal ini membuktikan jika di belakang Adriel setidaknya ada seorang master puncak. Siapa yang berani mencari masalah dengannya?

 

Osman pun mengakui kekalahannya dengan sungguh-sungguh.

 

"Aku sudah kalah. Kalau kamu ingin membunuhku atau mencincangku, semua itu terserah padamu."

 

Mendengar kata-kata Osman ini, Janda Hitam dan Aric juga ikut menundukkan kepala mereka. Kali ini, keluarga Kusuma salah mengira orang yang lemah. Ternyata orang itu malah lebih hebat dibanding mereka.

 

"Membunuhmu? Nggak perlu sampai sejauh itu. Itu nggak perlu."

 

Adriel memang tidak berniat untuk membunuh Osman. Bagaimanapun, mereka tidak punya dendam di masa lalu dan tidak ada permusuhan baru-baru ini.

 

Mendengar hal tersebut, Osman pun menangkupkan kedua tangannya dan berkata, "Terima kasih atas toleransi Mahaguru Adriel. Aku meminta maaf karena sudah menyinggungmu sebelumnya."

 

"Aku menghargai permintaan maafmu itu. Tapi, aku ingin tahu sebesar apa kompensasi atau ganti rugi yang akan Mahaguru Osman berikan kepadaku?"

 

Adriel tidak sungkan-sungkan. Dia tidak datang ke sini tanpa tujuan. Ketika saatnya untuk meminta sesuatu, Adriel tidak akan ragu melakukannya.

 

Tidak perlu membunuh Osman, tetapi perlu memanfaatkan kesempatan ini untuk memerasnya.

 

Osman pasti lebih kaya darinya. Jadi, kapan lagi dia akan meminta sesuatu jika bukan sekarang?

 

Osman tertegun untuk sesaat. Dia hanya bermaksud meminta maaf dengan kata-kata yang diucapkannya tadi. Namun, Osman tidak menyangka jika Adriel benar-benar akan memanfaatkan kata-kata "permintaan maaf" yang diucapkannya itu untuk memerasnya.

 

Seseorang harus mengalah ketika dia berada dalam posisi yang tidak menguntungkan Osman sudah kalah. Jadi, dia tidak punya pilihan selain membiarkan Adriel memerasnya.

 

"Katakan saja, Mahaguru Adriel. Emas, perak, barang berharga, wanita cantik, semuanya bisa."

 

Namun, sebaliknya, Osman sendiri juga ingin mendekati Adriel dan mencoba menjilat Adriel.

 

Bukan untuk alasan yang lain. Semua itu hanya untuk mendapatkan dukungan dari master puncak yang berada di belakang Adriel. Jadi, menjilat Adriel juga merupakan hal yang sepadan.

 

Adriel tertawa terbahak-bahak dan melambaikan tangannya. "Itu terlalu biasa. Emas dan perak itu benda-benda di luar tubuh. Aku sendiri nggak kekurangan semua itu. Wanita cantik hanya akan memengaruhi kecepatanku dalam menarik pedang. Orang yang berlatih bela diri nggak boleh tergila - gila pada wanita."

 

"Apa yang Mahaguru Adriel inginkan?" tanya Osman.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 234 Membakar Langit ~ Bab 234 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.