Membakar Langit ~ Bab 235

  

Bab 235

 

Tidak menginginkan emas, perak, atau wanita cantik. Untuk sementara, Osman tidak tahu apa yang diinginkan oleh Adriel.

 

"Aku ingin tanaman atau mineral langka dengan efek khusus, obat-obatan yang sudah berusia ratusan tahun dan bahan obat langka. Mahaguru Osman seharusnya memiliki koleksi yang berharga, 'kan?"

 

Orang-orang yang berlatih seni bela diri membutuhkan benda-benda tersebut. Sekalipun Osman tidak mengerti cara berlatih dengan mandi obat, dia masih perlu mengonsumsi berbagai macam bahan obat yang berharga untuk menjaga kekuatan, energi dan darahnya.

 

"Tentu saja aku punya. Setelah aku pulang nanti, aku akan memeriksa dan menyiapkan semuanya. Besok, aku akan menyuruh orang untuk mengantarkannya kepada Mahaguru Adriel," kata Osman cepat-cepat.

 

"Oke. Aku nggak akan memperpanjang masalah yang sudah membuatku tersinggung ini. Tapi, masalah putrimu yang sudah menculik wanitaku masih harus diselesaikan dengan sejelas-jelasnya."

 

Setelah berkata seperti itu, Adriel langsung berjalan menghampiri Janda Hitam.

 

Glenny, si Janda Hitam yang terkenal dan ganas itu, sekarang tidak lagi menunjukkan sikap garang sedikit pun saat berhadapan dengan Adriel. Wajahnya tampak pucat dan sedikit ketakutan. Tanpa sadar, dia pun mundur ke belakang.

 

"Malhaguru Adriel, aku... "

 

Adriel tidak ingin Glenny bicara omong kosong. Itu sebabnya, dia langsung mencekik leher Glenny.

 

"Aku sangat membenci orang yang mengancamku dengan menggunakan keluarga dan teman-temanku. Kamu sudah membangkitkan amarahku, sialan!"

 

Meskipun Glenny memang cukup cantik, Adriel sama sekali tidak tergoda oleh kecantikannya. Bahkan, Adriel juga tidak merasa kasihan sedikit pun kepadanya. Adriel malah makin memperkuat cengkeraman tangannya dan mengangkat Glenny ke udara.

 

Kedua kaki Glenny menendang-nendang dengan panik. Kedua tangannya mati- matian meronta-ronta dan berusaha melepaskan diri. Rasa sesak mulai menyerang dan membuat Glenny merasa sangat takut.

 

"Lepaskan Glenny!"

 

Aric memang sudah menyukai Glenny sejak dahulu. Saat ini, melihat Glenny hampir mati di tempat, dia pun berusaha mati-matian untuk menghentikannya.

 

Adriel memelototinya dan mengerahkan energi sejatinya. Dia kembali menyerang dengan menggunakan Teknik Tinju Membelah, yang langsung membuat Aric yang berada di tingkat delapan itu menjadi terluka parah dan memuntahkan darah dengan begitu hebatnya.

 

Di ruang tunggu, keluarga Lisa melihat adegan di luar tersebut melalui celah pintu.

 

Terutama Calvin. Dia sama sekali tidak bisa percaya jika Janda Hitam yang terkenal kejam itu sekarang justru berada di bawah kendali Adriel. Bahkan, hidup dan matinya juga berada di tangan Adriel.

 

"Lisa, dia begitu hebat. Kenapa kamu nggak mengatakannya lebih awal? Kami semua jadi mengkhawatirkan hal-hal yang nggak penting."

 

Pada saat ini, sikap dan pandangan Calvin terhadap Adriel telah berubah sepenuhnya.

 

Bahkan, Osman sudah dikalahkan dan Janda Hitam juga berada di bawah kendali Adriel. Menurut Calvin, status Adriel di Kota Silas ini sekarang jauh melampaui keluarga Kusuma. Tidak ada seorang pun yang bisa menggoyahkan Adriel di Kota Silas ini.

 

Adriel adalah orang yang sangat hebat. Jika dia menjadi menantu Calvin, keluarga Lavali pasti akan mengungguli keluarga Kusuma dan menjadi keluarga kaya juga berkuasa nomor satu di Kota Silas.

 

Calvin merasa sangat bersemangat hanya dengan memikirkannya saja. Masa depan yang cerah!

 

"Aku sudah bilang. Tapi, apa kalian percaya? "tanya Lisa dengan dingin.

 

Lisa mencibir kelakuan kakek dan ayahnya yang mudah terpengaruh itu. Tentu saja, dia juga tahu apa yang sedang dipikirkan oleh ayahnya saat ini.

 

"Sebelumnya memang ada kesalahpahaman. Tapi, sekarang semuanya sudah berakhir. Kesalahpahaman itu sudah selesai. Kamu harus mempertahankan pria itu. Kamu nggak akan menemukan pria seperti itu di mana-mana. Keluarga kita nggak akan pernah keberatan dan pasti akan mendukungmu."

 

Calvin sudah mulai bermimpi untuk naik kelas sosial dengan cepat dan menjadi keluarga kaya juga berpengaruh nomor satu di Kota Silas.

 

"Lisa, dengarkan ayahmu baik-baik. Mulai sekarang, keluarga kita akan bergantung kepadamu. Tugas penting untuk memuliakan kehormatan nenek moyang keluarga Lavali juga akan diserahkan kepadamu."

 

Rogan mengelus janggutnya dan merasa sangat bangga.

 

Lisa tidak mengatakan apa pun untuk menyatakan sikapnya.

 

Di luar, Glenny makin dekat dengan kematian. Matanya tampak merah. Dia belum pernah merasakan sensasi sekarat seperti ini dan merasa sangat ketakutan.

 

"Mahaguru Adriel, tolong berikan aku kesempatan dan biarkan putriku pergi."

 

Osman tentu saja tidak akan tinggal diam ketika melihat putrinya akan dibunuh. Namun, jika dia memohon dari awal, itu juga tidak akan berguna. Jadi, dia hanya diam di samping sambil menunggu Adriel melepaskan amarahnya. Begitu Glenny sudah berada di ambang kematian, barulah dia akan memohon belas kasihan.

 

Bab Lengkap

Membakar Langit ~ Bab 235 Membakar Langit ~ Bab 235 Reviewed by Novel Terjemahan Indonesia on December 23, 2024 Rating: 5

Post Comments

No comments:

Powered by Blogger.